Prolog

480 19 8
                                    

---Prolog---

Sedih memang saat harus kehilangan salah satu orang yang dicintai. Memang bukan jenis kehilangan yang untuk selamanya. Tapi tetap saja namanya kehilangan seeorang yang sudah lama menetap dihati itu sakit. Sayangnya,semua itu tak bisa dihentikan akibat takdir yang telah berbicara.

Saat itu semua terjadi, tampaknya jalan yang dilalui telah tertutup. Hanya bintang yang menjadi petunjuk. Semua kenangan dan kebersamaan tak akan pernah bisa dilupakan begitu saja. Takdir yang mempertemukan, takdir pula yang memisahkan. Yakin dan percaya jika semuanya akan indah pada waktunya. Suatu hari nanti , pertemuan pasti terjadi lagi meski belum tahu kapan.

---prolog---

''Gue tau lo suka sama gue''

Nasi goreng yang tadi nya berada di mulut seorang gadis bernama Rea keluar begitu saja. Membuat meja kantin kotor dengan nasi goreng yang sudah terkunyah sebagian itu. Orang yang membut Rea kaget langsung menyodorkan segelas es jeruk yang langsung diteguk Rea dengan sekali tegukkan.

''Maksud lo?'' tanya Rea tidak mengerti. Padahal ia sangat mengerti apa maksud orang itu, hanya saja ia bingung harus merespon apa.

''Gue rasa, lo tau apa maksud gue. Jadi...sejak kapan?'' tanya orang itu lagi. Orang yang sudah mengacaukan kegiatan makan siang Rea di kantin itu bernama Alden.

Rea mengerutkan dahi nya. Ia benar-benar bingung harus merespon apa. ''Lo habis nabrak apaan sih? Jadi eror gitu?'' canda Rea.

''Hahaha, oke-oke. Gue tau lo suka sama Prada''

Rea menatap Alden dengan tatapan tajam, ''Lo ngomong apaan sih, Al? Dari tadi nggak jelas mulu'' Rea kembali memakan nasi goreng nya sambil tertunduk. Menyembunyikan pipi nya yang merona.

Alden terkekeh kecil melihat respon Rea. ''Gue tau kok, Ya. Kalau gue nggak salah ingat sih, Prada itu pernah naksir juga sama lo. Bahkan pas lo naksir sama gue itu dia masih suka sama lo. Lumayan lama lah, dari awal kita masuk SMA''

''Tapi sayang, Prada nya nggak naksir sama lo lagi sekarang''

Tuk

Rea menjitak kepala laki-laki di hadapannya ini yang membuat laki-laki itu meringis sambil mengusap kepalanya.

''Lo kalau ngomong blak-blakan banget sih. Terus kata siapa gue pernah suka sama lo? Ngarang!'' Rea menatap ke arah lain, yang penting tidak melihat ke arah Alden yang sedang terkekeh.

''Kalau gue bilang, gue pernah baca buku diary lo, lo bakal marah?''

''ALDEN!!!''

---prolog---

Author's note: Cerita Us and Bimasakti nya di pause dulu. InsyaAllah kalau ada ide lagi dilanjut lagi. Selamat Membaca cerita baru dari kami. Semoga suka dan semoga ga di pause lagi. Ngomong-ngomong cerita ini di angkat dari kisah nyata.

Salam, DAVIGOS!

ODS {1}: ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang