Chapter 1 • Dasar Iblis!

38.9K 3.8K 123
                                    

Pak Ezra: Glo, ke gudang sekarang bs? Trout yg dtg mlm ini berenang lg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Ezra: Glo, ke gudang sekarang bs? Trout yg dtg mlm ini berenang lg.

Sudah pukul sebelas malam, dan bosku itu orang yang paling tidak kenal waktu. Sepertinya dia bekerja 24 jam nonstop, karena bahkan di jam-jam orang mau merem dan istirahat dia selalu chat yang membahas kerjaan, dan aku nggak yakin kalau dia punya kehidupan lain di luar itu.

Tadinya mau kubiarkan saja, nggak kubaca, tapi aku tidak bisa menyembunyikan diriku bahwa aku sedang online, kan?

Nggak munafik, aku masih butuh kerja, aku belum bisa pulang ke Ungaran untuk kembali menggantungkan hidupku pada uang bapak atau datang ke Jakarta untuk menumpang hidup dengan kakakku. Setidaknya sampai bapak berubah pikiran untuk berhenti mempunyai keinginan memiliki mantu seorang TNI berpangkat. Meskipun aku nggak tahu kapan bapak mau merubah pikirannya. Mungkin nanti kalau Lapindo sudah tidak mengeluarkan asap panas lagi.

Dengan malas, aku mengetik sebuah jawaban untuk bos berdarah dingin yang membuat hidupku seperti di neraka.

Me: Ok.

Hal ini terjadi nggak hanya sekali, sudah beberapa kali ikan trout dan salmon fresh yang datang ke gudang dalam kondisi esnya mencair, yang berarti suhu di dalam mobil pengiriman selama perjalanan dari Jakarta ke Surabaya tidak stabil. Itu yang dimaksud bosku berenang tadi. Kalau sudah begini, kerjaanku makin bertambah. Aku harus mengajukan komplain ke JFC pusat yang seringnya tidak dapat tanggapan, atau dapat tanggapan tapi dalam jangka waktu yang lama.

Harusnya hal semacam ini adalah tanggung jawab inventory control, bukan tugasku. Tapi sialnya, di perusahaan tempatku bekerja SOP-nya kacau. Job desc yang kuemban nyatanya banyak yang melenceng dari tugas utamaku.

Katanya, dari dulu hal-hal semacam itu sudah jadi tugasnya purchasing, aku nggak punya wewenang untuk mengubahnya dan yang lebih parah lagi, yang memiliki wewenang untuk mengubah hanya bisa tutup mata karena mengira bahwa aku sanggup mengerjakannya.

Ya, aku sanggup, selama ini aku kuat dan bertahan dengan setumpuk pekerjaan yang deadline-nya saling berhimpitan hingga membuat kehidupan pribadiku lama-lama seperti bosku.

Definisi pepatah keluar kandang singa jatuh ke lubang buaya adalah keadaanku selama dua tahun terakhir ini. Aku memilih pindah ke Surabaya karena menolak rencana bapakku untuk mengenalkanku pada pria yang seprofesi dengannya, pria berseragam loreng hijau—yang katanya mau masuk ke BIN (Badan Intelijen Negara).

Ya, jelas aku bakal menolak. Sudah cukup aku jadi anak seorang perwira tinggi berbintang tiga, Letnan Jendral Bagus Hadinoto Kusumo, yang membuatku sakit kepala karena tidak bisa bebas. Aku nggak mungkin sanggup menghadapi orang yang jelas-jelas profesinya sama dengan bapakku, yang membuatku akan berakhir dengan bertekuk lutut untuk menuruti perintahnya dan menjadikanku ibu-ibu persit yang harus mendampingi ke manapun suaminya dipindahtugaskan.

The Love You Left Behind [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang