Chapter 3

2.9K 194 26
                                    

    Suasana sarapan pagi ini begitu tenang tanpa suara. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring. Hingga terdengar suara seseorang memecahkan suasana tenang itu,

"Sayang, maafkan aku tidak bisa berlama-lama tinggal di rumah karna pekerjaanku" kata kang seulgi pada Jimin yang sedang memperhatikan anak tirinya memakan sarapannya tanpa nafsu.  Jimin hanya berdehem menjawab perkataan istrinya itu.

"Jam berapa berangkat?" Tanya Jimin pada seulgi yang akan berangkat hari ini ke Jepang  hendak melakukan pemotretan mengisi majalah untuk edisi terbaru.

Seulgi mengatakan akan berangkat pukul 10 pagi nanti. Sedikit awal agar dia bisa pergi belanja sebentar ke mall.

" mmm.... sayang uang belanjaku sudah mulai menipis ak-"

"Aku baru saja mengisi rekening mu, belanja lah sepuasnya" kata Jimin menghentikan ocehan seulgi yang membuat dia sedikit muak.

Seulgi tersenyum sangat lebar lantas memeluk tangan kanan Jimin sambil bergumam terima kasih. Sekali lagi Jimin hanya bergumam terlalu malas untuk menjawab.

Yoongi hanya diam memperhatikan sepasang suami istri di depannya. Betapa beruntungnya sang mommy memiliki suami seperti ayah tirinya itu karena selain kaya juga selalu memberikan apa yang seulgi inginkan. Sedikit iri tapi merasa tidak pantas mengirikan hal tersebut. Makanan di depannya bahkan membuatnya tidak berselera padahal semuanya merupakan kesukaannya. Kadang Yoongi heran entah karna kebetulan atau tidak tapi setiap hari makanan yang disajikan para maid adalah makanan favoritnya sehingga membuat dia selalu menghabiskannya. Kecuali pagi ini hanya 2 sendok yang sukses masuk ke dalam mulut mungilnya membuat Jimin yang ada didepannya sangat khawatir.

"Habiskan sarapanmu Yoongi" kata Jimin lembut membuat seulgi heran lantas mengalihkan perhatiannya pada Yoongi.

"Aku sudah kenyang dad, aku akan menunggu daddy selesai makan" kata Yoongi bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju pintu bermaksud menunggu Jimin selesai makan di dalam mobil yang akan mengantarnya ke sekolah.

Tak sampai 5 menit Jimin sudah keluar dari rumah menuju mobil tempat Yoongi menunggunya. Melihat Yoongi bermain ponsel tanpa memperhatikan sekelilingnya. Kemudian sang supir melajukan mobil mewah itu menuju sekolah Yoongi juga kantor tempat Jimin bekerja. Tidak bekerja sepenuhnya karna dia hanya memberi tandatangan pada setiap dokumen yang ingin dia setujui.

"Kau sakit?" Tanya Jimin sambil menyentuh wajah kecil Yoongi yang sedikit pucat.

Yoongi terkejut karena terlalu fokus bermain ponsel sampai tidak menyadari Jimin yang memperhatikannya sejak tadi.

Yoongi menggeleng kemudian mengatakan pada Jimin dia hanya tidak berselera entah karna apa?

Kembali memfokuskan diri pada ponsel kesayangannya sambil membalas pesan masuk dari teman-teman sekolahnya.

Teman-teman??

Ya, setelah menuntut ilmu selama 2 bulan di sekolah baru membuat dia mempunyai banyak teman tidak hanya si imut jeon. Dan semuanya sangat akrab padanya. Kadang-kadang mereka pergi keluar sepulang sekolah dan kembali sebelum pukul 8 malam. Tak ingin mengulang kesalahan yang sama seperti kemarin dan membuat ayah tirinya marah.

Lama merenung membuat perjalanan mereka tidak terasa. Yoongi mendekat pada Jimin bermaksud menunggu kecupan lembut di kening yang setiap pagi Jimin berikan padanya. Jimin hanya menghela nafas pasrah melihat sikap Yoongi. Masih khawatir karna Yoongi tidak menghabiskan sarapannya pagi ini. Membawa tangannya ke belakang kepala Yoongi kemudian menariknya mendekat dan memberikan kecupan lembut disana.

"Katakan padaku apa yang kau inginkan. Jangan di tahan-tahan aku akan memberikannya pada mu" kata Jimin setelah melepas kecupannya.

Yoongi tersenyum manis dan memberikan ciuman lembut pada pipi kiri Jimin kemudian keluar dari mobil menuju sekolah besarnya.

My posesif daddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang