05 - lembar kelima

1.5K 269 21
                                    

Heeseung terus berjalan di trotoar. Seharusnya dia pulang ke rumah setelah selesai mengajar Bora, namun karena berniat untuk mencari lowongan pekerjaan, akhirnya dia berkeliaran malam ini. Heeseung menoleh untuk melihat toko-toko yang dia lewati, siapa tahu membutuhkan tenaga kerja.

Karena tak memperhatikan langkah, tanpa sengaja dia bertabrakan dengan seseorang yang berjalan berlawanan arah. Heeseung langsung meminta maaf, namun sedetik kemudian dia ditunjuk oleh orang itu.

Eooppa yang waktu itu, ‘kan?”

Heeseung menekuk alis. Orang itu mengenalinya, dan dia juga merasa pernah bertemu dengannya sebelumnya. Tapi di mana?

“Aku orang yang kau tolong waktu itu. Kau menyelamatkanku dari kakak kelas nakal itu.”

Heeseung mencoba mengingat, sampai akhirnya teringat akan kejadian di mana dia babak belur karena menolong seorang siswi sekolah yang dirundung dan hendak dilecehkan.

Ah ya, aku ingat,” kata Heeseung.

Perempuan yang berpostur tubuh pendek itu tersenyum senang. “Apa waktu itu oppa dihajar mereka? Ah … aku minta maaf karena melarikan diri dan membuatmu terluka,” ucap perempuan berpapan nama Yeo Ji Eun itu.

“Tak apa, hanya luka sedikit. Syukur jika kau melarikan diri. Apa mereka mengganggumu lagi?” tanya Heeseung.

“Tidak, dia pindah sekolah setelah aku melaporkannya. Terima kasih, Oppa.” Heeseung tersenyum dan mengangguk.

“Nama oppa siapa? Oppa sekolah di mana?” tanya Jieun.

“Kang Heeseung. Aku sekolah di SMA Si Hyuk. Kelas tiga,” jawab Heeseung.

“Aku Yeo Jieun. Sekolah di SMA Nu Ri. Aku kelas dua, jadi tak apa jika aku memanggilmu, Oppa?

“Silakan saja.”

“Terima kasih. Kenapa oppa ada di sini? Oppa mau kemana?” tanya Jieun dengan topik baru.

“Hanya … mencari pekerjaan paruh waktu.”

“Pekerjaan paruh waktu? Oppa ingin bekerja, ya?”

“Iya.”

“Aku punya satu tempat, oppa mungkin bisa kerja di sana.”

“Sungguh?” Heeseung antusias.

Eo, ayo ikut aku, Oppa.”

***

Sunoo diam di bangku yang ada di luar rumah. Malam ini, dia sedang ingin menghirup udara malam sembari melihat bintang-bintang. Sudah hampir pukul sepuluh malam, tapi kakaknya belum pulang juga.

“Apa? Kenapa aku seperti sedang menunggu hyung pulang? Mengesalkan sekali, aish.” Sunoo beranjak untuk masuk ke dalam rumah. Namun langkahnya terhenti ketika Heeseung tiba. Kepala Sunoo pun menoleh. Heeseung menatapnya bingung.

Sunoo-ya, kau belum tidur?” Heeseung bertanya sembari mendekat.

“Jika aku tidur, tak mungkin aku ada di luar.” Setelah membalas demikian, Sunoo
melepas sandal dan masuk ke rumah. Heeseung tersenyum, kemudian ikut masuk.

Hyung membawa bunggeoppang, kau mau?”

“Tidak.” Heeseung menoleh pada Sunoo yang duduk di kursi belajar. Adiknya itu meraih buku, lalu kembali belajar.

“Ini sudah sangat larut, kau harus tidur, Sunoo-ya,” tegur Heeseung sembari
menggantungkan tas serta jaket yang dipakai. Sunoo tak menyahut, laki-laki berwajah manis itu terus fokus pada buku pelajaran miliknya. Sama sekali tak mempedulikan teguran sang kakak. Heeseung yang melihatnya hanya bisa menghela napas pelan. Kemudian senyum tipis tercetak.

[✓] PRECIOUS HYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang