Author's note: Mungkin bisa membuat kalian para pembaca kebingungan karena cerita yang tidak jelas ini.
---Teror 1---
RS Semoga Cepat Sembuh.
Pukul 17.00 WIB...
Setelah 20 menit an menunggu, akhirnya dokter yang memeriksa Rea keluar dari ruang pemeriksaan. Prada langsung berdiri dan menghampiri dokter itu, di ikuti Alden di belakangnya.
"Apa kalian berdua keluarga nya?" tanya dokter itu.
"Saya sahabatnya, dan ini tunangannya"
Prada langsung menatap Alden dengan tatapan tajam. Baru saja ia akan menyangkal ucapan Alden, dokter itu sudah menghadap ke arahnya dan berkata, "Kalau begitu bisa kah anda ikut dengan saya?" tanya dokter itu kepada Prada.
"Eh? Baik, dok" setelah dokter itu pergi Prada berbalik badan sebentar dan berkata, "Awas lo!" kepada Alden.
Alden hanya nyengir tanpa dosa dan kembali duduk di kursi yang ada di depan ruang pemeriksaan.
"Tunangan anda tidak mengalami penyakit serius. Hanya saja, terlalu banyak bakteri yang masuk ke dalam tubuhnya. Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya dokter itu ketika sudah berada di ruangannya.
"Jadi gini, dok...." Mengalir lah cerita singkat dari mulut Prada.
30 menit yang lalu....
Wuushh
Rea pingsan.
"ALDEN! LO APA-APAAN SIH!" teriak Prada dan langsung menghampiri Rea yang jatuh terkapar di jalanan.
Alden ikut jongkok di samping Prada, "Paling bohongan doang. Masa Cuma gue lempar sampah aja langsung pingsan sih" kata Alden dengan santainya.
Prada menatap tajam ke arah Alden, "Apa lo nggak mikir kalau di sampah itu banyak bakteri nya? Sekarang kita harus bawa Rea ke rumah sakit!"
Setelah itu mereka berdua membawa Rea ke rumah sakit terdekat menggunakan mobil Alden.
"Gitu dok" kata Prada, menjelaskan. Setelah selesai menjelaskan.
Dokter ber name tag Gian Devani itu kemudian menganggukkan kepala nya, tanda bahwa ia mengerti. Kemudian ia menuliskan sesuatu di sebuah kertas dan berkata, "Ini obat yang harus anda tebus. Mohon untuk menjaga kesehatannya, kami belum tahu bakteri apa saja yang masuk ke dalam tubuhnya, setelah hasil dari tes lab sudah diketahui saya akan menghubungi anda lagi"
Prada hanya menganggukkan kepala nya. Setelah di persilahkan keluar Prada langsung keluar. Ia memasukkan sebagian tangannya ke dalam saku celananya. Mata nya menatap lurus ke depan, kaki nya terus berjalan entah kemana. Prada, melamun. Bukan, ia tengah memikirkan sesuatu.
Kenapa gue khawatir? Wajar aja, dia cewek. Dan cewek itu kelemahan gue. Lagian bukan Cuma dia kok yang pernah bikin gue khawatir, cewek-cewek gue sebelumnya juga pernah gue kha....
Bruukk
Akibat tidak fokus dengan jalannya, Prada menabrak seorang perempuan. Prada langsung tersadar dan menatap seorang perempuan yang tengah memunguti obat-obat yang keluar dari dalam sebuah toples kecil.
Prada berjongkok dan membantu perempuan itu. Setelah semua obat berhasil masuk ke dalam toples kecil, Prada dan si perempuan berdiri. Prada meraih sesuatu di dalam kantong nya.
"Ini, buat ganti obat lo. Nggak mungkin kan obat yang udah jatuh di konsumsi lagi" Prada menyodorkan uang ke tangan perempuan itu. Karena tidak ada respon dari perempuan itu, Prada meraih tangan si perempuan dan meletakkan uang itu di genggaman si perempuan. Lalu tanpa mengucapkan apa-apa Prada melangkah pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ODS {1}: Choose
AléatoireOur Destiny Series~1 Ini tentang beberapa hati yang terluka. Kisah tentang terbaginya sebuah cinta. Seseorang harus mengalah dan mengorbankan kebahagiaannya. Sakit memang sakit. Seperti dihujam silet, teriris perih. Menyayat urat nadi dan meneteska...