04

105 16 3
                                    


"Besok kita libur, kamu mau jalan?" tanya Naruto sambil memakaikan helm ke kepala kekasihnya.

Hinata tersenyum, "Gimana kamu aja, aku ikut."

"Gimana kalo, aku main kerumah kamu Yang? Sekalian ketemu calon mertua," Naruto terkekeh membuat Hinata tersipu malu.

"Kamu, bisa ajah. Aku mau sih bawa kamu ke rumah, tapi kamu tau kan, Kak Neji?" kata Hinata sambil membelai pipi dengan tiga garis melintang.

"Aku gak mau, karena aku bawa kamu ke rumah, Ayah aku jadi tau kalau kita pacaran dan pastinya nanti Ayah minta aku putusin kamu. Aku gak mau kita putus." tutur Hinata dengan raut wajah lembut dan serius.

Naruto terdiam sesaat lalu tersenyum hangat dan membelai tangan Hinata yang ada di pipinya.

Ia mengangguk. "O-oke ... Kalau gitu, ayo kita pulang! Nanti keburu hujan." sahutnya sambil  memakai helm ke kepalanya.

Naruto langsung menyalakan motor yang tengah di duduki nya. Membuat Hinata berinisiatif untuk segera duduk dibelakang nya.

"Eh, tunggu dulu Yang!" sahutan Naruto membuat Hinata tidak jadi menaiki motornya.

"Ini ... Pake dulu jaket aku, takut nanti di jalan kehujanan." ujarnya sambil membuka jaket yang ia kenakan dan memakaikan nya langsung di tubuh Hinata. Untuk keduakalinya perempuan itu tersipu lagi.

"Kenapa diem aja? Ayo naek!"

♣♣♣

"Tenang aja, gue yang bayar semuanya. Villa, makanan, transportasi, biar gue yang tanggung. Kalian cuma harus bawa baju aja." ujar Itachi menjelaskan.

"Bener lu yah? Gratis!" Deidara memperjelas.

"Dasar si muka gratisan! Modal dong! Pantes aja lu jomblo seumur hidup, keluar duit dikit aja kaga mau. Kalo gitu, mana ada cewek yang mau deket sama lu!" cerocos Konan pada Deidara.

"Lah! Orang Itachi yang bayar, napa lu yang sewot!" balas Deidara tak kalah sewot.

Kini, mereka sedang berada di dalam kelas. Sedangkan murid lain, sudah pulang sedari tadi. Jadilah Konan sendiri perempuan di sana yang kadang ada murid lain melewati kelas mereka.

"Udahlah anjir! lu berdua kek kucing sama anjing dah!" ujar Sasori sambil menempelkan upil pada punggung Hidan di sebelahnya, yang tentunya hal itu tidak di ketahui sang empu.

"Jangan! Jangan kucing sama anjing. Kucing terlalu lucu." sahut Hidan.

"Terus apa?"

"Anjing sama bagong! Konan jadi anjingnya, Deidara jadi bagongnya."

"Babi!" maki Deidara membuat yang di sana tertawa kecuali Konan tentunya.

"Haha ... Jadi, bener yah! Semua ikut. Lu juga Tob! Ngikut ajah, gapapa." ujar Itachi di balas anggukan ragu dari Tobi. Pasalnya pemuda pendiam itu tidak terlalu dekat dengan teman-teman Sasori.

"Lah! Gue berarti sendiri ceweknya?"

Pein melirik Hidan, Hidan melirik Deidara, Deidara melirik Itachi, Itachi melirik Sasori, dan Sasori melirik Tobi yang hanya melongo sambil membeo, "Hah?"

Truth or Death | Naruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang