Kemudian suara gemericik air terdengar samar, dibarengi suara cukup familiar.
"Yak! Lepaskan aku!"
"Tidak akan! Akan ku balas perbuatanmu!"
Soobin lagi lagi hanya bisa mengintip dari balik pohon besar menjulang tinggi. Menatap dua pemuda tanpa atasan, bermain di sungai diiringi senyuman riang juga berteriak gembira di sana. Jadi ini, yang dilakukan adiknya ketika di saat dirinya membuat hadiah?
Taehyun tertawa lepas memperlihatkan deretan gigi putih nan rapinya kala Beomgyu bertingkah seolah mengejar anak itu. Bahkan, selama perjalanan menyelamatkan diri dulu, Taehyun sama sekali tidak memperlihatkan senyuman khusus untuknya. Rupanya, kebahagiaan Taehyun ada pada Beomgyu. Bukan masalah, Soobin sangat bahagia, sangat cukup bahagia hanya dengan melihat adiknya tersenyum gembira walau bukan karena dirinya.
"Hei! Mau kemana kau?"
"Berenang!"
"Jangan jauh-jauh, hei!"
"Tidak, aku tidak jauh. Rasakan ini!"
Byurrr!!
"Yak! Apa-apaan?!"
Sepasang matanya memandang Sang adik yang baru saja berenang dalam air jernih itu, kemudian menjahili temannya dengan melempar air ke wajah Beomgyu. Sungguh, hati Soobin menghangat, dirinya merasa yakin bahwa Taehyun akan baik-baik saja selama hati anak itu berada dalam situasi yang mendukungnya untuk bahagia. Yang sebenarnya terjadi bukanlah seperti itu.
Entah lah, Soobin akan berusaha semampu mungkin, membuktikan bahwa keyakinannya Taehyun masih hidup bukanlah kalimat belaka yang menunjukkan dirinya gila. Menaruh harapan dan membuat presepsi sendiri itu diperbolehkan bagi siapapun, bukan?
Dia juga tidak mungkin membiarkan usahanya sia-sia di tengah jalan. Dia akan menyelesaikan semua ini. Dia akan mengakhiri semuanya. Adiknya, sedang menunggu jemputan, meminta pertolongan di sana.
Srrrkk!
Pemuda itu terhanyut dalam pikirannya, sampai hilang keseimbangan, hampir terperosok ke semak-semak kalau tubuhnya tidak memberikan reflek cepat.
Tidak perlu ditanya, pastinya ada orang lain yang mendengar suara semak yang disenggol Soobin barusan.
"Taehyun, kau mendengar sesuatu?" Beomgyu mengerjap kebingungan.
Yang ditanya menggeleng, tiba-tiba mereka berdua menghentikan sejenak kegiatan bermain air di sungai. "Aku tidak mendengar apapun. Perasaan mu saja mungkin?"
"Aku seperti mendengar suara dari arah sana." Beomgyu yang masih bersikukuh dengan pendiriannya, menunjuk pada semak belukar di sisi sungai, tempat Soobin bersembunyi.
Anak itu, Taehyun, mengikuti arah pandang temannya. "Mungkin itu hewan? Atau angin? Bisa saja hanya perasaanmu. Aku tidak mendengar apapun. Memangnya, berapa kali kau mendengar suara itu?" Memberi sekilas pertanyaan supaya bisa meyakinkan kalimat Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOS: Stuck On Survival
FanfictionRela mengorbankan diri, untuk pergi ke kota yang sudah mati, demi orang yang ia sayangi. "Ini hanya sebuah penyelamatan, kenapa kau melarangku?" Bersama dengan rasa semangat yang tak pernah sirna, Soobin selalu berusaha untuk menyelamatkan Sang adik...