"Itachi, keputusannya sudah keluar. Tolong beritahu panitia siaran untuk umumkan di siaran dua jam lagi yah."
"Iya, pak."
♣♣♣
"Makasih bro! Untung ada lu, tadi gue gak bawa duit. Tapi tenang aja, nanti gue gantiin kok."
"Gak perlu. Itung-itung gue traktir lu."
"O-oh, makasih yah."
"Iya." Jawab Tobi yang sekarang tengah duduk di depan Deidara.
Pemuda berambut pirang itu awalnya ingin mengumpat ketika Hidan tak kunjung datang saat ia membutuhkannya untuk meminjam uang. Entahlah, ia tidak tau apa saja yang di lakukan brandalan itu di toilet hingga membuatnya begitu lama. Tapi sepertinya keberuntungan masih berpihak padanya.
Sasori dan Tobi—teman sekelasnya juga, kebetulan ada di sana. Sebenarnya ia tidak terlalu begitu dekat dengan Tobi, pria berambut hitam dengan badan yang lebih tinggi darinya. Namun siapa sangka jika pria itu menawarkan langsung agar dirinya yang membayar makanannya. Beda dengan Sasori yang tampak tak peduli padahal mereka berdua cukup dekat sekali. 'Emang temen lucknut'
"Nih," Sasori menyodorkan satu piring siomay pada Tobi, dan menyimpan satu piring lagi di hadapannya sendiri.
"Makasih." kata Tobi di balas deheman Sasori.
"Loh? Gue kok nggak?!"
Sasori menatap Deidara sebentar, "Beli aja sendiri. Gak usah manja." katanya.
"Babi."
Tobi terkekeh sedangkan Sasori sudah melahap siomay nya.
"Omong - omong, Hidan mana?" Tanya Sasori setelah meneguk air mineral di atas meja.
"Gak tau. Lagi coli kali," jawab Deidara acuh tak acuh.
"Tolol."
"Iya bener, soalnya dari tadi ke toilet kaga balik - balik." Deidara meyakinkan sambil melirik Tobi yang sekarang terkekeh lagi. Lalu kembali menatap Sasori. "Emang ada apa? Tumben lu nanyain dia. biasanya dia mati aja lu kaga peduli."
Sasori tertawa membuat Deidara mengerutkan keningnya.
"Nggak sih, cuman aneh aja. Biasanya kalau ada Setan satu, setan dua juga ada."
"Hah?" Deidara membeo namun sepersekian detik raut wajahnya berubah. "Anjing!"
Sasori tertawa lagi. Deidara mendelik, "Cringe anj!"
"Eh, tadi gue liat Konan sama Pein berantem. Ulah lu sama Hidan lagi yah," tebak Sasori yang sekarang tengah mengalihkan topik.
"Nggak. Hidan doang. Gue cuman makan."
"Seneng bener tu anak gangguin orang pacaran."
"Tau tuh, semenjak—
Brakk!
"Hallo brother! Gue ikut yah."
Sasori berdecak dengan Deidara yang sudah mendengus sebal sedangkan Tobi hanya tersenyum mempersilahkan.
"So kenal lu!" sungut Deidara.
"Balik kelas yuk! Di sini males, ada ketua OSIS." tambah Sasori.
"Segitunya amat dah," ujar Itachi yang tak lain dan tak bukan adalah ketua OSIS di sekolah mereka.
'Teman rasa musuh bagi anak-anak pelanggar aturan' adalah kalimat Hidan untuk mengartikan anggota OSIS. Namun daripada itu, sekarang dihadapan mereka ada sang ketua. Itachi Uchiha.
Sebenarnya mereka berteman baik dengan Itachi, namun akhir-akhir ini karena pria bermarga Uchiha itu semakin gencar melaporkan kegiatan nakal mereka pada sang Guru BK, jadilah teman rasa musuh diartikan dengan sebenarnya.
Terakhir kali, adalah kasus Deidara dan Sasori yang terpergok memanjat dinding sekolah saat bel pertama di mulai. Mau tak mau Itachi sebagai sang mata-mata guru melaporkan mereka berdua dengan senang hati pada guru kesiswaan.
"Sedih banget gue, di jauhin temen sendiri." ujarnya lagi mendramatisir.
"Mereka cuman becanda, iya kan?" tanya Tobi pada Deidara dan Sasori, namun diantaranya tidak ada yang menjawab membuat ia jadi malu sendiri.
Itachi berdehem mencairkan suasana. "Janji dah, terakhir ini gue gak bakal lapor-laporin kalian lagi," katanya terjeda melihat reaksi mereka yang hanya diam saja. "Terserah kalian, mau kabur - kaburan kek, bolos kek, ngerokok di belakang sekolah, tawuran, mabok - mabokan juga gapapa. Gue gak bakal laporin kalian ke guru lagi." tuturnya.
"Soalnya ..." Itachi tersenyum melihat mereka yang mulai penasaran.
"Soalnya gue dah cabut dari jabatan KETOS, yey!" [ketos: Ketua Osis]
"HAH?!"
"Yang bener lu?! Kok bisa? Lu pasti boong kan!?" Hidan datang tiba-tiba dengan serentetan pertanyaan ke wajah Itachi—teman dekatnya sebelum di pisahkan oleh status 'teman rasa musuh'.
"I-iya, anjir! Tapi jangan deket-deket juga muka lu nya!" balas Itachi sambil mendorong kepala Hidan agar menjauh dari wajahnya.
"Uwaw! Kok bisa sih lu cabut jabatan?" tanya Deidara sekarang mulai antusias.
"Ck, kalian gak tau? Hari ini, masa jabatan gue berakhir." jawaban Itachi membuat mereka kecewa. Kecewa karena mereka pikir pemuda itu memang benar-benar melepas jabatannya sendiri dengan alasan ingin berteman dengan mereka kembali.
"Ke kelas yuk!"
"Yuk ah! Males disini ada mantan KETOS!"
"Loh? Kok gitu sih, gue kan udah jawab jujur. Kalian sebenernya mau apa sih anjir?" Itachi semakin kesal karena mereka hanya diam, namun ia mencoba meredakan amarahnya.
"Karena hari ini jabatan gue berakhir, gue ada hadiah khusus buat kalian." ujarnya lagi.
Mereka tetap diam.
"Gue, udah sewa satu Villa buat kita liburan."
"..."
'Ding ... Dong ... Ding ... Dong ...'
'Selamat siang menjelang pulang, untuk seluruh siswa-siswi. Kami tim penyiaran memberitahukan bahwa liburan akhir tahun, akan dilaksanakan besok hingga awal tahun menjelang datang. Hasil keputusan sudah disetujui oleh panita rapat dan di tandatangani oleh kepala sekolah. Selamat libur satu bulan, jangan lupa di manfaatkan. Buah kelapa rasa pepaya, buah salak rasa kendongdong. Eh, kenapa gada suaranya? harusnya sorak dong!
'Ding ... Dong ... Ding ... Dong ...'
"YEAH! LIBUR!"
_____________________TBC_____________________
°°
°
Yey! Udah dulu becanda nya, selanjutnya kita mulai serius!—serius ke pelaminan!Komen yah, soalnya aku mau tau tanggapan kalian di setiap chapter truth or death ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Death | Naruto
Gizem / Gerilim[MISTERY / THRILLER] and [ Horor ] Siapa sangka, liburan akhir tahun ini membuat Naruto menentukan pilihan untuk pergi berlibur bersama teman-teman kakaknya Sasuke -yang tentunya ia dan sahabatnya itu membawa kekasih mereka untuk ikut berlibur bersa...