✾Kunci dari masalah?✾

11.2K 1.8K 211
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lucas dibuat kaget ketika memasuki rumahnya dalam keadaan gelap belum lagi ada sebuah suara isak tangis yang samar-samar terdengar berasal dari ruang tamu yang minim cahaya itu.

“Sayang?” Panggil Lucas, namun tak ada sahutan dari dalam hingga akhirnya ia berjalan perlahan mencari tombol lampu yang ada di dinding dekat lemari.

Ketika lampu sempurna menyala, Lucas bisa melihat dengan jelas istrinya tengah menangis sambil memeluk lututnya di bawah karpet, bersandar pada sofa. Praktis Lucas langsung menghampiri Haechan dengan panik juga khawatir, sebab ia tidak pernah melihat Haechan sekacau ini selama mereka menikah.

“Hei sayang, ada apa? Kenapa kau menangis seperti ini?” Tanya Lucas kemudian mengangkat kepala pria manis itu agar menatap dirinya. “Ada apa, heum?” Lucas kembali bertanya, raut wajah khawatir sangat ketara pada pria berusia 26 tahun itu.

“Lucas... Hiks.. Aku... Hiks..” Haechan kembali menangis, lebih keras dari sebelumnya, tentu Lucas tak tinggal diam, ia merengkuh si manis ke dalam pelukannya.

Sungguh, Lucas tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Haechan. Sebelumnya pria berkulit Tan ini hanya meminta izin untuk pergi ke apartemen pria mungil bernama Renjun sebab rindu pada Chenle, setelah mendapatkan alamatnya dari Jeno. Lantas apa yang membuat istri manisnya ini menangis bak terjadi sesuatu yang sangat buruk?

“Luke, ku rasa... Hiks.. Tuhan telah menghukum diriku, hiks.. Ini adalah hukuman untukku..” Lucas tidak mengerti, hukuman apa yang Haechan maksud dan dari mana pria manis ini mendapatkan pemikiran seperti itu?

“Apa maksudmu, sayang? Hukuman apa?”

“A-aku.. Hiks.. Aku telah memisahkan seorang anak dari ibunya, itulah mengapa Tuhan menghukum ku dengan tidak kunjung memberikan kita anak.. Hiks.. Hiks.. Aku jahat Lucas, aku sangat buruk... Hiks..”

Haechan kembali menangis meraung dan memeluk Lucas dengan lebih erat, menumpahkan segala emosi yang ada dalam dirinya lewat air mata dan isak tangisnya. Meskipun Haechan mengatakan demikian, Lucas masih tidak paham dengan apa yang Haechan maksud. Memisahkan anak dengan ibunya? Anak siapa? Dan ibu siapa? Oh, Lucas benar-benar bisa gila jika Haechan tak menjelaskan lebih jelas tentang duduk permasalahan ini.

Untuk saat ini, Lucas tidak akan bertanya ia membiarkan Haechan puas menangis dan kemudian setelah lelaki berkulit Tan itu tenang, barulah ia akan meminta penjelasan lebih lanjut dari ucapannya tadi.

▨▩▧

Renjun masih belum memejamkan matanya meski jarum jam telah mencumbu angka sebelas malam, pria mungil itu masih bersandar pada kepala ranjang sambil tangannya tak henti mengusap rambut halus Chenle yang sudah terlelap sejak tadi. Renjun masih memikirkan sosok pria berkulit Tan yang ia temui didepan apartemennya.

“Huang Renjun?”

Renjun memperhatikan sosok di depannya itu dengan wajah bingung, ia tidak kenal orang itu dan darimana ia tahu alamat apartemen serta namanya, “Iya, saya Huang Renjun, anda ingin bertemu dengan saya?”

Suddenly I Became a Mother ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang