Matanya mengerjap beberapa kali, menyadarkan diri kalau lampu di kamarnya dimatikan. Hanya tersisa lampu duduk di nakas yang ia punggungi, Arwen tidak tau sejak kapan Kinan masuk dan tidur di kamarnya. Ketika sekali lagi ia menyerjap pun Arwen baru sadar kalau Kinan juga tidur memunggunginya.
Sesaat Arwen melirik untuk melihat jam, tapi tentu tidak terlihat karena kamarnya gelap, mau melihat di handphone pun Arwen malas, sudah dalam posisi paling nyaman, memeluk Kinan dari belakang. Mungkin sekarang sudah subuh, nanti juga terlihat kalau mulai pagi. Mungkin sinar matahari akan menyapa dari sela-sela gorden kamar Arwen.
Arwen pikir-pikir, belakang ini memang lumayan sering Kinan menyelinap untuk tidur bersamanya. Dibiarkan oleh Arwen, ia juga tidak pernah bertanya alasan Kinan, tapi justru Kinan sendiri yang kadang langsung cerita, biasanya alasannya karena Avi, Tama, sampai dua kucing berbeda ras mereka itu memenuhi kasur Kinan. Alasan lainnya mungkin karena terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Selain itu, yaa... ingin saja.
Kecupan lembut Arwen daratkan di pucuk kepala Kinan, lalu berpindah ke bahu. Arwen sudah harus bangkit untuk bersiap, tidak terasa kalau alarm paginya sudah berdering. Jadi, sementara Arwen biarkan Kinan melanjutkan tidurnya, ia melenggang ke kamar mandi.
Sejenak Arwen intip ke luar, pikir Arwen mungkin hujan sudah reda, ternyata masih deras. Sejak malam dua hari yang lalu hujan mengguyur dan lupa untuk berhenti. Aman untuk Arwen, dari besmen apartemen ke besmen kantor, tidak akan terkena hujan, yang kasiham justru Kinan.
Kemarin pulang-pergi Kinan diantar Arwen, tapi yang namanya diantar hanya bisa sampai gerbang, sisanya Kinan jalan, mana hujan sama sekali tidak berhenti. Mantel tebal sampai payung menjadi benda yang sangat dibutuhkam sejak kemarin.
"Pulangnya aku jemput ya Nan."
"Iya." sahut Kinan setuju, matanya masih menatap keluar memperhatikan orang-orang berlarian menghindari hujan. "Kak Arwen langsung ke kantor?"
"Iya."
"Ya udah."
Itu jawaban terakhir Kinan sebelum keluar mobil dan turut berlari meski sudah pakai payung. Arwen yang memperhatikan jadi iba. Ia mulai berpikir macam-macam, takut Kinan sakit terkena demam. Saat pulangnya pun sama, hujan masih awet, Kinan berjalan hati-hati di bawah payung menuju halte dimana Arwen sudah menunggu. Mantelnya agak basah kena ciprat, sampai di rumah, Kinan lekas diberi titah untuk mandi air hangat, pun Arwen bawakan teh untuk Kinan.
Hari ini hujan masih mendera, sama sekali tidak ada imbauan sekolah diliburkan, tapi mana ada sekolah yang diliburkan karena hujan? Kalau hujannya menyebabkan banjir, bisa jadi. Tapi ini kan tidak, jadi Arwen masih harus mengantar dan menjemput Kinan
Ketika Arwen keluar kamar mandi, kasurnya sudah rapih, Kinan juga sudah pergi, mungkin untuk mandi dan bersiap. Arwen masih harus berpakaian sebelum turun untuk ikut sarapan.
"Ujannya awet banget, udah dua hari loh."
"Ya lagi musim ujan kali Kak." Arwen menarik seringai untuk Amanda di kursi meja makan, mecemili roti bakar sambil menimang bayi pertamanya.
Ah, Amanda sudah melahirkan sebulan yang lalu. Bayi perempuan, diberi nama Adinda Freya Surawiredja. Adinda nama pilihan Faris dan Freya dari Amanda. Inginnya diberi nama Ariel, tapi kan sudah dipakai si kucing gembul. Seminggu pertama Adinda selalu sukses buat orang seisi rumah terjaga tiap malam. Hanya seminggu, itu pun untuk adaptasi, setelahnya Adinda selalu menjadi anak manis.
Tidak lama mereka mengobrol, Kinan baru turun. Sudah rapih dengan seragam hari Rabu. Batik dan celana abu-abu. Kinan lebih dulu melenggang ke ruang tengah untuk menyimpan tasnya, baru ia ikut bergabung ke meja makan. Memang hanya ada Arwen, Amanda dan Sulimah. Andri masih di ruang kerja mengurus kerjaan, Faris sendiri masih di kamar, semalam pulang larut karena pasien lumayan banyak.
![](https://img.wattpad.com/cover/268047840-288-k774928.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lack of Sweet (BL) [COMPLETE]
Teen Fiction❝𝐾𝑖𝑛𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 𝑖𝑠 𝑙𝑖𝑘𝑒 𝑠𝑢𝑔𝑎𝑟, 𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑒𝑠 𝑙𝑖𝑓𝑒 𝑡𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎 𝑙𝑖𝑡𝑡𝑙𝑒 𝑠𝑤𝑒𝑒𝑡𝑒𝑟.❞ Tanggungjawab. Tanggungjawab. Dan tanggungjawab. Selalu itu dan itu saja. Rasanya mungkin berat, memuakan, tapi tidak juga kalau dibaren...