Venus berjalan dengan kaki yang tertatih-tatih. Beginilah nasib Venus jika tiba-tiba disuruh olahraga dadakan. Padahal kan Venus tidak pernah olahraga, apalagi pemanasan. Dengan lemas Venus masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ke dapur ingin mengambil air putih, Venus melihat bundanya yang sedang berdiri di depan kulkas. "Bunda, masak apa?"
Bunda Venus menatap Venus dengan tatapan yang sedikit aneh. "Waalaikumsalam." Mungkin karena Venus lupa tidak mengucapkan salam saat masuk rumah.
"Padahal gue lupa ngga ngucapin salam, eh malah diingetin. Gue tiba-tiba jadi ngerasa kafir." Begitulah batin Venus sekarang.
"Kakak udah pulang?" Muncul anak kecil imut dengan rambut seperti dora dari arah dapur. Ini adiknya Venus namanya Olya.
"Udah sayang, ini kan kak Venus udah di sini, berarti sudah pulang. Kalo kakak ngga disini berarti belum pulang."
"Kak, Olya mau baca epet." Tangan Olya berusaha menarik-narik tangan Venus. Tidak berhasil dengan tangan sekarang giliran rok Venus yang ditarik-tarik.
Untung adik, kalo bukan sudah jelas bakal Venus tendang sampai ke Arab.
Venus bukan tipe gadis yang suka bermain-main dengan anak kecil. Baginya anak kecil itu menyebalkan, mereka lucu saat masih bayi tapi menyebalkan saat sudah lumayan besar. Ngaduan!
"Olya ngga boleh ya baca-baca wattpad, mending baca buku kancil."
"Lagian kan Olya belum bisa baca, gimana mau bacanya. Sana belajar dulu yang pinter biar kaya kakak." Balas Venus sambil tertawa ngakak, berniat mengusili adik manis yang satu ini.
Setelah selesai urusannya dengan Olya, Venus langsung meninggalkan adiknya yang masih memasang ekspresi manyun kaya bebek tetangga.
Bunda Venus yang dari tadi diam pun akhirnya bersuara. "Ven, makan dulu. Tadi nanya-nanya bunda masak apa."
"Kan Venus cuma nanya Bun, Venus mah belum laper."
Bunda Venus hanya membalas dengan decakan kesal, mending tadi tidak usah bertanya kalo gitu.
Setelah Venus menjawab pertanyaan bundanya, Venus langsung naik ke kamar berniat mandi, lalu membaringkan tubuhnya yang terasa remuk gara-gara Jupiter tadi siang. Berasa habis di keroyok satu RT.
Yah keinget lagi, jadi tambah kesel.
Setelah mendudukkan dirinya di kasur, Venus meraih laptop yang ada di nakas di sebelah ranjangnya. "Mending gue baca wattpad apa nonton drama ya? Cerita yang kemaren lagi panas-panasnya nih, tapi gue pengin liat drama, gimana dong?" Ucap Venus bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Dor dor dor."
"Yaelah cobaan apa lagi ini, baru juga gue rebahan semenit udah adah di ganggu sama suara gedoran pintu. Mana kaga nyantai banget gedornya." Ucap Venus dalam hati.
"Kak, mau baca epet." Olya muncul dari balik pintu sambil membawa toples berisi kacang bawang.
Tuh kan, apa Venus bilang anak kecil itu menyebalkan. Ini contohnya, suka mengganggu.
"Olya mau ngepet? Sini kak Venus ajarin, kakak ahlinya." Venus pernah mencoba ngepet dulu, padahal ngepet itu kan dosa.
Venus sudah berniat ingin ngepet dengan temen SMP, tapi karena disuruh jadi babinya, Venus mengurungkan niatnya. Ya jelas kaga ngga mau lah. Gila saja, kalo ketauan bisa mati dihajar warga nanti Venus.
"Olya mau epet bukan epet!" Rengek Olya, Olya memang sudah bisa bicara tapi kadang masih suka salah ngomong.
Venus yang melihat itu semakin gencar mengerjai adiknya. "Olya mau jadi cepet apa mau ngepet, apa olya pengin jadi keset?"