Chapter 22

4.9K 569 174
                                    

"gulf, gulf keluarga phi mild, gimana keadaan phi mild, phi pungfai dok?!" gulf berkata dgn nada panik, sama seperti mew yg berdiri sejajar dgn gulf, menunggu jawaban dari sang dokter.

Dokter itu menarik nafas terlihat wajah sedih di sana, wajah yg tak dpt gulf baca begitu pula mew, bibir itu seakan bungkam untuk berbicara.

"dok!, pasien bernama mild bangun!" mendengar itu gulf menerobos masuk diikuti dgb mew.

Pemandangan menyakitkan bagi gulf, sunguh dia tak menyangka semuanya terjadi begitu cpt, dia melangkah kan kakinya menuju mild tapi langkah nya terhenti melihat badan yg tertutup rapi oleh kain putih dari atas kpl hingga kaki, gulf menelan ludah nya kasar menuju ranjang itu membuka kain itu perlahan menunjukkan wajah pucat seorang perempuan yg menjadi kakanya menjadi ibu nya, perempuan yg selalu menolong nya saat kakanya memarahinya, perempuan yg selalu memberikan ide untuk menjahili kakanya. Sekarang wajah itu pucat, gulf menatap wajah itu matanya terhenti saat melihat alat rumah sakit tak menempel sedikit pun dibadan perempuan itu.

"phi pungfai?"gulf menggengam tangan itu, dingin itulah yg ia rasakan.

"dok?!, phi pungfai kedinginan ia butuh selimut biar bdn phi nya gulf hangat, phi mew kita harus ambil kerumah yok phi kasihan phi pungfai kedinginan iya kan phi pungfai?!" gulf berucap dgn nada sendu Tapi tersenyum.

"kok phi diam aja, lihat gulf dong phi jgn tidur kita buat teh hangat aja phi meew lihat kok phi pungfai tidur sih?!, dok?!"

"gu-gulf?" suara serak itu membuat gulf menoleh ke arah ranjang tepat di samping ranjang pungfai, laki² yg masih memakai alat pernapasan.

"phi mild?, lihat phi pungfai dia tidur terus phi mild bangunin dehh" gulf dgn tatapan tak dpt diartikan, tatapan penuh pertanyaan.Mild membuka alat bernafasan itu membuat dokter ingin memasang nya kembali tapi mild menunjukkan arahan supaya biar seperti ini.

"phi mild jgn buka itu, phi mild lagi sakit!" dng nada marah, tapi malah menunjukkan kesan lucu bagi mild.

"gulf?!, udh saatnya phi pergi, pungfai udh pergi duluan phi gk mau disini tugas phi udh selesai syng"

"phi mau kmn?!, phi pungfai cmn tidur kok yah kan phi mew?!"

"mew phi tau semuanya, phi tau kamu siapa, dan keluarga kamu. Semuanya udh phi ketahui saatnya phi ningalin kamu, bersama gulf berjuang bersama itu yg harus kalian lakukan"

"ihk apaan sih phi, phi gk usah kek drama dehh kita bakal sama² berjuang phi mild phi pungfai phi mew sama gulf! Bakal sama-sama!"mendengar itu mild tersenyum menarik tangan adik nya itu dgn susah paya, dan menyatuhkan dgn tangan mew.

"phi udh gk kuat syng, phi udh selesai tentang dunia ini saatnya phi istirahat"

"gak hiksss gak phi harus sehat, phi pungfai lihat phi mild omelin cpt!! Hiks phi pungfai jg diem trus gulf cape bangun dong hiks" runtuh sudah pertahanan gulf.

"mew di tempat ini, phi minta tolong supaya kamu jaga gulf untuk phi kamu mau kan?!" mendengar itu mew menggeleng, tersirat sebuah kalimat kalo mew tak mau mild berkata demikian.

"mew phi tau kau itu orang yg baik, phi percaya kau bisa menjaga gulf, dan kau gulf jgn nakal jgn buat mew pusing dgn tingkah mu oke?!"

"phi ngomong apa sihh phi gk sayang smaa gulf lagi?, terus phi mau ningalin gulf smaa phi mew phi jahat banget"

"mew jaga gulf un-ha... Untuk phi---" tit!!!! Suara itu, tanda kalo jantung sudah tak lagi berdetak, habis sudah gulf melihat ke arah dokter yg membuka alat pernapasan itu, sementara mew mundur secara perlahan sampai akhirnya langkah nya terhenti di dinding nafas mew keluar tanpa beraturan, kaki mew lemas seketika.

phi HEBAT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang