BAB IV - BROKEN DREAMS

93 7 0
                                    

Hello its A, dont forget to click vote and comments something for this chapter, love you..

Happy Reading!!

Semesta memberikan masalah pada setiap manusia dengan cara yang berbeda, porsi yang berbeda dan keadaan yang berbeda. Namun memiliki sebuah tujuan yang sama, sebuah pelajaran—

Hari selasa, tepat satu minggu setelah Oscar mendapatkan diagnosisnya dari dokter Harry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari selasa, tepat satu minggu setelah Oscar mendapatkan diagnosisnya dari dokter Harry. Ia tidak pergi lagi kerumah sakit setelah itu, hanya meminum beberapa obat pereda nyeri dan anti depresan yang dikirim dokter Harry sebagai bentuk khawatirnya pada putra teman pria itu.

Dokter Harry dan ayahnya Erick berteman sangat baik sejak dulu, mereka adalah sahabat yang terpisah setelah keduanya lulus kuliah di universitas yang sama di London. Lalu dua tahun yang lalu, dokter Harry memutuskan untuk bermigrasi ke Charlottetown bersama istrinya Bella dan kedua anaknya yang tidak Oscar ketahui namanya.

Pria itu memandangi seragam basket yang terlipat rapih di atas ranjangnya, seharusnya hari ini Oscar kembali mengikuti latihan untuk turnamen dua minggu lagi. Namun sejak pagi perutnya kembali sakit dan menjalar hingga ke punggung. Ia sudah meminum pilnya, namun hal itu tidak terlalu membantu.

Lalu tak berapa lama pintu ruangannya terbuka, menampakkan Nathalie yang sudah rapih dengan pakaian kantornya dan satu piring omelet yang masih sedikit mengepul. Oscar tersenyum kecil, tangannya lalu mengambil seragam basket itu dan memasukkannya pada tas.

“Tidurmu baik?” Tanya Nathalie sambil menyimpan piring omeletnya di meja nakas.

“Tentu saja, ibu.” Jawab Oscar, yang pada kenyataannya adalah tidak.

Sejak saat kejadian di meja makan tempo lalu, Nathalie berubah seratus delapan puluh derajat menjadi seorang ibu yang perhatian pada Oscar. Ia tak pernah absen menyiapkan sarapan sehat pada Oscar dan mengingatkan pria itu untuk meminum obatnya tepat waktu. Ayahnya tak jauh berbeda, Erick tidak lagi pulang terlalu larut dan sering menghabiskan waktu bersama Oscar selepas pulang kerjanya entah itu menonton pertandingan olahraga di televisi atau sekadar bermain play station bersama sampai Nathalie menyuruh keduanya untuk segera tidur.

Oscar paham betul, jika kedua orang tuanya mungkin menyalahkan diri mereka sendiri karena tidak pernah bersikap sehangat itu setelah kepergian Olivia ke Ottawa. Erick cenderung menjaga jarak dengan Oscar, meskipun terkadang ia menyempatkan waktunya untuk menonton turnamen basket pria itu atau pertunjukkan orkestarnya di pentas universitas. Dan Nathalie, ia seperti kehilangan putrinya dan berubah menjadi wanita karir yang gila kerja.

Tidak ada yang memperhatikan Oscar selain dirinya sendiri sejak saat itu, entah apa yang salah tapi kepergian Olivia berhasil mengubah hidupnya juga dan hubungan bersama kedua orang tuanya.

Nathalie membenarkan tatanan rambut putranya yang sedikit berantakan, lalu mengecup kening pria itu dan tersenyum hangat setelahnya.

“Pergilah ke kantorku setelah kelasmu usai. Aku akan mengantarmu kerumah sakit untuk checkup.”

SAUDADE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang