16. Blue Hour

14 1 0
                                    

"Ish.." Ringis Soobin saat Moa dengan telaten membersihkan luka dan memberi obat merah.

"Sakit?" Soobin menggeleng sok kuat padahal itu pedih sekali.

"Aw!!" Pekik Soobin saat Moa dengan sengaja menotolkan obat merah dengan kasar.

"Hihi.."

"Kau sengaja ya?!"

"Jika sakit bilang saja sakit, banyak tingkah sih."

"Kenapa jadi aku yang banyak tingkah?"

"Soobinie.. aku suka kau yang sekarang." Ungkap Moa tiba-tiba membuat tanda tanya di benak Soobin.

"Kau terlihat seperti anak laki-laki biasanya." Lanjut Moa.

"Memangnya kemarin-kemarin aku banci?"

"Ishh.. Kau ini tidak mengerti apa yang ku bicarakan."

"Kau kan memang sulit di mengerti ishh.. aw! kau sengaja ya!!" Soobin mengejek Moa, dan di balas usapan kasar di lukanya. Membuat Moa semakin ingin menjahili Soobin.

Moa mengenang betapa sensitifnya Soobin saat pertama kali bertemu, sangat anti sosial seperti landak menganggap Moa pengganggu dan menegakkan durinya setiap Moa datang, siapa sangka sekarang mereka berteman bahkan Soobin baru saja bersedia terluka untuknya.

Hari sudah menjelang sore saat Moa selesai mengobati luka Soobin. Teman- teman mereka yang lain yang laki-laki menyiapkan tenda dan peralatan makan malam sedang yang perempuan bergerombol untuk membersihkan diri, karena Moa mengobati Soobin ia jadi ketinggalan rombongan.

"Wah Kalian sudah mandi semua?" Tanya Moa kepada teman-teman perempuannya yang sudah terlihat segar.

"Kau lama sekali.. Kami sudah mandi." Jawab Chaeryong merasa bersalah ia lupa bahwa masih ada Moa yang belum kembali.

"Apakah tempat pemandiannya jauh?"

"Tidak tapi agak mengerikan jika disana sendirian, aku ingin mengantarmu tapi aku harus menyiapkan makan malam setelah ini." Chaeyong memberi alasan tidak bisa menemani Moa.

"Tak apa aku berani sendirian."

"Benarkah? Itu akan sangat tidak nyaman kesana sendirian, aku akan menyuruh seseorang menemanimu."

"Tidak perlu aku bisa sendiri." Moa mengambil perlengkapan mandinya dan bergegas berlari ke tempat pemandian yang telah di tunjukkan Chaeryong.

Moa merasa biasa saja awalnya, tempat pemandianya lumayan berjarak dari tempat perkemahan. Melalui semak- semak yang lumayan lebat dn jalannya gelap saat hari mulai sore, pantas saja mengerikan juga jika sendirian. Tapi apa boleh buat Moa sudah memutuskan untuk pergi sendiri tanggung jika ia kembali.

Semua baik- baik saja sampai ia merasa seperti di ikuti seseorang, ketika ia melangkah ada suara langkah lain mengikutinya. Untuk mengecek apakah itu hanya perasaannya saja atau benar ada yang sedang mengikutinya, Ia mencoba mempercepat langkahnya dan orang itu juga mempercepat langkahnya seketika Moa berhenti dan beberapa saat langkah itu juga berhenti. Moa mulai berdebar tak nyaman ia takut menoleh ke belakang, jika manusia yang mengikutinya ia cukup menggigitnya saja tapi jika makhluk lain akan lain cerita. Ingat ini hutan dan hari mulai gelap.

"Cepat jalan." Suara di belakang Moa menghardiknya seketika Moa berjengit kaget dan menoleh kebelakang ternyata makhluk tinggi besar dan putih yang mengikutinya.

"Soobinie?! Ah.. kenapa kau seperti slender man sih!" Keluh Moa sekaligus lega jika itu adalah Soobin.

"Kau mengikutiku?"

"Aku juga ingin mandi."

"Mana peralatan mandimu?" Tanya Moa melihat Soobin hanya membawa dirinya.

"Aku bisa meminjam milikmu."

"Hah?!" Moa hanya bisa mangap mendengar jawaban Soobin.

"Ayo jalan."

Sebenarnya Soobin melihat Moa masuk ke hutan dan khawatir gadis mungil itu mencari beruang hutan dan membuat keributan. Jadi ia memutuskan mengikutinya sedikit menakut-nakuti dan membuat alasan tidak masuk akal.

Akhirnya mereka berjalan berdampingan saling menghina satu sama lain sepanjang jalan. Setidaknya perjalanan Moa tidak semengerikan tadi.

"Mandilah, aku akan berjaga disini." Perintah Soobin setelah sampai di sebuah tempat pemandian yang berjajar. Itu bisa di pakai laki-laki dan perempuan tadi anak perempuan sudah di beri waktu memakainya duluan, Soobin memastikan Moa mandi dengan aman jika nanti ada teman laki-lakinya datang ia bisa memberi tahu.

"Jangan mengintip!" Peringat Moa.

"Memangnya ada yang menarik darimu." Ejek Soobin di sambut sambitan handuk Moa.

Moa mandi dengan kilat, siram sabun yang penting wangi sabun dan segar ia bukan tipe gadis perawan yang menggunakan 8 step perawatan saat mandi.

"aku sudah selesai." Lapornya ada Soobin yang tengah memunggunginya.

"Sudah? Kenapa tidak ada bedanya?" ejek Soobin Moa hanya merengut kesal.

"Cepat kalau juga mau mandi!'

"Nanti saja, Ayo kembali." Ajak Soobin berjalan mendahului Moa, tujuannya hanya menemani gadis mungil itu saja ia bisa mandi nanti.

"Sudah sangat malam nanti semakin dingin."

"Darah laki- laki lebih panas dari perempuan, tidak masalah."

"Teori dari mana itu." Moa mulai heran dengan ke absurd an Soobin.

"Kau tidak percaya dengan apa yang kukatakan?"

"Tidak sepenuhnya apa yang kau katakan benar kan? Yah hari mulai gelap." Moa melihat langit yang berubah menggelap ia berjalan mendahului soobin dan melihat langit di ujung tebing.

"Belum, ini langit sebelum malam yang masih membiru tidak sepenuhnya hitam dan gelap."

"Tetap saja sebentar lagi gelap."

"Masih ada sedikit cahaya,pada masa ini birunya sangat indah navy dan bersih."

"Kau bicara apa? Kau memang punya dunia yang berbeda dan tidak mudah di pahami orang lain."

"Aku tidak perlu di pahami orang lain."

"Tapi aku ingin.."

Soobin dan Moa saling memandang satu sama lain.

"Aku ingin masuk duniamu dan memahamimu." Senyum Moa, entah kenapa Soobin merasa aneh dengan perkataan Moa.

"Apa maksudmu? Kau kesurupan setan gunung ya? Cepat jalan.. keburu gelap." Ajak Soobin dan memimpin jalan, telinganya memerah kebiasaanya jika malu.

***
Hai.. semoga kalian tetep suka ya walau ceritanya perkembangannya lambat.. percaya deh.. ini di siapin sampe sesion 2 cuma authornya aja nih yang butuh hidayah nulis ...

Keep voment!!!
😄😄

Pet of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang