8 | Telepati

107 27 19
                                    

Budayakan vote dulu sebelum baca♡

Selesai memarkirkan motornya, Taehyung segera masuk kedalam sebuah Cafe, seusai mengantarkan Sohyun tadi anak Bangtan telah membuat janji untuk bertemu disebuah tempat dekat sekolah mereka, rencananya sih ingin membahas tentang masalah yang tengah menyelimuti geng Bangtan, siapa lagi kalo bukan si Rude Win's.

Taehyung sebagai cowok terpercaya diantara mereka bertujuh setelah Namjoon sudah membuat rencana yang akan digunakan untuk balas dendam dengan rivalnya.

Taehyung melambaikan tangannya saat Jungkook menoleh duluan, cowok bergigi kelinci itu menjawabnya dengan anggukan.

" Pak wakil lama benar dah, nunggu angkot dulu ape? " Tanya Jungkook sembari bergurau, padahal situasinya lagi serius begini.

Jimin yang berada tepat disebelah memukul kepala Jungkook ketika menyadari aura iblis milik Taehyung terasa ditengkuknya saat cowok itu mendudukan diri disamping Namjoon dengan ekspresi dingin.

Keenam cowok itu merasa lega akhirnya Taehyung datang dengan selamat, ya mereka tau kalau sekali ada masalah apalagi dengan Vero pasti nggak akan tanggung-tanggung buat bikin rivalnya babak belur, terutama Namjoon sang leader yang tegas dan wibawa, dia harus bisa membawa anggotanya untuk menjadi cowok yang cool tapi nggak brengsek.

Namjoon mengetahui hampir semua hal menyangkut keenam sahabatnya termasuk Taehyung, cowok bermata elang itu membenci musuh yang beraninya adu tonjok keroyokan, apalagi suka nyuruh tangan kanan doang, cih.. Vero nggak ada apa-apanya bagi Taehyung selain kata brengsek.

Taehyung mengusap surainya asal, rasa cemas tiba-tiba datang, entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya sejak keluar dari pekarangan rumah Sohyun, ia mengira itu hanya perasannya saja, tapi hingga sampai cafe perasaan cemasnya belum juga mereda dan malah semakin berprasangka aneh.

" Lo kenapa Tae, kek cemas gitu? " Tanya Jimin yang langsung peka akan gelagat Taehyung.

Hal itu membuat kelima sahabat nya memandang kearah Taehyung, sedangkan cowok itu hanya mengedikan bahu, ia merogoh ponselnya disaku celana membuka roomchat nya dengan Sohyun berminat mengecek waktu terakhir cewek itu online.

Terakhir dilihat 16.05

Taehyung ingat, Sohyun tadi udah nggak buka ponsel sama sekali hingga pulang, bahkan cowok itu melihat sendiri Sohyun masuk gerbang--eh enggak, tadi cewek itu ingin mengatakan sesuatu lagi tapi Taehyung langsung melajukan motornya pergi.

Apa mungkin Sohyun menangis lagi?

Beberapa hari lalu cewek itu juga mengatakan ketakutannya pada Vero, pasti Sohyun merasa tertekan dengan adanya masalah ini, Taehyung baru menyadari sesuatu, Sohyun membutuhkannya.

" Sial. Gue ninggalin Sohyun sendiri dirumah sedangkan brengsek itu pasti lagi berkeliaran disekitar sini " Taehyung mendesah panjang, menepuk dahinya berulang kali merutuki ketidak pekaannya pada Sohyun.

" Bener juga sih, guys. Kalo Vero bilang Sohyun jadi taruhan dia, pasti sekarang dia sama anak buahnya lagi nyari alamat Sohyun " Terka Jungkook

Taehyung menoleh, menautkan alisnya tak mengerti maksud Jungkook.

Jimin meletakan gelas capuccino nya dimeja, lantas ikut menambahi.

" Maksud Lo Vero punya rencana buat nyulik Sohyun dan ngancem kita biar ngalah sama mereka gitu? "

Jungkook mengangguk. " Coba Lo pikir dah Jim, tiba-tiba Vero Dateng wa Bang Tae minta kita tanding terus dengan enaknya dia bikin Sohyun jadi taruhannya, secara nggak langsung itu cowok tau kalo Sohyun pacarnya bang Tae, bener gak bang Jun? " Giliran Jungkook menunjuk Namjoon meminta pendapat.

Not, UNDERSTAND? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang