"Maaf Chan aku tidak bermaksud" gumam Minho sambil menundukan kepalanya. Dia benar-benar sudah kelepasan tadi. Chan lalu mencekik leher pria itu, Minho memberontak kesakitan.
"Kau tidak pantas melakukannya" ujar pria Bang itu. Minho hanya bisa meneguk salivanya, lalu dia mengangguk paham dengan mata yang berkaca-kaca.
Chan benar-benar tidak tega melihatnya seperti itu. Dia lalu melepaskan leher Minho, membuatnya terbatuk-batuk.
"Aku ingin minum lalu tidur" ujar Chan lalu dia langsung mendekat ke arah leher pria itu dan meminum darah Minho seperti biasanya.
***
Chan terbangun saat tengah malam saat mendengar suara rintihan. Saat itu semua lampu di kamar itu sangat gelap dia samar-samar mendengarnya dari samping tepat di sofa.
"Kau membuatku terbangun" ujar Chan kesal karena itu suara Minho. Tak ada jawaban, masih suara rintihan itu terdengar.
"Sakit, panas" Chan akhirnya menghidupkan lampu. Dilihat lah pria itu tengah menangis sambil memegangi lehernya. Dia melihat wajah Minho yang memerah menahan sakit.
Pria Bang itu lalu bangun dan mendekat ke arah sana.
"Kenapa?" Tanya Chan. Minho menunjuk ke arah bekas gigitan Chan tadi yang memerah. Senyuman miring itu terlihat di bibir Chan.
"Sebaiknya kau keluar saja, aku sangat lelah" ujar Chan. Minho menangis tersengal-sengal karena sangat kesakitan.
"Aku lebih baik mati dari pada menahan sakit ini" kata Minho yang sudah mulai frustasi. Ini benar-benar menyakitkan baginya. Panas, perih dan getal secara bersamaan.
"Aigoo, dia lalu melepaskan tangan Minho dari lehernya. Lalu kembali dia menatap luka itu.
"Jangan dilihat saja, tolong lakukan sesuatu" Minho kembali menangis, bukannya panik atau bagaimana Chan malah gemas melihatnya menangis seperti itu.
Pria Bang itu lalu mendekatkan bibirnya ke leher pria itu dan menjilatinya pada bagian itu. Dia juga menyedot sedikit darah Minho.
"Bagaimana?" Tanya Chan. Minho akhirnya berhenti menangis, dia mengangguk.
"Masih sakit" Minho kembali meneteskan air matanya. Chan kembali melakukannya.
"Aku sudah lelah, sebaiknya kau pindah ke kasur saja agar aku bisa tiduran juga" kata Chan. Minho mengangguk, Chan langsung menggendong Minho alat bridal dan membuangnya ke kasur.
"Kenapa kau selalu jahat pada ku" Minho kembali menangis, Chan bisa gila semalaman mendengar suara tangisan itu. Jika saja dia tidak membutuhkan Minho pasti pria itu sudah mengirimkan ke dunia lain.
"Ayo serigala kecil tidur di sini" Chan memberikan lengannya sebagai bantal untuk Minho tidur. Pria itu tidur di sana. Lalu Chan kembali melanjutkan yang tadi. Lama kelamaan suara tangisan dan rintihan Minho berhenti. Seperti nya dia sudah kembali tertidur.
Chan mengelus rambut pria yang masih tertidur di lengannya itu. Chan dengan jelas dapat melihat wajah pria itu. Sangat polos dan manis.
Tanpa disadari dia mengecup bibir tipis itu. Lalu mengusapnya dengan kedua tangannya.
"Jika kau bukan seorang manusia serigala mungkin aku akan menyukai mu" batinnya.
Saat Chan ingin melepaskan lengannya tiba-tiba Minho berbaik dan memeluk erat tubuh pria itu.
***
Minho mencium bau yang memabukan itu di pagi hari. Padalah dia belum membuka matanya, pria itu juga merasakan sesuatu yang berada di pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLOODLUST || BANGINHO ✔
Fiksi PenggemarNote: Sebelum baca follow akun author dulu ya BANGINHO FAN FICTION Minho tidak menyangka jika seorang mate yang dia cari selama ini akan membuangnya seperti sebuah sampah. WARNING ⚠️ -BXB -🔞 -CHAN = TOP -MINHO = BOTTOM