25. Me After You. [end]

921 153 51
                                    

🎼PLAY MULMED!🎼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎼PLAY MULMED!🎼

✨✨✨

     Pagi mulai datang, pun Aera terbangun dari tidurnya. Ia perlahan membuka matanya, membiarkan sebelah tangannya meraba apa yang sedang ada di sampingnya, dan yang ia temukan adalah kosong; tidak ada Jimin di sampingnya. Ia lalu mencoba turun dari ranjang, mencari sosok yang telah menemaninya sejauh ini, sosok yang telah mengambil seluruh hatinya yang telah lama membeku.

"J-jimin—" panggilnya lirih, sangat takut jika ternyata apa yang membuatnya bahagia hilang karena perkataannya semalam.

Namun apa yang Aera pikirkan ternyata keliru, Jimin saat ini sedang ada di dapur, sibuk dengan alat-alat masak yang sepertinya sudah jarang Jimin sapa, "o-oh, selamat pagi, love." Ia menyapa Aera dengan lembut; seperti tidak ada apa-apa, "mau bantuin aku masak atau mandi aja? E-eh mandi aja sana yang, habis ini aku mau ajak kamu jalan-jalan."

"P-pagi, Jim..." jawab Aera sedikit kikuk, "mau jalan-jalan kemana memang?" Tanyanya penasaran.

Jimin lalu senyum manis banget, "lihat aja nanti, kamu pasti suka."

Dan Aera ikut tersenyum juga pada akhirnya, ia lalu bergegas untuk membersihkan diri lebih dulu dan setelah selesai baru menghampiri kekasihnya yang sudah duduk manis di meja makan. "Aduh, pacarku cantik banget sih, mau peluk cium tapi aku masih bau minyak goreng!" Ia lalu terkekeh jenaka, mempersilahkan Aera duduk di depannya untuk segera menyantap sarapan yang ia buat tadi.

Sepanjang mereka menyuap makanan masing-masing, waktu seolah berhenti karena terasa sangat lama. Hanya hening yang mereka dapatkan. Tidak banyak bicara ataupun bercanda seperti biasa. Ini adalah kali pertama makan bersama yang membosankan meskipun memang sudah sepantasnya jika sedang makan itu tidak berisik.

"Jim—masakanmu enak, terimakasih ya udah repot-repot masakin aku?" Aera sudah selesai dengan makanannya, bersih tanpa sisa, jujur memang enak.

Jimin senyum, mengulurkan tangannya untuk membersihkan sebutir nasi yang menempel di sudut bibir atas Aera, "saking enaknya sampai belepotan ya, yang? Hehe—gemes banget pacar aku!" tidak menyiakan kesempatan, setelah itu Jimin mengelus pipi Aera dengan lembut.

Merasa diperlakukan manis seperti tak ada apa-apa, Aera merasa takut tak beralasan, takut jika semua ini hanya mimpi, takut jika ini semua hanya halusinasi Aera saja. "Kenapa?" itu jelas perkataan Aera untuk memperjelas semuanya.

"Apanya sayang? Gemes sama pacar sendiri memang nggak boleh ya?" tanya Jimin sedikit terheran.

Aera geleng kepala, "tentu kamu tahu apa maksudku, Jim!"

✔️ Komandan, Chim. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang