Jadi Arwen bilang, ia sudah kerja dari lama. Waktu itu sambil makan siang, Kinan mendengarkan cerita Arwen dan yaa benar, ceritanya berputar-putar, berbelit dan panjang. Intinya, di semester tujuh ketika kuliah dulu, Arwen kerja magang di luar negri, ia cuti kuliah dan memilih kerja karena lumayan sudah diterima. Selama dua tahun di sana, ketika pulang Arwen langsung mengurus skripsi untuk bisa lulus dan melanjutkan kerja.
Kerjanya tidak di luar negri seperti sebelumnya, Arwen kerja di tempat ayahnya. Yang ini juga benar, Ayahnya Arwen pemilik perusahaan. Tapi untuk yang satu itu benar-benar terasa seperti mimpi untuk Kinan. Hidupnya berubah jadi sebuah cerita paling klise, dan benar-benar terjadi! Ayahnya Arwen entepreneur sukses, Arwen diminta untuk segera lulus kuliah dan mendampingi ayahnya di perusahaan. Arwen setuju, jadi selepas ia dinyatakan lulus sidang skripsi, Arwen langsung bekerja. Jabatan yang diberikan ayahnya juga bukan jabatan yang main-main. Dari situ Kinan baru mengerti kenapa Arwen yang baru sidang skripsi bisa punya jabatan tinggi.
Kalau mengira Arwen orang berada, Kinan sudah mengira sejak lama, tapi tidak tetap menyangka karena ternyata Arwen bisa seberada itu. Seperti jari tengah dan ibu jari, kedudukan Arwen di puncak jari tengah, sementara Kinan menggelayut di ibu jari. Ini yang buat Kinan merasa hidupnya seperti di drama-drama, ftv dan semacamnya, Kinan orang biasa-biasa saja bertemu dengan orang seperti Arwen karena sebuah kecelakaan dan tanggungjawab. Persis! Tapi Kinan harap, semoga masalah hidupnya tidak seperti drama-drama itu. Semoga.
Dari obrolan siang itu, keduanya jadi lebih saling mengenal satu sama lain. Kegiatan antar-jemput juga jadi hal yang tidak penuh rasa sungkan seperti sebelumnya. Obrolan mereka jadi banyak. Kadang Arwen yang mendengerkan cerita tentang sekolah Kinan, kadang sebaliknya, Kinan yang mendengarkan dengan saksama tentang hari Arwen. Meski kadang ada beberapa hal yang tidak Kinan paham karena menyangkut soal pekerjaan.
Hari ini classmeeting terakhir, pertandingan-pertandingn terakhir dari olahraga sampai tari, penentuan pemenang juga dilakukan hari ini, begitu juga hasil ujian tengah semester kemarin. Tidak diumumkan secara gamblang, hal itu akan dilakukan saat selesai Upacara Bendera hari Senin nanti, hari ini hanya akan diumumkan melalui papan pengumuman, dari pertingkat tertinggi sampai urutan ke 50. Setiap jurusan IPA dan IPS, bukan perangkatan.
Kinan tidak mempedulikan soal hasil akhir pertandingan di classmeeting tahun ini, Kinan lebih khawatir dengan nilai UTSnya. Kinan rasa ia sudah mengerjakan semampunya. Kinan sudah tidak ikut basket jadi harusnya ia sudah cukup belajar. Yang Kinan khawatirkan kalau nilainya lebih kecil dari nilai saat ujian akhir kenaikan kelas kemarin. Orangtuanya pasti meminta pertanggungjawaban. Untuk bertahan di lima besar bukanlah hal yang mudah.
Matanya melirik kerumuman teman-temannya, sedang bercanda seru, tidak peduli dengan apapun, ya soal pertandingan atau bahkan nilai UTS. Tidak seperti Kinan. Andai Kinan bisa setenang itu, pasti ia sudah ikut bergabung bercanda dengan teman-temannya, tapi pengumuman hasil ujian ini yang selalu buat Kinan panik berlebihan. Kinan sadar itu tidak baik, tapi Kinan juga tidak bisa menghilangkannya, sudah seperti itu sejak ia masih di bangku Sekolah Dasar.
“Nan.. Kinan!” Bagas mengguncang keras bahu Kinan, “Malah bengong, mau ke kantin nih. Mau ikut gak?”
“Ikut.” Jawabnya lemas, meski senyum sudah mengembang untuk yang lain, Kinan tetap lemas. Ia kepikiran. Takut juga.
Obrolan dengan teman-teman yang lain masih berlanjut, segerombolan anak laki-laki kelas dua belas ini jadi mendominasi ketimbang murid lain, habis, waktu yang lain masih setia memakai pakaian olahraga, mereka malah pakai seragam putih dan abu-abu, bukan pramuka apalagi olahraga. Jadi gimana tidak menarik perhatian?
Kantin jadi sepi karena lomba modern dance dari tiap kelas itu sedang berlangsung, sudah jelas murid lain lebih tertarik menonton lomba tersebut dibanding nongkrong di kantin. Kinan ikut teman-temannya saja, lagipula ia tidak tertarik dengan lomba yang satu itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/268047840-288-k774928.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lack of Sweet (BL) [COMPLETE]
Roman pour Adolescents❝𝐾𝑖𝑛𝑑𝑛𝑒𝑠𝑠 𝑖𝑠 𝑙𝑖𝑘𝑒 𝑠𝑢𝑔𝑎𝑟, 𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑒𝑠 𝑙𝑖𝑓𝑒 𝑡𝑎𝑠𝑡𝑒 𝑎 𝑙𝑖𝑡𝑡𝑙𝑒 𝑠𝑤𝑒𝑒𝑡𝑒𝑟.❞ Tanggungjawab. Tanggungjawab. Dan tanggungjawab. Selalu itu dan itu saja. Rasanya mungkin berat, memuakan, tapi tidak juga kalau dibaren...