A Glimpse Of The Past

2.4K 238 9
                                    

[A/N: Bagian ini bakalan berisi tentang isu dan pembahasan yang cukup berat. Prepare yourself, and don't forget to... ENJOY!]

Rafe's POV

Sebagai seseorang yang bekerja di industri bisnis multinasional sekaligus memikul tanggung jawab sebagai orang tua tunggal yang memiliki seorang anak berusia 9 tahun, ada cukup banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Aku tidak hanya harus pintar-pintar mengelola perusahaan, tapi aku juga harus bijak membagi waktu untuk membesarkan putriku, dan memastikan dia mendapatkan perhatian penuh yang menjadi haknya.

Untuk ukuran pria pebisnis yang berhasil mengelola perusahaan tanpa pendamping hidup di sampingnya seperti diriku, aku tidak akan berlaku munafik dan menampik bahwa ada begitu banyak orang yang berusaha untuk mendekatiku. Baik itu wanita maupun laki-laki. Tentu saja aku tidak dengan mudah menanggapi mereka, sebab aku bisa menilai bahwa perasaan mereka padaku cukup dangkal dan tidak memperhitungkan dengan matang masa depan dengan mengikutsertakan putriku di dalamnya, melainkan hanya melihat limpahan materi dan status yang menempel padaku.

Sebelum ada yang salah sangka padaku, aku adalah pria yang seratus persen berorientasi seksual gay. Lalu bagaimana bisa aku memiliki histori pernikahan dengan lawan jenis? Mari kita pergi sejenak untuk menengok tentang kilasan masa laluku.

Histori itu berawal ketika mediang kakekku masih hidup mengetahui bahwa aku memiliki kekasih sesama jenis ketika aku masih duduk di bangku SMA. Sebenarnya, kedua orang tuaku sendiri sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena mereka sudah tahu mengenai hal itu sejak aku kecil. Seperti orang tua pada umumnya, yang selalu memberikan perhatian penuh pada anak-anak mereka, orang tuaku pun tentunya menyadari perubahan emosi dan tingkah laku diriku, oleh sebab itu saat mereka bertanya pada mengenai kebenarannya, aku pun mengatakan yang sejujurnya.

Sayangnya, mediang kakekku adalah seorang konservatif yang cukup religius, sehingga dia belum bisa berpikiran terbuka untuk menerima kenyataan bahwa aku sama sekali tidak tertarik dengan lawan jenis. Ketika dia mengkonfrontasiku mengenai masalah ini, aku pun tidak menutupi apa pun, dan aku mengatakan yang sejujurnya. Seperti kisah-kisah dalam drama, dia menentang keras hubungan kami dan meminta kami untuk berpisah. Tentunya aku pun tidak dengan mudah menerima perintahnya, tapi kakekku memiliki otoritas tertinggi di keluarga kami saat itu, hingga pada akhirnya dia mengeluarkanku dari sekolah dan membuat aku menempuh pendidikan homeschooling.

Saat itu, meskipun aku sudah tidak lagi bersekolah di tempat yang sama dengan kekasihku kala itu, kami masih menjalin hubungan dan sering berkomunikasi secara sembunyi-sembunyi. Seluruh anggota keluargaku kecuali kakekku mengetahui hal ini, tapi tidak ada seorang pun dari mereka yang membeberkannya pada kakekku. Karena aku sudah berada di pertengahan bangku kelas tiga, aku hanya menjalani homeschooling selama satu semester saja. Setelahnya, aku mengambil tes masuk perguruan tinggi di universitas seperti yang kakekku minta. Aku tidak diperbolehkan untuk memilih universitas ataupun jurusan pendidikan sesuai yang aku inginkan, melainkan harus mengikuti kemauan yang sudah ditetapkan oleh kakekku. Meskipun begitu, aku tetap menuruti permintaan kakekku itu.

Aku dan kekasihku dulu berada di angkatan yang sama, meskipun usiaku satu tahun lebih tua darinya. Oleh karena itu, dia pun mengikuti jejakku untuk masuk ke universitas pilihan kakekku tapi dengan jurusan yang berbeda. Aku di jurusan bisnis sedangkan dia di jurusan hukum. Awalnya hubungan kami yang masih berlanjut secara sembunyi-sembunyi ini baik-baik saja, sampai kami masuk ke tahun kedua dan kekasihku memutuskan untuk pindah ke jurusan yang sama denganku. Dengan keberadaan kami yang sedekat itu, tentunya kabar ini akhirnya tercium juga oleh kakekku.

Alhasil, kakekku benar-benar murka padaku, tapi dia tidak melampiaskan kemurkaannya padaku, melainkan kepada kekasihku itu. Kakekku meminta Rektor universitasku untuk mengeluarkan kekasihku, tapi dengan bantuan dari orang tuaku di belakang layar, kekasihku akhirnya hanya di pindahkan ke universitas berbeda di kota yang berbeda pula. Namun aku tahu bahwa kakekku hanya mengetahui kalau dia berhasil dikeluarkan, dan tidak lagi memeriksa detailnya. Sejak saat itu, hubungan kami yang biasanya berhubungan secara konstan perlahan mulai berkurang. Memasuki tahun akhir pendidikan tinggi, aku memutuskan untuk membuat janji temu dengan kekasihku.

Teach Me How to be Gay! [Revised Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang