PAGI ini Taeyong terbangun dengan mata bengkak karena menangis semalaman tanpa henti, namun entah kenapa ada perasaan lega di dalam hati yang tidak bisa di ungkapkan melalui kata-kata. Seperti beban yang selama ini tertahan di dalam hati menghilang begitu saja, tanpa jejak. Ada damai yang membuat Taeyong memasang senyum kecil, ia sudah berhasil melepaskan seseorang yang menyakitinya meskipun itu tidak mudah.
Sungguh, keputusan yang ia buat semalam adalah yang terberat, hatinya sama sekali tidak mengizinkan hal tersebut karena Taeyong masih ingin bersama Jaehyun. Namun ia juga perlu memikirkan tentang dirinya sendiri, just love yourself before you love others. Waktu yang berlalu di antaranya bersama Jaehyun menyimpan luka yang tidak pernah berhasil Taeyong ungkapkan, ia menahannya selama ini, membuat dirinya menjadi tidak karuan.
Menghela napas dalam, Taeyong beranjak dari kasur dan berjalan menuju dapur. Hatinya memang tidak pernah bisa berbohong, mendengar keputusasaan Jaehyun semalam berhasil meruntuhkan pertahanan yang sudah ia bangun dengan susah payah. Sebenarnya Taeyong sangat ingin memberi kesempatan kedua untuk Jaehyun, kembali bersama lelaki bermarga Jung itu dan merasakan kebahagiaan. Tapi, sungguh, ia merasa tidak nyaman.
Benar, berpisah adalah keputusan terbaik yang berhasil Taeyong ambil dalam jangka waktu dua hari. Karena jika ia memikirkan hal tersebut terlalu lama, Taeyong pasti akan ragu dan berakhir mementingkan orang lain di banding dirinya sendiri.
"Hyung, kau baik-baik saja?" tanya Mark yang sedang duduk di ruang tengah, cukup terkejut melihat mata Taeyong yang sembab, "apa ada yang menyakitimu?"
Taeyong tersenyum, ia duduk di samping Mark dan memeluk adik kandungnya itu. "Sudah tidak ada yang menyakiti Hyung sekarang."
Kening Mark berkerut dalam, sudah tidak ada? Apa sebelumnya ada seseorang yang menyakiti hati Taeyong? Namun meskipun ia merasa bingung, Mark tetap membalas pelukan Taeyong dan memberikan usapan lembut di punggung si lelaki yang lebih tua.
"Tapi, apa Hyung baik-baik saja?"
Taeyong menempelkan pipi di bahu Mark dan memejamkan mata. "Huum, tidak pernah sebaik ini."
Mark menghirup napas panjang sebelum mengangguk pelan. "Aku bersyukur bila Hyung baik-baik saja. Tolong katakan padaku jika ada seseorang yang menyakiti Hyung."
"Memangnya apa yang akan kau lakukan?"
"Hm, memberinya pelajaran?"
Taeyong menegakkan tubuh dan menatap lurus wajah tampan Mark. "Pelajaran apa?"
"Mungkin matematika cocok untuk membuat otaknya berasap?"
"YA!" sungguh, Taeyong kira Mark akan menggunakan jurus bela diri untuk membelanya, "kau benar-benar!"
Tidak ada yang bisa Mark lakukan selain tertawa geli, ia mengusak gemas surai cokelat Taeyong. Sebenarnya Mark ingin bertanya apakah mata sembab Taeyong ada hubungannya dengan Jaehyun? Namun lebih baik ia menyimpan pertanyaan itu sendiri untuk sekarang.
Taeyong mengerucutkan bibir dan berbaring di atas sofa; menjadikan paha Mark sebagai bantalan. Hari ini ia terpaksa izin dari pekerjaan, memangnya siapa yang ingin melihat seorang model dengan tampang menyedihkan? Tentu tidak ada, Taeyong enggan merusak citra yang sudah ia bangun secara susah payah.
"Kita harus pergi bersama hari ini, apa kau memiliki acara?" tanya Taeyong yang kini menatap wajah Mark dari bawah.
"Aku memiliki tugas yang perlu di kerjakan secara berkelompok, jadi sepertinya aku akan pergi ke rumah temanku."
Tidak asyik! Padahal Taeyong membutuhkan seseorang yang bisa di ajak bicara dan menghabiskan uangnya seperti Mark!
Mendengus kesal, Taeyong akhirnya bangun dari posisi berbaring. "Hmph, lebih baik Hyung mandi!" setelah mengatakan itu ia meninggalkan Mark yang tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Casanova《Jaeyong》✔
Fanfiction[Romance] [M] Jung Jaehyun; CEO in Jung Corp, who had the nicknameㅡcasanova. •BXB || YAOI || HOMO || GAY •Jung Jaehyun x Lee Taeyong •Don't read if u don't like