01

356 23 0
                                    

________________________________________________

Note keras:// Ooc, kata tidak baku, dan perilaku atau sifat kenakalan remaja yang tidak boleh ditiru!//


Happy reading!

_______________________________________________

♪♪♪ Demi dirinya kau biarkan ku menanti...
Demi dirinya kau biarkan ku menangis...
Dan, kau takkan bisa lari, karena kuingin kau mati!....  ♪♪♪

"Ku ingin kau matiiii ... saja! Ku ingin kau matiiii ... saja! Ku–BANGSAT!"

"Berisik, njing!" Deidara memukul kepala pria bersurai perak di dekatnya dengan sangat kencang. Mau tak mau Hidan yang sedang asik bernyanyi lagu souljah itu menoleh padanya dengan raut wajah tak senang.

"Apasih, sat! Lu gak tau aja gue lagi bosen nih, nunggu rapat guru gak kelar-kelar." sungutnya sambil melepas earphone berwarna biru langit dari telinganya.

Deidara hanya mendengus lalu kembali melanjutkan tidur yang sempat terganggu.
Hidan terdiam sesaat sebelum akhirnya mencemooh karena pria pirang itu tidak menanggapinya.

"Anying dah, luh, cuman gitu doang!?"

Ia menggertak kan gigi lalu melihat ke sekeliling. Mendapati kelas yang cukup luas untuk menampung duapuluh orang anak itu sepi, hanya menyisakan ia dan sahabat pirangnya di sana.

Matanya lalu beralih melihat jam menunjukkan pukul sebelas siang—jam yang seharusnya diisi dengan kegiatan pembelajaran. Namun sedari bel pertama berbunyi tepatnya jam tujuh, pembelajaran pun tak kunjung di mulai. Itu di karenakan seluruh guru dan staff yang ada sedang mengadakan rapat bersama, akibatnya pembelajaran pun tertunda.

Sebenarnya Hidan tak masalah akan hal itu, murid pemalas dan nakal seperti dirinya tak munafik untuk senang mendengar hal tersebut. Namun alih-alih untuk senang, kini pemuda yang biasa nongkrong di pinggir jalan itu merasakan bosan karena tak bisa keluar dari gerbang sekolah.

Entahlah, kenapa para guru sangat pintar dan bersusah payah untuk menempatkan seluruh anggota OSIS disetiap dinding pembatas dan jalan tikus atau lubang-lubang kecil yang biasa ia dan temannya lalui untuk membolos.

Sebenarnya ia bisa saja menggunakan nama senioritas untuk menakuti para bocah itu, tapi mengurungkan niatnya ketika guru BK mendatangi kelasnya langsung dan memperingati secara khusus, jika ada yang melangkahkan kaki keluar dari gerbang sekolah, maka dipastikan nilai semester pertama tidak akan di berikan dengan baik.

Apalagi saat guru itu menatap tajam secara langsung pada dirinya seolah-olah mengatakan 'namamu sudah tercatat duapuluh empat kali di buku BK, jangan menambahnya menjadi duapuluh lima.'

Mengingat hal itu, membuat Hidan bergidik ngeri karena tahun ini, adalah tahun pendidikan terakhirnya. Walaupun bodoh dalam pelajaran dan sifatnya yang kelewat badung, tetap saja ia tak mau jika dirinya harus menetap di kelas duabelas dan melihat teman-temannya sudah naik ke jenjang lebih tinggi.

Terbesit di benaknya untuk memperbaiki diri mulai dari saat ini, namun tiba-tiba semuanya sirna saat Deidara membuka suara.

"Bro, ganggu orang pacaran yuk!"

Truth or Death | Naruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang