DERAL -1.

56 15 14
                                    

       

Jangan lupa follow akun author terlebih dahulu ya biar setiap up notifnya masuk😊.
DERAL akan up setiap sabtu dan minggu ya teman teman.

Happy reading🎉

   

1.📍Dena dan anak panti

🌺🌺🌺🌺🌺

Ruangan berwarna Hijau toska itu penuh dengan tawa, dan kikikan geli. Tepat di taman belakang panti Harapan, Risa dan anak panti lainnya ternyata asik bermain air bersama. Tak menutup kemungkinan mereka sudah basah kuyup karena terkena air keran yang malah di buat mainan.

Sarah, pemilik panti terkejut dan menghampiri mereka.

"Yaampun, Dena. Denis. Ciko. Fahtan. Lula stop!" tegas Sarah menatap kelimanya secara berderet.

Dena. Denis. Ciko. Fathan. Dan Lula berbaris menghadap Sarah sambil menunduk.

"Maaf Bund," ujar Denis dan di lanjutkan oleh keempatnya.

"Kalian paling besar di sini, kasih contoh yang baik buat adik adik kalian, bukan memberi contoh seperti ini," keluh Sarah.

Dena maju selangkah ke depan.

"Maaf Bunda, ini semua salah Dena tadi Dena keseruan main air jadi semua basah," timpal Dena menunduk.

"Lain kali jangan lakuin hal kaya gini ya? Bunda gak mau adik adik kalian mencontoh hal ini dan mereka kenapa kenapa," jelas Sarah.

Kelimanya mengangguk bersamaan.

"Yasudah, ganti baju terus kita makan."

"Yeay makan!!!" kata Denis girang.

Ciko menarik Denis yang belum siap melangkah. Risa meminta maaf kemudian mengikuti teman temannya.

🌺🌺🌺🌺🌺

"Makan nasi goyeng yee," kata Mira anak perempuan cadel salah satu penghuni Panti Harapan.

"Nasi goreng bodoh, gitu aja gak bisa. Belajar makanya belajar!" ledek Denis di meja makan.

Senyum bahagia Mira luntur seketika. Matanya mulai menampakan beningan air, dan siap meluncur.

"HUAAAAAA BUNDAAA!!! ABANG DENIS LEDEKIN MILAAAA!! HUAAA," adu Mira sambil menendang meja.

Prang!

Fathan membenturkan sendok makanya ke piring kacanya. Menghasilkan suara kencang yang membuat Mira terdiam.

"Berisik! Makan jangan berisik, lu juga Den! Udah tahu Mira kaya gitu anaknya masih aja di gangguin."

Denis menyengir. Meminta maaf pada Mira sambil mengelus rambut Mira.

"Tu, dengelin kata Abang Fathan jangan belisik," cicit Mira polos.

Dena datang membawa lauk makanan mereka dan menaruh gelas berserta air minum yang di bawa Lula.

Sarah datang ke meja bersama anak panti lainnya. Total keseluruhan anak panti ada 15 orang. 5 orang berumur 16 tahun yaitu Fathan. Lula. Dena. Denis dan Ciko. Lalu sepuluh orangnya yang berumur 5-10 tahun. Contohnya Mira yang masih berumur 6 tahun.

"Sudah, jangan bertengkar sekarang fokus makan," perintah Sarah.

Semuanya mengangguk patuh. Lalu berdoa bersama sebelum makan.

Selesai berdoa yang di pimpin oleh Ibu Sarah, mereka pun makan bersama dengan nasi dan lauk seadanya. Namun semua terasa nikmat saat makan bersama sama seperti ini.

"Ih Ka Ciko, itu kan minum Mila, kok di minum?" protes Mira.

"Gapapa, kita kan satu rumah," jawab Ciko santai.

"Tapi Mila enggak mau bekas Ka Ciko, bauu...Ka ciko kalau sikat gigi cuman gigi depannya doank, dalemnya enggak," ungkap Mira.

Lula terbatuk batuk. Setelahnya tertawa mendengar ungkapan Mira yang valid.

Ciko menatap Mira gemas. Ingin sekali memakan anak kecil cadel itu.

"Diem napa Mir. Malu nih gue!" tekan Ciko.

Semuanya hanya bisa menahan tawa dalam hati. Lalu kembali melanjutkan acara makan siang mereka.

Selesai makan Dena membereskan piring piring kotor dan mencucinya bersama Lula.

Dena dan Lula sudah biasa mengerjakan pekerjaan rumah untuk membantu Sarah. Selesai itu Dena masuk ke kamar panti bersama Lula.

"La, kapan ya orangtua Dena jemput Dena? Dena pingin banget ketemu sama Mamah papah," curhat Dena.

Lula yang asik merengut kesal tidak merespon ucapan Dena.

"La. Lulaa!!!"

"Haah? Iya Dena? Kenapa?" tanya Lula tersadar.

"Kamu lagi lihat apa La? Mukanya kok kusut kaya tali layangan," kata Dena.

"Gue pusing," balas Lula.

Dena panik.

"Loh? Kalau pusing tadi kenapa gak istirahat aja? Biarin Dena yang cuci piringnya tadi,"

"Bukan pusing kepala Na,"

"Pusing kenapa?"

"Pusing karena jerawat gue gak ilang ilang nih. Ngeselin kan!" gerutu Lula sendiri sambil menyentuh jerawatnya yang menonjol besar. Mempengaruhi pipinya yang mulus.

Dena tertawa pelan.

"Ada-ada aja kamu La. Masa jerawat di pusingin, Mira aja yang cadel gak pusing tuh, masa kamu cuman jerawat aja pusing," sembur Dena telak.

Lula membeku.

"Ya...ya bedalah! Dia kan emang udah cadel jadi wajar kalau misalkan gak pusing, gue kan pusing karena jerawat gue gak ilang ilang,"

"Terserah kamu La, tapi kata orang orang jerawat itu timbul karena ada yang kangen loh La, mungkin aja ada yang lagi ngangenin kamu atau suka sama kamu," celetuk Dena.

Lula tertawa keras.

"Suka?! Sama gue? Siapa! Mana ada Na," tegas Lula yakin.

"Pasti ada La," tukas Dena.

"Siapa? Siapa coba yang suka sama gue?!" tanya Lula ingin tahu.

"Setan,"

Bukan Dena yang menjawab, melainkan.

"DENISSSSS!!!!!!"

TBC

Dukung Author dengan vote dan komen ya teman teman. Supaya semakin banyak yang baca cerita DERAL dan semakin ramai yang ikut terinspirasi. Salam Author:)

DERAL (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang