Momen Tak Terlupakan

4.4K 354 6
                                    

Dian's POV

Belajar selancar itu cukup susah. Gak kayak di film-film yang setelah diajarin beberapa kali dan didampingin sama si doinya, terus si protagonis langsung jadi bisa. Buktinya tadi selama gue dilatih selancar sama om, entah udah berapa kali gue kecebur saat baru beberapa detik berdiri di atas papan. Momen gue nggak jatuh ke laut adalah ketika si om pertama ngedemonstrasiin cara gue telungkup di papan sebelum ombak dateng dan mindahin berat tubuh ke posisi jongkok sebelum berdiri pas ombak dateng. Kenapa gue bisa nggak jatuh? Ya soalnya papannya kan dipegangin sama si om.

Itulah kenapa baru sekitar lima belas menit belajar selancar gue udah nyerah. Soalnya idung gue udah cukup memerah saking seringnya gue kecebur dan beberapa kali idung gue kemasukan air. Alhasil akhirnya si om pun nyerah juga. Untungnya si Ethan gak ngeliatin sesi latihan gue ini, kalo ada dia yang ada gue jadi bahan olok-olok.

Sekarang ini om lagi nuntun gue ke area pantai yang cukup jauh dari area utama pantai. Meskipun begitu, area ini juga gak terlalu sepi pengunjung. Setelah gue ganti celana renang tadi, gue tetep pake kaos polos untuk atasan karena gue gak mau telanjang dada. Selain agak malu, gue juga gak terlalu mau kulit gue terlalu kesengat matahari siang. Meskipun udah pakai sunblock gue tetep gamau lepas baju atasan dan cuma pake celana renang aja.

Di sana gue liat Shawn, Ethan, dan dua orang laki-laki asing udah nunggu di deket sebuah kapal motor. Sementara Sarah dan Rene udah duduk di kursi di atas kapal. Shawn keliatan lagi ngobrol serius sama dua laki-laki itu, sedangkan Ethan lagi ngecek peralatan yang bakal kita pake untuk snorkeling nanti. Saat sadar akan kedatangan kita berdua, Shawn, bokapnya si om, noleh dan ngangkat tangan tanda nyapa. Om pun narik tangan gue untuk bergegas nyamperin mereka.

"Hello. {Halo.}" sapa om singkat.

"Ah, hello. This is Samuel, my partner to guide you guys today. {Ah, halo. Ini Samuel, rekanku untuk mendampingi kalian hari ini.}" jawab laki-laki yang berambut cepak.

Om ngulurin tangan ke laki-laki itu dan temennya, si Samuel, yang berambut agak ikal.

"Okay. {Oke.}" katanya ke orang pertama, "Nice to meet you, I'm Rafael. {Salam kenal, aku Rafael.}" lanjutnya ke Samuel.

"Nice to meet you. {Salam kenal.}" balas Samuel.

"This is my fiancé, Dian. {Ini tunanganku, Dian.}" om ngenalin gue ke mereka berdua dan gue pun senyum kecil ngedenger sebutan dia pas ngenalin gue.

"Hello, nice to meet you. {Halo, salam kenal.}" sapa gue sambil jabatan tangan dengan kedua guide itu.

"Nice to meet you, my name is Tristan. {Salam kenal, namaku Tristan.}" balas laki-laki berambut cepak.

"Likewise. {Salam kenal juga.}" balas si Samuel.

"All done? {Semua sudah siap?}" tanya om ke bokapnya.

"Yeah, we just need to go to the other side of the beach. {Yeah, kita hanya perlu pergi ke sisi lain pantai.}" jawab bokapnya om.

"Alright. {Baiklah.}"

"Come on up, then. {Naiklah.}" kata Tristan.

Kami naik ke kapal bergantian. Om pun ngebantuin gue untuk naik ke kapal dengan hati-hati. Shawn dan Tristan yang paling duluan naik, sementara Samuel ngebantuin Ethan untuk ngebawa naik peralatan snorkeling kita. Sesampainya di atas kapal, gue langsung nyampering Sarah dan Rene yang lagi asik makan es krim.

"Daddy!! Papiii!" seru Rene penuh semangat.

"Where's your hat, Rene? You'll get a heatstroke if you're exposed in this heat for too long. {Di mana topimu, Rene? Kau akan terkena heatstroke kalau terpapar terlalu lama di cuaca panas seperti ini.}" tanya Shawn sewaktu Rene nyamperin om buat minta di gendong.

Teach Me How to be Gay! [Revised Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang