Chapter 8

2.5K 133 6
                                    

     Suara barang berpecahan terdengar jelas dari dalam sebuah kamar besar dan mewah. Si pelaku yang tak lain Park Yoongi mengamuk diikuti teriakan yang memekakkan telinga bagi siapapun yang berada di sana. Bahkan terdengar sekilas isakan kecil dari bibir mungil pemuda manis itu.

Para Bodyguard dan beberapa maid yang berada di balik pintu merasa sangat khawatir takut majikan kecil mereka menyakiti dirinya sendiri. Tentu mereka tahu apa yang sudah terjadi karena mereka menyaksikan sendiri pertengkaran sepasang kekasih itu.

Sementara tersangka yang sudah membuat kucing kecilnya mengamuk terlihat menyibukkan diri di ruang kerja di dalam rumah mewahnya. Tidak peduli sama sekali walau beberapa Bodyguard sudah melaporkan keadaan Yoongi yang mengamuk.
Sudah menebak apa yang akan terjadi saat dia mengatakan asal mula pertengkaran mereka.

Suara ketukan pintu terdengar membuat pria tampan itu mengalihkan perhatiannya seakan memang menunggu laporan selanjutnya yang akan dia terima. Saat dia mengatakan agar si pelaku yang mengetuk pintu itu masuk, tampaklah seorang Bodyguard pribadi Yoongi dengan wajah khawatirnya.

"Kami tidak lagi mendengar suara teriakan tuan muda. Benar-benar hening!! Kami takut terjadi sesuatu padanya!" Bodyguard tersebut bahkan tidak bisa mengontrol suaranya yang terdengar khawatir.

Park Jimin sang tersangka utama hanya bisa menghela nafas pelan beranjak dari sana menuju kamar besar mereka. Para pelayan yang melihat kedatangan majikan mereka menghela nafas lega karena pada akhirnya Jimin mungkin akan menenangkan Yoongi di dalam sana.

"Buka pintunya!!" Perintah Jimin membuat seorang pelayan mengambil kunci cadangan dari dalam laci. Yoongi memang sengaja mengunci pintu dari dalam karena tak ingin melihat siapapun terutama jmin.

Pemandangan pertama yang mereka lihat saat ini adalah suasana kamar yang begitu berantakan dengan pecahan kaca yang berserakan di lantai.

Yoongi???

Kalian tidak akan menyangka karena pemuda manis itu sedang meringkuk di atas tempat tidur sambil memeluk boneka beruang hitam seakan tidak terjadi apapun. Dia bahkan masih memakai bathrobe yang dia pakai sehabis keluar dari kamar mandi tadi sore.

Jimin berjalan cepat menghampiri kekasihnya yang tadinya mengamuk kini tertidur dengan suara rengekannya. Beberapa bercak darah terlihat sekilas di atas seprai putih membuat Jimin khawatir dan mendapati sumbernya ternyata telapak kaki mungil nan mulus kekasihnya.

Jimin bisa menebak beberapa pecahan kaca masih tersangkut di telapak kaki kekasihnya itu. Diangkatnya Yoongi dalam gendongannya membuat si manis terbangun dari tidur dan,

"Daddy lepas!!" Yoongi berontak minta dilepaskan.

"Panggilkan Seokjin! Cepat!!!" Jimin bahkan tidak bisa mengontrol suaranya yang gemetar karena terlalu khawatir.

Seharusnya dia belajar dari kejadian kemarin. Tidakkah dia ingat saat Yoongi nekat kabur dari rumah karena ulahnya. Dia melakukan kesalahan yang sama. Dan Yoongi kembali terluka.

Yoongi berusaha melepaskan diri dari Jimin yang menggendongnya posesif keluar dari kamar menuju kamar tamu si sebelah kamar mereka.
Jimin menurunkan Yoongi di kasur lalu berlari mengambil kotak P3k.

Karena merasa belum puas mengeluarkan semua kekesalannya Yoongi turun dari tempat tidur berencana meneruskan kegiatan mengamuknya yaitu menghancurkan kamar mereka. Masih ada beberapa vas bunga kecil yang masih utuh yang belum sempat dia pecahkan tertunda karena mengantuk yang menyerangnya tiba-tiba. 

Tetapi belum sempat melewati pintu kamar, tubuhnya kembali diangkat menuju tempat tidur.

""LEPAS Hiks!!!" Rasa marah juga sedih terdengar dari mulutnya membuat Jimin memeluknya berusaha menenangkan.

My posesif daddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang