ngapain

121 19 3
                                    

Hweeee maap, aslian ngejar deadline aku tu T-T maap ya... Aku juga kmrn ikut UTBK ulang T-T engga lolos jadi pikiran semuanya blank ga sanggup buat lanjutin.

But i'm back!!!

.
.
.
.

"gw aja!"pinta jisung

Semua orang menatap kearah jisung, iya, ke arah jisung...

"Gak" ini jawaban singkat dari chenle. Dia pikir Jisung enggan berbicara dengannya di sekolah bukan? Lantas mengapa jisung seperti ini?

"Harus mau" ucapnya lalu menyeret semua orang yang ada di dalam UKS ke luar.

.
.
.

"Kenapa lo ga kabur? Gw tau lo anak orang kaya, lo bisa aja panggil ajudan atau guard buat jemput lo kan? Kenapa lo ga langsung ngelakuin itu? Apa tujuan lo?" jisung melontarkan semua yang ada di pikirannya begitu saja, membuat chenle sulit mencerna pertanyaan yang diberikan jisung.

"Pelan pelan ngapa" protesnya. Kemudian memposisikan dirinya dalam posisi duduk.

"Aw-!"

"Tiduran aja" belum sempat bangun jisung sudah menghadang dadanya yang membuat chenle jatuh ke posisi tiduran.

"Ish! Gw gaada tujuan dan gatau mau jawab apa"

"Ga mungkin"

"Mungkin"

"Oke gw takut sama lo!"

"Lebih ga logis"

"TRUS GW HARUS JAWAB APA?!" bentak chenle, ia kesal dengan manusia di sampingnya ini yang terus meminta jawaban yang ia sendiri tidak tau.

Lebih tepatnya ingin merahasiakan ini.

"Jawab jujur!" kali ini jisung yang membentak chenle, membuat pria yang sedang sakit ini bungkam.

"G-gw... Gw gatau... Sumpah! Nanti gw kasih tau kalo gw udah tau... Please..." pinta chenle.

"Kalo gitu tinggal di sebelah gw, jangan di kamar gw"

"APA? KENAPA?!" spontan chenle kecewa yang membuat jisung semakin curiga dengannya.

"Udah gw duga lo punya maksud lain.. Beresin barang lo sekarang, gw pulang lo udah gaada di kamar gw" ucapnya kemudian pergi meninggalkan chenle yang masih shock.

'Bagaimana jisung bisa curiga?' Dan segala pertanyaan yang ada di kepalanya.

Namun, mau tidak mau ia harus pindah dan membuat rencana lain.

.
.
.

"O ge! Udah gapapa kok gausah ke rumah sakit segala, orang cuma pusing biasa, paling tidur juga udah cukup" ucapnya pada Kun.

Ya sedari tadi Kun membantu pindahan chenle bersama asistennya yang tidak sedikit.

Ia di telfon oleh pihak sekolah yang menyatakan bahwa chenle sakit dan perlu di jemput pulang kerumah.

"Yaudah kalo ada apa apa telfon!"

"Iya baweeeelll"

Chenle kemudian masuk dan mengunci pintu kamarnya. Berbaring di kasurnya sambil memikirkan rencana busuk nya.

Sejujurnya ia hanya ingin perhatian dari seorang ayah, ya apa boleh buat kalo caranya hanya seperti ini bukan?

Apa... Ia harus memanfaatkan sifat ke-geeran seorang jisung?

Bisa juga, idenya sungguh cemerlang, oke untuk saat ini, saatnya tidur karna chenle butuh tidur untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

.
.
.

Ini sudah tengah malam dan chenle masih mencari sosok parasit di balik pintu kamarnya, hari ini yang datang hanya laki laki saja sepenglihatannya.

Dimana perempuan murahan itu? Chenle ingin merekam semuanya dan memberikan rekaman emas itu kepada keluarganya.

Tak lama setahun berhayal lama chenle mendengar suara wanita di depan kamarnya. Ia kemudian mengintip dari lubang kecil di pintu, betapa terkejutnya chenle ketika melihat wajah jisung yang menatap lurus ke arah lubang tersebut seolah olah tau jikalau dirinya akan mengintip lobang itu.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan dari luar kamarnya, kencang dan keras sekali seolah olah ingin mendobrak dan menghancurkan pintu kamarnya.

Chenle takut, jantungnya berdebar, rasanya jisung sudah tau maksud dan tujuannya adalah mencari wanita yang ada di samping jisung sekarang ini.

"Woi! Buka anjing!" suara jisung yang semakin lama semakin kencang membuat chenle teringat akan kejadian saat jisung mendobrak kamarnya, tidak jika ia buka wanita di depan tadi akan bertindak polos dan menghancurkan rencanaya.

Namun jika ia tidak membukakan pintunya, jisung bisa saja menghancurkan pintu ini.

Oke chenle berfikiran jernih.

Ia melihat jendela kamarnya kemudian berlari menuju pintu kamarnya dan membalas jisung.

"Tunggu sebentar kuncinya ilang!" ia memberi alasan agar dirinya bisa mengulur waktu untuk turun kebawah dan kabur.

Ia mengantungi kunci kamarnya dan melemparkan tali ke luar jendela, betapa beruntungnya ia kamar apartemennya ada di lantai 3 yang tidak terlalu tinggi.

Mungkin jika dirinya terpeleset saat melarikan diri hanya ada patah tulang tidak sampai mati.

Chenle bergegas meloncat dari kamarnya kemudian menuruni tali perlahan hingga akhirnya ia sampai dibawah dengan selamat. Hanya memar di sekitar telapak tangan karena tali saat ia turun.

Kemudian dirinya pergi berlari secepat mungkin mencari kendaraan untuk kabur.

.
.
.

"Oh? Lewat jendela?" ucap jisung saat mengetahui chenle kabur dari salah satu kliennya.

Kemudian ia tersenyum dan berlari mencari chenle.

.
.
.
.

TBC!

AAAAAAA SUMPAH MAAP T-T

Udahmah sepi, jarang update segala T-T maap banget ih sumpah, kmrn pas ga lolos sbm itu otak aku bener bened blank, stuck bahkan untuk nangis aja aku gabisa T-T

Nyari segala rekomendasi film tersedih pun aku gabisa ngeluarin air mata saking shocknya T-T but now i'm backkkk

See you in next capt!! Love you semua ❤

Hampa•|• (Ketika Mucikari Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang