▼△▼△▼△▼△
Jeno tidak sarapan di tempat Renjun, si pria langsung memutuskan untuk pulang dan membersihkan diri. Sang ayah, Lee Donghae menghubungi jika ia butuh Jeno untuk menemaninya bertemu klien penting pagi ini lantaran sang sekertaris tengah menemani istrinya melahirkan. Tentu Donghae tidak sejahat itu melarang sekertaris nya cuti, apalagi sekertaris yang juga merangkap sebagai sahabatnya itu telah menantikan hari ini.
Jeno bergabung bersama kedua orang tuanya yang tengah menikmati sarapan, Tiffany dengan telaten mengambilkan makanan untuk anak semata wayangnya itu. Mau sebesar dan sedewasa apapun Jeno, di mata Tiffany yang merupakan seorang ibu, Jeno tetaplah bayinya yang berharga, anak yang dengan penuh perjuangan ia besarkan penuh kasih sayang.
“Kau semalam tidur di rumah mu?” Tanya Tiffany sambil mengulurkan piring yang telah berisi makanan itu pada sang anak.
“Tidak, aku tidur di apartemen Renjun..” Jawab Jeno tak acuh.
Tiffany mengerutkan kening, setelahnya tersenyum misterius, “Renjun? Ah, mama mengerti.. Sepertinya hubungan kalian mulai ada perkembangan ya..”
Jeno merotasi kan bola matanya, “Jeno tahu apa yang mama pikirkan, tapi isi pikiran mama itu salah.. Chenle kemarin pundung, tidak mau keluar dari kamar Renjun karena dia khawatir dengan bocah itu makanya aku ke sana untuk memeriksa dan membujuknya agar tidak pundung lagi.” Jelas Jeno mematahkan imajinasi sang mama yang sebelumnya sudah berharap akan ada alasan lain kenapa Jeno tidak pulang semalam dan menginap di apartemen Renjun.
Donghae yang sejak tadi menjadi penonton, menatap anak dan istrinya bergantian, “Kalian ini sedang membicarakan apa? Renjun? Renjun siapa dan ya, sejak kemarin papa tidak melihat Lele, kau sembunyikan dimana cucu kesayanganku?”
Tiffany memang belum menceritakan apapun prihal Renjun pada sang suami. Bukan, bukan karena tidak mau hanya saja wanita paruh baya itu lupa dan terlalu sibuk dengan urusan butik yang tengah mempersiapkan peluncuran desain model baju yang baru dalam waktu dekat. Ya, Tiffany bukan hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya duduk manis di rumah menikmati hasil kerja keras sang suami, meskipun Donghae sudah menyuruhnya untuk tidak usah bekerja dan di rumah saja, Tiffany menolak dengan alasan ia bisa mati karena kebosanan jika hanya diam di dalam rumah.
“Jadi, Chenle sekitar seminggu yang lalu kan ikut Jeno ke kantor, Pa.. Nah, di sana dia ketemu sama Renjun, terus dia bilang kalau Renjun itu mamanya, kekeh banget malah.. Setelah itu dia ikut Renjun Renjun itu sampai mama marahin Jeno karena sembarangan kasih izin Chenle ikut orang asing dan setelah itu mama juga sempat ketemu sama Renjun itu dan feeling mama sih dia orang baik dan Chenle lagi di apartemen Renjun itu sekarang..” Jelas Tiffany karena yakin si anak tidak akan dengan senang hati memberikan penjelasan pada sang ayah.
“Lalu bagaimana bisa Lele menganggap Renjun ibunya?”
“Itu dia, sampai sekarang mama, Jeno dan Renjun sendiri juga tidak mengerti, karena Chenle hanya bilang kalau Renjun itu ibunya, tidak ada cerita tentang hal lain. Lagipula kalau pun Renjun benar akan menjadi mama baru untuk Chenle, Jeno sudah mendapatkan restu mama..” Ucap Tiffany sedikit menggoda putranya yang hanya di tanggapi dengan sebuah dengusan kecil dari Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly I Became a Mother ✔
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Renjun yakin 100% bahwa dirinya belum pernah di sentuh oleh siapapun. Hei! Bahkan selama 24 tahun hidupnya ia melajang. Lalu, siapa anak berusia 5 tahun yang kini memanggilnya "Mama"? Apakah Renjun pernah melakukan kesalahan? Atau ini...