Hello its A, dont forget to click vote and comments something for this chapter, love you.
Happy Reading!!
Playlist 🎵 : Truce - Twenty One Pilots
Valerie Hanson mengikat surai rambutnya kuat-kuat. Sedari tadi, angin musim panas terus mengganggu tatanan rambut berwarna merah setengah punggungnya itu yang digerai rapih. Lengannya lalu melanjutkan memetik senar-senar gitar, hingga menimbulkan bunyi nyaring yang merdu jika di dengarkan.
Tapi sayang sekali, tidak ada yang mendengarkan itu. Wanita itu sedang berada di sebuah bukit maple yang letaknya berada di bagian selatan dermaga Peaks. Setelah kelasnya selesai beberapa jam yang lalu, wanita itu langsung menarik pedal gasnya lalu pergi menuju bukit ini. Mobilnya ia simpan di dekat dermaga, dan sisa perjalanannya ia lakukan dengan berjalan kaki.
Ibunya, Amanda Hanson benar-benar wanita yang sangat menyebalkan. Ia tidak pernah melepaskan Valerie agar memilih jalan hidupnya sendiri. Sedari kecil, Valerie selalu harus mengikuti kelas kesehatan hingga sampai saat ini. Ia bahkan mengambil jurusan kedokteran di universitasnya sekarang dan bahkan itu seakan masih belum cukup bagi Amanda. Ia masih saja memaksa Valerie untuk berhenti dari komunitas musik di kampusnya dan menggantinya dengan les anatomi.
Valerie mengerang kesal, bukan karena memikirkan tentang ibunya lagi tapi karena Oscar sialan Matthew. Musuh bebuyutannya yang mengambil jurusan musik serta pemain biola dan piano paling handal di kampus. Pria bermata hijau zamrud itu sama saja dengan Amanda, selalu membuat Valerie menarik uratnya kesal begitu mereka bertemu.
“Andai Amanda dan Oscar tidak pernah ada di dunia ini la la la la ...” Valerie mulai mengalunkan nada-nada dari mulutnya.
“Maka aku akan hidup dengan bahagia ho ooo ooo.”
Dan suara nyaring dari telepon berhasil mengganggu fokusnya. Ia menatap layar ponsel, lalu mendengkus tak suka begitu melihat nama siapa yang tertera disana sebagai panggilan masuk.
Oscar Bajingan!
Valerie menekan tombol merah pada ponselnya hingga suara nyaring itu berhenti. Namun tak berapa lama kemudian datang satu pesan dari Oscar yang membuat Valerie membelalakan matanya kesal.
Kau akan menyesal jika tak datang kemari dalam tiga puluh menit. Aku sedang bermain-main dengan kekasihmu sekarang.
Ia lantas menekan tombol call dan mencoba menghubungi pria itu setelah sebelumnya memasukkan gitar pada tas dan bergegas pergi menuruni bukit.
“Aku akan benar-benar membunuhmu jika kau tidak segera menyimpan biolaku pada tempatnya!”
Kekehan mengejek terdengar di seberang sana. Dan Valerie mengepal lengannya kuat. Ia bersumpah akan membunuh Oscar dengan menendang tulang selangkang pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDADE
Romance"My Love, won't die. Althougt I'm leaving you someday." Di tahun terakhir kuliahnya, Oscar Matthew harus menerima kenyataan jika dirinya mengidap kanker pankreas stadium tiga. Seluruh mimpi yang sudah ia tata sedemikian rapih tandas begitu saja kare...