Chapter 8

27 4 0
                                    

"Dek"?
"Olya?"
"Mau makan pake apa kamu?"

Krik krik krik....

Venus yang kesal akhirnya berbalik, tapi sayangnya Olya sudah tidak ada.

"Eh astagfirullah, Olya jangan main petak umpet disini, susah nyarinya!" Teriak Venus kesal, bodo amat sama bapak-bapak dan ibu-ibu yang mulai mengarahkan pandangan aneh ke Venus.

Venus yang mulai panik, karena Olya tak segera muncul akhirnya mencari ke toko buah. Siapa tau kan Olya lapar pengin makan sesuatu. Tapi nihil Olya tidak ada di sana.

Sampai akhirnya Venus melihat anak yang sedang berdiri di penjual mainan. Tapi tunggu, siapa yang lagi pegangin tangan Olya? Jangan-jangan ini penculikan.

Venus langsung berlari dan memisahkan gandengan tangan adiknya.

"Heh, Lo kalo mau nyulik. Kira-kira dong, Adek gue makannya banyak. Lo ngga akan kuat ngurusin dia." Ucap Venus sambil melotot.

Celotehan Venus berhenti dalam sekejap, begitu pula dengan tangannya yang masing-masing kini sudah berada di samping badannya yang sudah kaku bagaikan triplek.

Bagaimana bisa manusia menyebalkan ini berubah dalam sekejap.

"Perasaan tadi di sekolah mukanya dekil kaya kodok, kenapa sekarang cool banget." Begitulah yang ada di pikiran Venus saat ini.

"Lo...kalo ngga tau ceritanya ngga usah maki-maki setan!" Ucap laki-laki yang sedang beradu tatapan dengan Venus. Sedangkan yang di tatap malah cengo.

"Tambahkan hati ini Ya Tuhan, kenapa dia jadi begini?" Fokus Venus pada lamunannya.

"Lo budek apa tuli? Punya anak di jaga, jangan bikin doang ngga di urusin!"

Lamunan Venus buyar seketika setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut laki-laki di depannya.

"Ternyata masih human yang sama, sama-sama meresahkan, gue kira kembarannya." Batin Venus.

"Congornya dijaga ya mas kalo ngomong, ini adik gue dodol !! Enak aja sekate-kate mulutnya asal njeplak"

"Bodo amat, gue ngga peduli." Jawab laki-laki itu dengan tatapan mengejek.

"Kak, Olya mau beli ayam, mau di goreng kaya Upin Ipin."

"Ayam-ayam, anak nakal ngga boleh makan ayam." Jawab Venus kesal, bisa-bisanya adiknya kabur malah berujung bertemu dengan Jupiter.

"Apa hubungannya?" Tanya Olya heran.

"Ngga ada."

"BODOH!!" umpat cowok itu lirih, tapi masih bisa Venus dengar dengan jelas.

"Yaudah ayo beli ayam. Tapi ngga boleh kabur lagi."

"Yey, ayo kak Jupiter. Kakak juga ikut." Teriak Olya kegirangan.

"Ngga kakak sibuk, lagi nunggu orang."

"Yahh, sebentar aja kak, kalo ngga mau aku nangis disini nih." Olya terus saja menarik-narik tangan si cowok hingga sang pemilik tangan akhirnya mengalah dan mengikuti kemana Olya pergi.

Sedangkan Venus yang mendengar percakapan dua orang itu hanya memutar bola mata dengan jangah.

Mau bagaimana lagi, sebenarnya malas sekali deket-deket Jupiter. Tapi, daripada Olya nangis disini malah nanti tambah susah. Dikira Venus culik lagi.

"Milih ayam aja lama banget, tinggal pilih satu apa susahnya si." Sewot Jupiter sama seperti yang Olya katakan saat memilih kangkung beberapa waktu yang lalu.

"Berisik."

"Cepetan, lama banget."

"Heh, mulut anda bisa diam tidak? Apa pengin gue timpuk itu mulut pake ayam mentah?" Jawab Venus beringas sambil mengarahkan ayam yang sedang berada di tangannya ke wajah cowok tengil di depannya. Wajahnya si tampan, tapi mulutnya menyebalkan.

"Iya diem." Nah akhirnya diem juga.

"Ngga baik berdebat sama suami mbak, suami istri itu harus akur. Apalagi debat di depan anaknya, nanti anaknya kena mental." Apa apaan ibu penjual ayam ini, baru datang tiba-tiba bilang mereka suami istri. Suami istri dari mana? Zimbabwe?

🐰

Setelah acara belanja selesai Venus segera pulang ke rumah. Sedangkan laki-laki yang ditemuinya tadi entah pergi kemana setelah selesai menemani membeli ayam.

Matanya memang fokus ke jalan, tapi pikiran Venus malah fokus ke Jupiter. Mulut Olya yang berceloteh ria diabaikan begitu saja oleh Venus.

Tiga tahun mengenal manusia itu, baru kali ini dia melihat Jupiter di luar sekolah. Dan apa apaan itu tadi? Kenapa vibes nya berbeda sekali dengan saat Jupiter di sekolah, biasanya rambutnya rapi, sedangkan tadi acak-acakan.

Dan lagi, dimana kacamata minus yang biasa nangkring di hidungnya. Venus tidak yakin laki-laki yang tadi adalah Jupiter. Kenapa beda sekali.

Ada satu lagi yang tak kalah sangar, rambut Jupiter berubah jadi warna ungu? Yang benar saja, kemarin sore saja rambutnya masih hitam pekat.

Apakah ada cat rambut yang bisa berubah warna dengan begitu cepat? Sepertinya tidak ada.

Bisa saja sehabis pulang sekolah Jupiter langsung ganti cat rambut. Tapi, apakah besoknya di cat hitam lagi?

Hati Venus jadi deg-degan Ya Tuhan. Tidak, jangan terlena Venus. Godaan setan memang meresahkan, jangan goyah hanya karena sekali pertemuan.

Tahan tahan tahan, jangan goyah.

POKOKNYA JANGAN TERLENA!!

PlanetWhere stories live. Discover now