Sunoo tidak bisa fokus pada tugas sekolahnya. Suara ringisan Heeseung membuatnya merasa terganggu. Sunoo cukup terkejut karena mendapati kakaknya terluka begitu tiba di rumah.
Penasaran dengan apa yang terjadi, namun Sunoo enggan untuk bertanya dan memilih untuk tidak peduli.Di sisi lain, Heeseung mengerjakan tugas sekolahnya dengan tangan kiri yang sesekali memegangi luka-luka yang ada di wajah karena terasa nyeri dan perih. Dia kira, begitu sampai rumah, Sunoo akan terlihat khawatir. Namun, kenyataannya, adiknya itu bersikap seolah tidak mempedulikannya, seperti biasa.
Heeseung tentu saja sedih dan merasa kehilangan sosok adiknya yang dulu begitu menyayanginya. Namun, Heeseung tersadar bahwa dialah yang menyebabkan semuanya menghilang. Dia tahu betul bahwa Sunoo masih kecewa padanya dan belum bisa memaafkannya meski sudah delapan bulan berlalu.
“Berhentilah meringis, Hyung membuatku tidak fokus!” Sunoo menegur sambil melirikkan mata. Terlalu malas untuk menolehkan kepalanya.
Heeseung yang mendapat teguran itu segera meminta maaf.
“Hyung akan belajar di luar, fokuslah pada tugasmu,” kata Heeseung. Dia menutup buku catatan dan buku paketnya, lalu beranjak dan pergi ke luar rumah.
Setelah kakaknya itu keluar, Sunoo langsung menenggelamkan wajah pada lipatan tangan. Dia merasa kasian, tapi rasa kecewanya mengalahkan rasa kasian itu.Heeseung melanjutkan tugasnya sambil duduk di sebuah bangku yang ada di luar. Beberapa saat mengerjakan tugas, kepalanya menengadah ke atas. Malam ini, langit tidak terlalu dipenuhi bintang, namun cahaya bulan membuat malam ini tidak terlalu gelap.
“Ayah, Ibu. Aku harus melakukan apalagi agar Sunoo tidak membenciku?”
***
Hari ini, Sunoo mendapat nilai tertinggi lagi di kelasnya karena semua jawaban pada tugas benar semua. Perlu diketahui, Sunoo maupun Heeseung adalah anak yang cerdas. Keduanya mendapat beasiswa hingga bisa terus bersekolah di SMA Si Hyuk. Oleh karena itu, Heeseung merasa sangat bersyukur. Dengan begitu, dia tidak terlalu memikirkan biaya untuk sekolah.
“Lain kali aku akan menyontek saja padamu agar mendapat nilai tinggi juga,” ujar Niki yang tempat duduknya berseberangan dengan Sunoo. Guru yang tadi mengajar sudah keluar, jadi Niki berani mengatakannya.
“Jika kau ingin nilai tinggi, tentunya harus belajar, bukan menyontek. Jika menyontek, nanti ketika ada ujian, kebodohanmu akan terlihat,” jelas Jungwon dari tempat duduknya yang ada di belakang Sunoo.
“Jungwon benar, kau perlu banyak belajar. Jangan bermain game terus,” timpal Sunoo yang sangat menyetujui ucapan Jungwon.
Niki mendengus sebal, dia malah mendapat wejangan dari temannya padahal ucapannya tadi hanya bercanda.
“Sunoo-ya, apa pagi ini kau sarapan?” tanya Jungwon.
Sunoo mengangguk. Tadi pagi, begitu Sunoo bangun, sarapan untuknya sudah tersaji di meja kecil. Kakaknya sengaja membeli menu makanan agar dia mau memakannya dan tidak melewatkan sarapan pagi.
“Bagus kalua begitu, jangan pernah telat makan.”
“Eo.”
***
Heeseung menyimak obrolan teman-temannya yang sedang membicarakan rencana liburan
musim panas nanti, mengingat sebentar lagi libur musim panas tiba.“Ayo pergi ke pantai,” ajak Sunghoon.
“Aku suka itu. Sepertinya akan menyenangkan jika kita pergi ke pantai.” Jongseong menyetujui ajakan Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PRECIOUS HYUNG
Fanfiction‹ 𝐏𝐑𝐄𝐂𝐈𝐎𝐔𝐒 𝐇𝐘𝐔𝐍𝐆 › ft Enhypen ❝Maaf karena menjadi kakak terburuk di dunia.❞