CHAPTER 5 🥀 : HATE

1.2K 156 6
                                    

Karena menurutnya tidak layak dimakan, Minho memutuskan untuk menaruh makanan itu lalu kembali berbaring.

"Kenapa mereka?" Gumamnya, dia lebih suka jika di sini tidak ada orang dari pada ramai tapi dia diperlakukan dengan tidak baik.

Saat Minho membuka lemari di samping ranjang itu. Dia melihat ke arah kaca rias di samping lemari tersebut.

"Aku sangat lusuh" gumamnya sambil memegang kedua pipinya. Setelah itu dia memutuskan untuk membuka lemari.

"Aku rasa ini bisa dipakai" gumamnya sambil mengambil sebuah kemeja hitam dan celana kain itu. Terlihat seperti lemari itu tidak pernah dibuka, banyak sekali debu yang menempel di sana.

Lalu telinganya mendengar suara ketukan pintu. Minho membuang baju yang dia ambil ke ranjang dan berlari menuju ke depan pintu. Dia sangat berharap itu adalah Chan.

"Tuan boleh aku buka?" Bukannya mendengar suara lelaki tapi dia mendengar suara wanita lebih tepatnya seorang gadis.

"Iya" jawab Minho singkat, lalu pintu itu terbuka. Nampak seorang gadis dengan rambut hitam ikal itu tengah menatapnya dengan tersenyum.

"Tuan tadi kepala pelayan menyuruh saya untuk mengambil nampan sarapan anda" kata gadis itu dengan penuh hormat. Minho bingung, dia nampak lain sikapnya dari wanita tadi pagi.

"Ayo masuk!" Ujar Minho lalu gadis itu masuk ke dalam.

"Tuan kenapa tidak makan?" Tanya gadis itu sambil melihat daging-daging itu masih utuh.

"Aku tidak biasa memakan makanan mentah" jawab Minho sambil duduk di ranjang. Gadis itu mengangguk.

"Nanti aku akan bilang pada pelayan untuk memasaknya dulu" kata gadis itu sambil tersenyum.

"Kau siapa?" Tanya Minho tiba-tiba saat gadis itu mengambil nampan.

"Saya pelayan baru Tuan" jawah gadis itu. Minho mengangguk.

"Kau bekerja dengan ibu mu?" Tanya Minho lagi. Gadis itu mengangguk.

"Siapa nama mu? Kau terlihat baik daripada wanita tadi pagi" ujar Minho.

"Aku Kang Ayu, maaf kalau saya lancang. Tapi Tuan siapa?" Tanya gadis yang bernama Ayu itu.

"Aku mate Bang Chan" jawab Minho. Mendengar itu membuat Ayu menjadi tercengang.

"Jadi anda seorang manusia serigala? Pantas saja saya mencium bau yang aneh" jawab gadis itu dengan polosnya.

Minho terkekeh mendengarnya, lalu dia menepuk kasur di sampingnya mengisyaratkan gadis itu untuk duduk.

"Wah aku baru pertama kali bertemu dengan seorang manusia serigala. Aku kita mereka mirip dengan anjing" kata Ayu sambil menatap Minho.

Greookk

Suara itu terdengar, Ayu menatap ke arah Minho yang memegang perutnya.

"Ahh Anda lapar" terlihat gadis itu mengambil sesuatu di dalam tas kecil yang dia bawa.

"Tadi saat saya pergi ke hutan saya menemukan ini. Saya tidak tahu ini apa, tapi orang bilang ini bisa di makan oleh manusia" gadis itu memberikan sebuah benda bulat berwarna merah pada Minho.

"Ini apel, memang bisa di makan" kata Minho. Ayu berbinar mendengarnya.

"Kalau itu makanlah Tuan" ujar gadis itu, Minho tersenyum lalu dia memakan buah itu.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Ayu penasaran.

"Manis tapi agak asam" jawab Minho. Hal itu membuat Ayu bingung dia belum pernah mendengar rasa itu.

"Apa mirip dengan darah kelinci? Atau rusa?" Tanya gadis itu. Minho terkekeh mendengarkannya mungkin makanan kaum vampir itu hanya darah saja.

"KANG AYU!!" Suara itu membuat mereka terkejut.

"Maaf Tuan saya harus pergi" ujar gadis itu langsung bangun dan mengambil nampan lalu berlari ke luar. Minho cemberut sambil memakan apel itu, baru saja bosannya hilang karena ada teman mengobrol.

***

Minho seperti biasa menatap ke arah jendela, dia memandangi langit malam.

"Apa benar yang pelayan itu katakan tentang Chan?" Pikiran itu terus bergentayangan di otaknya.

Pria itu lalu menutup jendela dan tirai lalu naik ke atas kasur. Dia juga menarik selimut untuk menghangatkan tubuhnya.

"Aku merindukan Chan" gumam Minho, dia seharian menunggu namun tak ada kabar dari pria itu.

Tengah malam saat Minho sudah tertidur lelap. Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kamarnya. Orang itu naik ke atas kasur tepat di samping Minho.

Tangan dinginnya menarik tubuh Minho agar tak ada jarak antara mereka. Minho yang sudah terlelap saat itu menjadi bangun saat merasakan sesuatu menyelundup ke arah lehernya.

Dia merasakan ada sesuatu yang runcing menyentuh lehernya. Tapi saat Minho menghirup aroma yang memabukan itu dia menjadi lega. Itu Chan, pria dia tunggu seharian ini.

"Diam" ujar pria itu langsung menggigit leher Minho dan menghisap darahnya. Minho kesakitan karena itu. Lalu setelah puas, Chan langsung bangun dari sana.

"Kau mau ke mana?" Tanya Minho.

"Aku ingin ke kamar ku" kata Chan dengan nada dingin. Minho berusaha menahan tangan pria itu, namun di tepi.

"Aku tidak berani di sini sendirian" kata Minho. Chan memutar bola matanya malas.

"Aku tidak peduli" jawabnya singkat lalu dia berjalan ke luar. Mendengar itu Minho bangun dan berusaha untuk mencegat pria itu.

"Apa kau benar mate ku?" Tanya Minho. Chan langsung mendorong pria itu.

"Memang benar aku mate mu, tapi kau bukan mate ku ingat itu. Jadi jangan berharap lebih" kata Chan. Seketika membuat hati Minho terpukul.

Dia memegang dadanya, saat Chan pergi dari sana.

"Ternyata benar" air mata Minho menetes membuatnya menjadi lemah saat itu juga. Dia tak bisa menahan kesedihannya, rasanya dadanya begitu sesak saat itu.

Lino meraung di dalam sana. Serigala itu nampaknya juga merasakan apa yang Minho rasakan.

***

Pagi itu Minho bangun dengan mata yang lebam karena semalaman menangis.

"Apa yang harus aku lakukan?" Gumamnya lalu dia membuka jendela kamar itu.

"Tuan ini Kang Ayu membawa sarapan" suara itu terdengar dari luar. Lalu pintu itu dibuka.

Gadis itu dengan senyuman membawa nampan itu pada Minho. Tapi Minho tidak mau melihatnya, dia takut jika gadis itu melihat mata lebamnya.

"Tuan saya sudah memasak dagingnya, dan saya juga menambahkan roti. Silahkan dinikmati" kata Ayu sambil menaruh makanan itu di atas meja. Minho hanya mengangguk tanpa menatap ke arah gadis itu. Ayu agak heran, saat Minho menatap ke arah jendela.

"Tuan Chris bilang tidak boleh membuka jendel di pagi hari" kata Ayu lalu dia berjalan ke arah jendela dan menutupnya. Saat berbalik dia melihat wajah Minho yang berkaca-kaca.

"Tuan kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Ayu. Hal itu membuat Ayu panik. Minho mengheleng lalu dia membenamkan kepalanya ke bantal, Minho menangis.

"Aduh apa aku membuat kesalahan Tuan? Tolong hukum aku saja. Jangan menangis" kata gadis itu panik. Minho menggeleng pelan.

"Ternyata benar apa yang pelayan itu katakan Chan membenciku" ujar Minho di sela-sela tangisannya.

"Apa?"

**《▪︎》**
TBC

Jangan lupa vote dan komen

THE BLOODLUST || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang