Yeonjun diam di kamarnya, pria itu mendengarkan rekaman itu berulang kali. Dia benar-benar dilema saat ini, dia ingin Chan mendapatkan keadilan, namun dia takut jika ibunya yang akan menjadi korban.
"Apa yang harus aku lakukan?" Gumamnya.
"Kenapa kau ingin menemui aku?" Tanya Chan saat melihat sang adik ada di halaman Mansionnya.
"Aku ingin mengatakan sesuatu" ujar pria itu. Chan memutar bola matanya, pasti dia akan membujuk dirinya saat ini.
"Kak kau benar ibu yang membunuh ibu mu" kata pria itu. Chan menoleh ke arah adik tirinya itu, di tangan Yeonjun terlihat sebuah pena.
"Apa kau bersekongkol dengan ibu mu saat ini?" Tanya Chan. Pria itu menoleh ke arah Chan, dia menggeleng pelan.
"Memang dia ibu ku, dan ibu kita. Tapi ini perbuatan yang tidak benar kak, aku akan menentangnya saat ini demi kebaikannya. Tolong kakak dengarkan dulu" bujuk sang adik. Chan mengambil pena itu, lalu memencet tombolnya. Tangannya mengelap saat mendengarkan semua itu.
"Kak Chris, apa yang akan kita lakukan?" Tanya pria itu.
"Aku akan memberikan ibu pelajaran" gumamnya. Lalu kedua pria itu menyusun suatu strategi.
***
Semua menteri dan anggota kerajaan kebingungan saat mendapatkan undangan rapat resmi dari kerajaan. Dalam surat itu dituliskan bahwa ada hal penting yang akan mereka bahan saat itu.
"Siapa yang menyuruh kalian datang ke mari?" Tanya sang raja yang sama sekali tidak pernah mengundang mereka.
"Kami dikirimkan surat oleh yang mulia" jawab salah satu menteri.
"Siapa yang berani mempermainkan kerajaan ini?" Tanya sang raja yang mulai murka.
"Aku yang mengundang mereka" jawab seorang pria datang masuk ke ruangan itu.
Pria itu berjalan dengan jubahnya, mendekat ke arah sanga raja.
"Christopher apa yang kau lakukan?" Tanya sang raja yang mulai kesal. Chan menunduk memberikan hormat pada sang ayah.
"Aku akan membongkar kelicikan wanita itu di depan semua orang. Ahh lebih tepatnya ibu tiriku" kata sambil menatap wanita yang berada di belakang ayahnya.
"Kau mengatakan itu pada ibu mu?" Tanya Raja marah.
"Christopher anakku apa yang kau katakan ibu tidak mengerti" kata wanita itu dengan polos dan lembut. Melihat itu Chan tersenyum miring.
"Pantaskah kau menjadi putra mahkota?" Tanya seorang salah satu menteri yang menyoraki Chan.
Pria Bang itu mengambil pena yang Yeonjun berikan katanya. Lalu menghidupkan audionya.
Semua orang terkejut mendengarnya, begitu pula dengan raja. Dia menatap istrinya dengan tidak percaya.
"Itu mungkin sana adalah editan saja" kata menteri yang lain. Terlihat wanita itu sudah ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLOODLUST || BANGINHO ✔
FanficNote: Sebelum baca follow akun author dulu ya BANGINHO FAN FICTION Minho tidak menyangka jika seorang mate yang dia cari selama ini akan membuangnya seperti sebuah sampah. WARNING ⚠️ -BXB -🔞 -CHAN = TOP -MINHO = BOTTOM