chapter 12🐺🐱

363 45 4
                                    


Jennie baru saja selesai memberikan pertolongan pertama pada pria paruh baya yang terkena kanker. Untuk pertolongan pertama bisa dilaksanakan dan ambulan segera datang, sehingga nyawa bapak tadi bisa terselamatkan. Setelah membersihkan tangannya dari darah, ya menemukan anak kecil yang tadi telah menariknya sedang bermain balon di sisi taman lain bersama beberapa anak lain.

Jennie menghampirinya. " hei, dik. Terima kasih telah memanggilku. Paman tadi akhirnya selamat." Ucap Jennie sembari tersenyum. Tangannya mencubit pelan pipi anak kecil yang tembem itu. Anak itu hanya mencengir lembar dan mengangguk penuh semangat.

"Tapi, darimana kamu tau Noona dokter?" Tanya Jennie penasaran

"Paman berwajah galak yang tidur disana menyuruh memanggil Noona, dia bilang Noona dokter hebat." Anak itu menunjuk ke sebuah kursi yang begitu Jennie kenal.

Jennie tertegun ketika melihat kursi taman itu telah kosong. Jennie segera pamit pergi dari anak tersebut setelah memberikan sekotak coklat dan segera berlari menuju kursi favoritnya itu. Sekarang baru jam 5, pria itu sudah tidak ada?

Benar saja bangku itu sudah kosong sesampai dia di sana. Tidak ada tanda-tanda pria itu. Jennie melempar pandangannya ke sekitar, tak melihat sosok pria tersebut. Jennie memutuskan untuk berkeliling, pria itu bukan hantu, jadi mustahil dia bisa hilang dengan mudahnya di taman seperti ini.

Jennie terus berkeliling mencari-cari. Dia hanya berpatokan dengan pemuda tinggi yang sepertinya sekitar 180 cm keatas. Matanya terus menjelajahi setiap sudut taman, bahkan ia mencari diatas pohon. Siapa tau pria itu merubah hobi tidurnya diatas pohon. Jennie tidak mungkin melewatkan kemungkinan itu.

Hampir saja ia putus asa, seketika ia melihat pria yang dia cari di taman ini sedang berjalan kearah air mancur taman. Jennie tak perlu melihat wajah nya ataupun mengukur tingginya untuk yakin kalau dialah pria yang Jennie cari sedari tadi. Jennie seakan tahu begitu saja.

"Tunggu!" Teriak Jennie kuat, membuat langkah pria itu terhenti persis 3 langkah di belakang pria itu.

Pria itu tidak menoleh ataupun menjawab panggilan Jennie. Dia hanya diam mematung.

"Bagaimana kau bisa tau kalau aku dokter?" Jennie bertanya tanpa basa basi. "Apa kau mengenalku? Apa kita saling mengenal?"

Pria itu tidak menjawab apapun. Dia terus terdiam.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Jennie dapat melihat dengan jelas kepalan tangan yang bergetar di sisi pria itu. Seakan menahan sesuatu meloncat dari tubuhnya. "Mungkin, saat kau bermimpi." Pria itu menjawab dengan begitu pelan, hingga Jennie harus melangkah mendekat untuk mendengarnya. Terlebih, pria itu tidak membalikkan tubuhnya sama sekali.

"Apa maksudmu?" Dan pria itu kembali diam.

"Hei, jawab pertanyaanku!" Jennie meraih tangan pria itu dan menariknya sehingga mereka berhadapan. Dan disitulah irisnya bertemu dengan iris pria itu yang memikat. Iris yang saat itu juga menariknya ke dalam sebuah lubang dalam yang membuka pikirannya.

"Kau bisa melihatku... Kalau begitu, kau pasti memiliki indra ke-enam."

"Aku harus mencari seseorang. Dan aku membutuhkan bantuanmu."

"Aku tidak akan menghabiskan waktuku untuk

membantu hantu!"

"Kau ingin mengusirku, ya?"

"Dia masih ada disini! Pergi!"

"Wah, aku merasakan sesuatu. Sejak kapan kau disukai Arwah?"

"Kurasa sepupumu lebih pintar menarik kesimpulan daripada kau,"

A ghost, but not a ghost// Park Jeongwoo X Kim JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang