Chapter 4 : Prasangka

761 117 84
                                    

Happy Reading

Hyunjin-ie 💕|Sorry Lix, malem ini gak bisa dulu ya?|Bunda minta aku buat pulang|Janji besok kita nonton bareng deh|Maaf ya, sayang|i love you ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin-ie 💕
|Sorry Lix, malem ini gak bisa dulu ya?
|Bunda minta aku buat pulang
|Janji besok kita nonton bareng deh
|Maaf ya, sayang
|i love you ❤

Felix menghela nafas membaca pesan spam dari Hyunjin. Ini sudah ke dua kalinya dalam seminggu ini Hyunjin membatalkan janji.

Ia tak marah.

Tapi kecewa jelas tak bisa ia hindari kala ia sudah menanti-nantikan waktu untuk mereka habiskan bersama.

"Felix! Mommy sama daddy pergi dulu ya? Kamu kalo jadi keluar jangan lupa kunci pintu!"

Seruan dari sang mommy dilantai bawah yang hendak pergi makan malam dengan kolega ayahnya hanya dibalas seruan 'ya' oleh Felix.

Semangatnya menghilang sudah setelah janji makan malamnya dengan Hyunjin dibatalkan secara sepihak begitu saja.

Ingin rasanya ia menghubungi Jeongin untuk mengalihkan melupakan sejenak rasa kecewanya, namun ia teringat jika Jeongin sedang berada dirumah neneknya yang tengah sakit saat ini.

Ia tak ingin mengganggu Jeongin dan membebaninya.

"Apa pergi ke kafe saja?" Gumamnya pada dirinya sendiri.

Felix akui, akhir-akhir ini ia jarang menetap di kafe hingga larut. Entahlah, pikirannya sedang dipenuhi oleh Hyunjin yang akhir-akhir ini makin sibuk.

Ah, ia jadi kepikiran Hyunjin lagi kan.

Mengabaikan pikirannya barusan, ia memilih mengganti pakaiannya dan meraih barang pribadinya.

Bermalam di kafe tak terdengar buruk sepertinya.

Bermalam di kafe tak terdengar buruk sepertinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Masa sih kak?"

"Iya, terus dia langsung bayar dong setelah mamanya marah-marah karena mergokin dia bikin ulah dikafe."

Lalu mereka tertawa bersama.

Felix tengah bercerita pada salah satu pegawainya mengenai kejadian beberapa bulan lalu saat seorang remaja urakan membuat ulah dengan membayar pesanan menggunakan uang palsu.

It Ain't MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang