✾Gagal✾

10.8K 1.7K 262
                                    


Jangan lupa vote dan komen♡
Semoga suka dengan part kali ini.









Niat awal, Renjun ingin belanja bulanan berdua saja dengan Chenle tapi siapa sangka Jeno menawarkan diri untuk ikut belanja dengan alasan ada barang yang ingin ia beli, bahkan pulang lebih awal dari kantor. Jadilah mereka bertiga pergi ke supermarket bersama.

“Ma, nanti Lele mau jeli sama yupi.. Lele juga mau susu yang rasa vanila dan coklat.. Ah, lele juga mau snack kripik kentang..” Celoteh Lele saat perjalanan menuju supermarket, Renjun yang mendengar ocehan sang anak hanya bisa terkekeh pelan sambil tangannya tak berhenti mengusap kepala Chenle. Gemas sekali Renjun dengan sang anak.

“Banyak sekali, Le.. Memang Lele kuat makan semua itu?” Jeno menagnggapi.

“Ya tidak langsung di makan semuanya, Pa.. Nanti mau Lele simpan di kulkas mama, terus makannya sama Jisung,” Lele memberikan senyuman lebarnya pada sang papa yang kini tengah tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.

“Pintarnya anak mama..” Celetuk Renjun yang semakin membuat senyum Jeno mengembang. “Nanti kita beli yang Lele mau, tapi ingat.. Tidak boleh berlebihan, oke?” Chenle mengangguk patuh pada ucapan Renjun.

Mobil Jeno berhenti tepat di depan supermarket, dia meminta Renjun dan Chenle masuk lebih dulu sedangkan dirinya akan pergi untuk memarkirkan mobil. Renjun patuh, ia langsung turun dengan masih menggendong Chenle di lengannya.

“Ma, Lele mau duduk di situ seperti Jisung..” Ucap Chenle sambil menunjuk deretan troli yang berjejer di sebelah pintu masuk.

Awalnya Renjun bingung, “Seperti Jisung? Ah!..” Tapi kemudian pria manis itu tersenyum, paham apa maksud sang anak. Renjun mengambil satu troli, lantas mendudukkan Chenle di atas troli tersebut seperti Jisung waktu itu. Chenle tentu saja bersorak senang apalagi saat Renjun mulai mendorong trolinya.

“Kita tunggu papa Lele dulu ya,” Ucap Renjun mendorong trolinya agar sedikit menepi, agar tak menghalangi jalan orang lain.

Tak berapa lama kemudian Jeno datang, menghampiri Renjun dan juga Chenle. “Papa lama sekali sih..” Protes Chenle sambil mempoutkan bibirnya lucu.

“Ya kan papa harus parkir mobil dulu, Le..”

“Udah sih, kan papa juga udah disini..” Lerai Renjun sebab pasti ayah dan anak ini akan terus berdebat, “Kau mau beli apa, Jen?” Lanjut Renjun.

Jeno yang ditanya, seketika bingung sebab dia tidak benar-benar ingin membeli sesuatu, dia berkata ingin membeli sesuatu itu hanya sebuah alasan agar bisa ikut belanja bersama. Maklum, ayah satu anak ini masih gengsi jika bicara langsung soal tujuannya pada pria manis seperti Renjun ini.

“Nanti saja, Njun... Kita beli bahan makanan saja dulu, Lagi pula setelah aku pikir-pikir lagi barang yang akan aku beli tidak terlalu penting..” Ucap Jeno sambil menggaruk pelipisnya random. Chenle yang melihat gerak-gerik sang papa praktis tertawa dengan tangan yang menutupi mulutnya.

“Oh, ya sudah kalau begitu... Kita beli bahan makanan dulu..” Renjun mendorong trolinya menuju bagian bahan makanan pokok dengan Jeno yang mengikuti di sampingnya. Chenle menggerakkan kakinya bergantian sebab senang di dorong oleh sang Mama, bahkan senyumnya tak luntur dari bibir.

Jeno mengacak rambut anaknya, “Senang sekali, heum? Enak naik trolinya?” Tanya Jeno yang langsung di jawab anggukan antusias oleh sang anak. Renjun yang melihat itu, ikut tersenyum.

Renjun menuju bagian sayuran, lelaki manis itu tampak mengamati semua sayuran yang ada di sana, menimbang manakah sayuran yang masih bagus dan kualitasnya baik. Jeno yang melihat Renjun fokus seperti itu, mendekat, memposisikan diri di samping si pria dan ikut memperhatikan sayuran-sayuran yang ada di sana.

Suddenly I Became a Mother ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang