Satu malam kami berbincang, tentang langit yang diam-diam menyimpan begitu banyak rahasia. Bagaimana cakrawala melintang memisahkan air di bumi dan di atas bumi, segagah apa galaksi tempat bernaung bintang-bintang yang teramat terang dan menyilaukan, juga eligi tentang alam semesta yang terlalu rumit dan sulit dipahami nalar manusia. Lalu samar-samar aku mendengarnya bertanya, apakah aku percaya jika dia atau seseorang yang telah meninggal akan menjadi bintang pada akhirnya? Dan apakah kita akan menjadi bagian dari galaksi yang terlihat indah itu? Sementara aku tahu bintang-bintang di atas sana hanyalah benda langit yang memancarkan cahaya, sementara aku yakin ada tempat yang jauh lebih indah dari sebuah galaksi untuknya singgah, suatu saat.
Ya sayang, pada akhirnya semua orang akan berada di tempat yang indah, namun galaksi tak cukup indah untuk ditempati bintang seterang dirimu, batinku.
Berawal dari perbincangan tentang megahnya semesta dengan definisi Milky Way dalam mitologi Yunani, sampai tak paham mengapa berujung dengan pembahasan kucing botak yang ia bilang mungkin akan menggelikan saat disentuh, aku tak ingat lagi sampai dimana obrolan kita berakhir malam itu.
Presensinya tiba-tiba menghilang di pengujung malam, tak sangka membuatku jatuh sedalam ini sampai sulit kutemukan jalan keluar, andai dan jika kini menjadi nyanyian mengerikan yang membuat sisi warasku terkikis secara perlahan.
- Gema -
Gema bukanlah seorang ayah yang hebat dan berambisi untuk disebut sebagai pahlawan. Bukan juga ayah yang baik dan bisa dengan mudah memberikan seisi semesta untuk orang tercinta. Dia hanyalah ayah dengan sejuta usaha untuk selalu terlihat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak 🌻
General FictionTentang Gema yang dipaksa belajar ikhlas saat kebahagiannya direnggut secara tiba-tiba. Semesta runtuh tepat di pertengahan malam satu hari terakhir bulan Desember dua tahun lalu. Gema tak pernah mengira, hidup dalam baluran kebohongan akan lebih me...