BAB VI - PROMISE ME A DINNER NIGHT

120 8 0
                                    

Hello its A, dont forget to click vote and comments something for this chapter, love you.

Happy Reading!!

"Jangan mundur dari kontesmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan mundur dari kontesmu."

Kalimat itu langsung terdengar begitu Oscar menekan tombol hijau pada ponsel miliknya. Valerie Hanson sepertinya mabuk berat hingga mau menghubungi Oscar terlebih dahulu,terlebih lagi memintanya untuk tidak mundur dari kontes. Pablo pasti mempersembahkan minuman paling mahalnya pada Valerie.

"Aku penasaran apa yang akan kau lakukan setelah sadar nanti Valerie. Kau menghubungiku, dan kalimatmu itu terdengar seperti menyemangati aku agar tetap menjadi rivalmu di pentas nanti."

"Aku berharap jika saat ini aku memang benar-benar mabuk. Seharusnya Pablo memberiku minuman yang lebih baik dari ini."

Oscar tak menjawab, perutnya tiba-tiba terasa nyeri lagi. Bernard mendekati pria itu, namun Oscar menahannya dengan mengangkat sebelah tangan meminta Bernard untuk menunggu Oscar hingga pembicaraannya dengan Valerie selesai.

"Dengar, aku akan berhenti dan menyerah dengan musik. Kau tidak perlu bersikap bodoh dan mundur dari kontes nanti. Berjuanglah sampai kau terlihat seperti kerasukan. Hingga sampai saat itu, aku mungkin tidak akan memiliki alasan apapun lagi untuk membencimu karena iri."

"Jika dipaksa berhenti dari mimpi akan terasa semenyebalkan ini, aku tidak akan pernah berani memintamu untuk mundur dari kontes, maafkan aku."

Oscar masih belum menjawab, ia lantas menerima obat pereda nyerinya dari Bernard dan meminum itu dengan satu tangan yang masih memegang ponsel.

"Astaga, aku benar-benar mabuk! Apakah kau setidaknya bisa datang kemari dan menghiburku? Kenapa disaat seperti ini kau malah menghilang. Bagaimana dengan cederamu?"

"Baik. Aku baik-baik saja." Balas Oscar dengan susah payah, tubuhnya tib-tiba menggigil hebat setelah meminum obat dari Bernard. Ia menarik selimutnya hingga menutupi dada, namun telinganya masih dengan setia mendengarkan Valerie.

Diseberang sana Valerie tengah menghapus air matanya karena tidak ada siapapun yang bisa ia ajak bicara, termasuk Thomas dan Bernard yang keduanya mematikan ponsel mereka tanpa sebab. Hanya tersisa beberapa orang di la boisson karena waktu sudah menunjukkan pukul dua malam. Valerie tidak tahu harus pergi kemana, tapi ia bersumpah tidak akan pernah kembali kerumahnya bersama Nathalie.

"Oscar apa aku perlu memanggilkanmu dokter?" Bisik Bernard. Wajah Oscar terlihat memerah dan pucat pasi. Bernard bukan tidak bodoh, ia juga tahu jika pria itu tengah menahan sakitnya seperti di kedai tadi. Namun yang berbeda, sekarang Oscar seperti menahan itu karena Valerie. Jika tebakannya benar maka Oscar menyukai Valerie dan tidak ingin wanita itu tahu menahu soal keadaannya saat ini.

Oscar menggeleng pelan, lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Dan hal itu membuat Bernard bingung harus melakukan apa.

Jadi ia pergi, menyusul Thomas agar segera kembali.

SAUDADE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang