Mampir jangan lupa
Pagi yang cerah, secerah suasana hati pria mungil yang sepanjang koridor rumah sakit tak pernah berhenti menyunggingkan senyumnya, langkahnya dipercepat, membuat chenle sedikit terusik, ia jadi terbangun
"Ma ma"
Renjun tertegun "eoh bangun?" Gumam renjun, chenle tersenyum buat renjun tersenyum juga, lihatlah ibu dan anak ini terlihat bahagia sekali
Gimana ga bahagia? Pagi-pagi sekali ia mendapat telpon dari mama doyoung kalau jeno sudah sadar, jeno sudah sadar sekali lagi jeno sudah sadar, tanpa pikir panjang renjun langsung bergegas menuju rumah sakit, chenle yang masih tertidur pulas pun ia langsung membawanya, ia merindukan sosok pria yang selalu membuatnya bersemu merah itu, suaminya kembali
Ceklek
Baru saja renjun akan membuka pintu, tangannya gemetar, doyoung sudah keluar duluan "sini mama yang bawa chenle dulu, jeno rewel banget dari tadi pengen ketemu kamu" Renjun tersenyum, memberikan chenle pada mama doyoung, ia masih berdiri di balik pintu, kenapa rasanya segugup ini? Renjun menarik nafasnya dalam, membuangnya lalu tersenyum mantap, ia memegang gagang pintu lalu mendorongnya, hal pertama yang ia lihat adalah..Renjun langsung lari menghampiri brankar, berhambur kepelukan sosok pria yang sudah 5 bulan ini ia tak bersamanya, renjun rindu, sangat rindu, setelah 5 bulan ini ia tak merasakan usapan lembut ini pada punggung juga rambutnya, renjun merindukan semua hal yang biasa ia lakukan dengan jeno
"Aku merindukanmu hiks"Jeno, pria itu tersenyum hangat, mengecup kepala renjun berkali-kali, kalian pikir dia juga tidak rindu? Jeno sangat rindu, ia sudah berjalan terlalu jauh, untuk saja ia ingat pada renjun hingga ia kembali "aku juga" Gumamnya, keduanya mengeratkan pelukannya, seakan renjun ingin menempelkan tubuhnya pada tubuh jeno, ia tak mau melepaskan pelukan hangat ini
Jeno melepas pelukannya, memegang wajah renjun yang terlihat makin tirus saja "kamu kurusan ya" Renjun menggeleng, sungguh ia tak memedulikan itu sekarang, renjun mengangkat tangannya untuk mengusap wajah Jeno yang juga terasa makin tirus saja
"Kamu juga hiks"
Jeno terkekeh, ia mengelap air mata itu, tak memberikannya mengotori wajah indah ini, jeno tersenyum hangat, ia menarik tengkuk renjun, mempertemukan kedua belah bibir yang cukup lama tak bertemu, rindu.. Itulah alasan mereka sekarang, saling memagut bibir yang sudah cukup lama mereka tak rasakan
Sensasi hangat juga mengocok perut masing-masing, jeno menyesap bibir itu kuat, betapa rindunya dia dengan rasa candu ini, renjun pun begitu, menyesap bibir yang terasa kering itu, mencoba untuk membasahinya, ahh begitu manis, masih terasa seperti dulu, renjun memeluk jeno semakin erat, semakin memperdalam ciuman mereka sampai lidah ikut andil, mereka rindu, sangat! Jadi biarkan mereka menghabiskan waktu berdua hari ini
"Mama... Kenapa mata icung ditutup sih"
"Kita pulang cung, jenguk paman jeno nya nanti aja, dia lagi dikasih makan"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Huang to Be Lee
Fanfiction"Marga Gua Huang! bukan Lee" "tapi lo udah jadi istri gua!" hidupnya berubah, ketika tiba-tiba saja ia ditarik orang yang tak dikenal lalu diseret menuju gereja,seakan ia hidup didunia dongeng, ia Menikah dengan orang yang bahkan sama sekali tidak i...