XP-4

482 93 8
                                    

"Eehh??? Jadi ini hari terakhir Kita-san di klub volly?"

Kita menganggukkan kepalanya, dipandanginya seluruh team anggotannya yang kini berkumpul disana.

"Aku mengundurkan diri, terlebih karena kondisiku yang seperti ini. Lalu aku mengangkat Atsumu sebagai kapten kita selanjutnya"

"Eeh?!"

"Ha??!"

Atsumu menunjuk dirinya sendiri dengan pandangan tak percaya, mulutnya bahkan terbuka lebar karena begitu terkejut.

"Kita–"

"Besok kamu resmi menjadi kapten ini dan sebagai terakhir kalinya aku sebagai kapten silakan pemanasan karena kalian akan berlari sejenak seperti biasanya"

Kita meninggalkan tempatnya, dengan segera memasuki gudang peralatan yang ada di sudut ruangan meninggalkan anggota teamnya yang masih shock atas apa yang baru saja ia katakan.

Seruan tak percaya masih terdengar, beberapa ada yang memberi selamat pada Atsumu karena ia yang pilih langsung oleh Kita.

"Selamat Tsumu, kau berhasil maju selangkah dariku" Osamu merangkul bahu abangnya, sebuah senyum yang jarang ia perlihatkan kini terulas di wajahnya atas apa yang baru saja Atsumu dapatkan.

Atsumu mengangguk, ia segera berdiri dan menatap semua anggota team.

"Baik semua seperti perintah Kita-san tadi ayo kita pemanasan dan berlari!"

"Osh!!"

****

"Hati-hati kalian"

Kita melambai dari dalam gedung, ia yang baru saja mengenakan tabir surya serta meminum obatnya di gudang melihat anggotanya yang mulai berlari.

Suna adalah yang terakhir berlari, ia masih menunggu Kita sampai keluar dari gudang untuk memastikan kekasihnya itu tak apa.

"Suna, berhati-hatilah nanti"

Suna memberikan jempolnya, ia bersiap keluar dari gedung olahraga jika saja Kita tidak tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang dengan erat.

"Aku menyukaimu Suna, selalu dan sampai kapan pun. Bahkan saat maut memisahkan aku percaya kita akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya"

Suna menoleh, ia kemudian mengelus perlahan lengan Kita yang memeluk erat pinggangnya tersebut.

"Aku juga Kita-san"

Perlahan Kita melepaskan pelukannya, setitik air mata yang jatuh segera ia usap agar Suna tak melihatnya.

"Suna, janji padaku ya belikan aku tahu goreng lagi nanti"

"Tentu, akan aku belikan sepuas Kita-san"

Kita mengangguk dan dengan begitu Suna kemudian mulai berlari meninggalkan gedung olahraga dengan Kita yang justru menangis dalam diam sendirian.

****

Tak seperti biasanya, padahal jam sudah menunjuk ke pukul 3 sore namun cuaca di luar masih lah cerah dan panas.

Semburat kuning yang biasanya terlihat pun tak ada tergantikan dengan cerahnya matahari seolah hari masih lah siang.

Anggota yang lain telah sampai, mereka nampak kelelahan setelah memutari kawasan sekolah mereka. Kita yang melihat itu berinisiatif memberikan handuk serta botol minum mereka.

Sunburn (SunaKita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang