chapter 1🐺🐱

673 65 2
                                    

Jennie mencengkram kepalanya kuat-kuat ketika merasakan sakit yang luar biasa. Sebuah sinar yang sangat terang mendesaknya untuk membuka kedua irisnya. Ia paksakan dirinya untuk duduk dari posisi tidurnya. Matanya terus menyipit hingga sinar terang benderang itu hilang dari hadapannya.

Jennie mengedarkan pandangannya dan menyadari dirinya sedang berada di sebuah ruang inap rumah sakit.

"Astaga! Akhirnya kau bangun juga. Aku hampir berlumut hanya karena menunggumu bangkit, tahu!"

Jennie mengernyitkan keningnya ketika melihat seorang gadis -atau wanita?- yang sangat cantik berdiri di sisi kasurnya. Wajahnya sempurna tak bercacat dengan iris hitam yang memukau. Rambut pirang terurai begitu saja dan berhiaskan mahkota bunga berwarna hitam pekat. Perempuan itu memakai gaun hitam elegan sepanjang mata kaki. Gaun itu sendiri memiliki model yang biasanya dipakai oleh dewi-dewi Yunani Kuno. Kakinya yang kecil tak beralaskan apapun. Dan yang mengerikannya adalah, perempuan itu melayang. Benar-benar melayang.

"Kau siapa?"

Perempuan itu menepuk dahinya perlahan lalu tertawa sendiri, "Ah, maaf-maaf. Sepertinya aku membingungkanmu. Baiklah, perkenalkan. Aku Dewi Persephone. Yah, kau boleh memanggilku Lisa kalau kau mau."

Jennie memijit keningnya perlahan. "Apa kau bilang, tadi? Persephone?"

Persephone mendengus tak sabar. "Apa kau tidak pernah mendengar nama Dewi Persephone di mitos Yunani? Ya ampun, manusia jaman sekarang! Dengar, ya. Aku Dewi Persephone, istri dari lelaki menyebalkan yang bernama Dewa Hades atau kau bisa memanggilnya Haruto, sang Penguasa Dunia bawah. Mereka biasanya memanggilku Ratu dunia bawah."

Jennie merasa kepalanya pening mendadak. Otaknya berusaha mencerna semua perkataan sosok dihadapannya ini. Kalau ini mimpi, dia benar-benar ingin bangun sekarang juga.
.

.

.

Jeongwoo mengacak-acak rambutnya, kesal. Tak jarang ia mengerang frustasi. Ia tangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya dan menggosok-gosokkannya secara kasar. Pria itu benar-benar tidak memperdulikan orang-orang yang berlalu lalang didepannya, yang terus menatapnya dengan heran atau bahkan, iba.

Jeongwoo menghela nafas banyak. Otaknya masih dipenuhi oleh sosok kekasih -mantan kekasihnya, Rosé. Ia tidak mengerti. Mereka telah menjalin hubungan selama 3 tahun. Dan saat Jeongwoo pada akhirnya mempunyai kesempatan untuk melamar gadis itu dan membuatnya menjadi milik dia seorang, ia malah mendapati kenyataan kalau gadis itu ternyata, argh, telah dihamili sepupunya sendiri.

Tidak percaya, tentu saja. Gadis periang dan baik hati itu tidak mungkin melakukannya. Tapi setelah Jeongwoo membuktikannya sendiri dengan tes DNA, ia langsung meninggalkan gadis itu tanpa berkata apa-apa. Jeongwoo juga mendengar pengakuan Jisoo yang melihat Rosé selalu datang setiap malam ke kamar sepupunya Jimin, diam-diam. Masih terngiang dengan jelas ditelinga Jeongwoo bagaimana tangisan pilu Rosé untuk meminta Jeongwoo kembali. Tapi semua sudah terlambat.

Semua perempuan sama, batin Jeongwoo. Ya, semua sama-sama brengsek. Mereka selalu berteriak bahwa pria itu brengsek, tapi mereka tidak pernah melihat kaum mereka sendiri. Mereka hanya bisa menangis merengek dan bilang menjadi pihak tersakiti, tanpa pernah merasa bahwa mereka sendiri adalah para penyakit hati pria.

Kini Jeongwoo mendecih pelan. Sudahlah, untuk apa ia memikirkan perempuan itu. Lebih baik sekarang ia memfokuskan diri di kuliahnya dan serius menekuni perusahaan orang tua nya yang akan ia pimpin kelak.

Jeongwoo membuka kelopak matanya perlahan dan mulai menegakkan tubuhnya setelah sekian lama ia lemaskan. Pandangannya kini beralih ke arah orang -orang yang masih terus melewatinya dengan santai. Jeongwoo memang sedang berada di taman dekat Korea Tower, jadi wajar saja bila banyak orang yang tadi melihatnya frustasi.

A ghost, but not a ghost// Park Jeongwoo X Kim JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang