Part 22

41.6K 6.2K 465
                                    

TAEYONG keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil di kepala, jam yang menempel di dinding menunjukan pukul sepuluh malam. Iris hitamnya menatap lurus pada kasur, memerhatikan Jaehyun yang tertidur lelap seraya memeluk erat guling miliknya.

Oh, Taeyong baru saja pulang tiga puluh menit yang lalu setelah makan malam dan menghabiskan waktu bersama Winwin, tentunya tanpa Yuta; ia tidak ingin mengajak sepupunya yang mesum itu.

Tangan Taeyong begerak untuk mengusak rambutnya yang sedikit basah menggunakan handuk kecil, ia berjalan dan duduk di sisi kasur seraya memeriksa ponsel. Ada beberapa pesan dari Winwin yang menanyakan apakah ia sudah sampai di rumah atau belum, temannya itu memang sangat perhatian! Tanpa menunggu lama Taeyong membalas pesan Winwin lalu menaruh handuk di atas nakas, rambutnya sudah cukup kering.

Hari ini cukup melelahkan, Taeyong membahas kontrak kerja bersama seniornya; Oh Sehun dan mereka membicarakan banyak hal. Seperti mengenang masa-masa kuliah. Lalu Taeyong mengunjungi agensinya untuk bertemu Winwin, setelah itu mereka pergi bersamaㅡmeninggalkan Yuta yang bersumpah serapah karena Taeyong menculik kekasih manisnya.

Menghela napas dalam, Taeyong membaringkan tubuh di atas kasur dan memejamkan mata. Ia sudah tidak mempedulikan fakta bahwa Jaehyun tertidur di kasurnya. Terkadang Taeyong heran, tidak bisakah Jaehyun pulang ke tempatnya sendiri dan tidak mengganggunya?

"Hey.."

Taeyong menolehkan kepala, menatap Jaehyun yang menatapnya dengan sendu. Lelaki bermarga Jung itu menyingkirkan guling dan bergerak mendekati Taeyong, memeluk si cantik tanpa ragu. Hidung Jaehyun mengendus leher serta bahu Taeyong, menghirup aroma sabun yang segar.

"Ada apa?" Taeyong membiarkan Jaehyun memeluknya, ia kembali memejamkan mata dan menyamankan posisi tidur. Suhu tubuh Jaehyun terasa lebih hangat, mungkin karena Taeyong baru saja mandi?

Jaehyun bergumam tidak jelas, satu kakinya menindih dua kaki Taeyong dengan tangan yang memeluk erat pinggul si lelaki cantik. Mata Jaehyun terasa berat, namun ia juga merindukan Taeyong.

"Tidurlah." ujar Taeyong akhirnya.

"Kau sudah makan?" suara Jaehyun terdengar sedikit serak, ia mengecup lembut bahu Taeyong, "aku memesan banyak makanan, kupikir kau akan pulang lebih cepat."

Kening Taeyong berkerut, merasa aneh karena Jaehyun lebih memperhatikannya. "Sudah, bersama Winwin. Tapi aku sempat memakan sisa lasagna di lemari pendingin."

Jaehyun tersenyum, ia mengeratkan pelukan. "Itu bagus," matanya terpejam. "Bagaimana pertemuan dengan Direktur Rixxus?"

"Biasa saja." sungguh, kenapa Jaehyun terdengar seperti kekasih yang baik? Menanyakan kegiatan Taeyong dan sebagainya, terasa tidak wajar.

Bukannya Taeyong tidak suka, hanya saja ini sedikit tidak normal. Mana mungkin Jaehyun mempedulikannya? Lelaki tampan itu hanya ingin memakai tubuh Taeyong.

"Hm.." Jaehyun bergumam, ia mengecup singkat pipi dan sudut bibir Taeyong, "aku menyukai aroma tubuhmu."

"Karena aku baru saja mandi, Jaehyun."

"Ya, aku menyukainya."

Taeyong mendengus, ia membalikan tubuh dan membelakangi Jaehyun, membiarkan si lelaki bermarga Jung memeluknya dari arah belakang. Ia bisa merasakan tangan Jaehyun yang mengusap perut rampingnya secara perlahan.

"Jaehyun, aku memikirkan sesuatu." gumam Taeyong yang kini membuka kedua mata, ia bisa merasakan napas hangat Jaehyun menerpa tengkuk.

"Apa?" tanya Jaehyun penasaran, ia semakin mengeratkan pelukan hingga punggung Taeyong menempel di dada bidangnya, oh, Jaehyun tidak lagi membutuhkan selimut.

Casanova《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang