DERAL -7

21 10 12
                                        

Hallo semunya, hari ini aku update DERAL lagi. So plis dukung aku dengan vote dan komen kalian tentang cerita ini:(

Karena aku butuh banget saran dari kalian tentang cerita ini.

Aku harap kalian suka ya.



7.📍Kucing

Ceklek

"Kenapa?!" teriak Dena dari luar toilet.

Tidak jauh dari posisinya berdiri, seorang Geral tengah berdiri di atas meja ruangannya dan menampilkan ekspresi takut.

"It--u," lirih Geral menunjuk ke bawah meja.

Dena menelisik ke bawah. Mencari sesuatu yang aneh.

"Gak ada apa apa kok," jawab Dena jujur.

"Tadi. Gue lihat ada kucing di bawah meja," kata Geral ketakutan.

Mata Dena mengedip polos.

"Mpfftt, hahaha. Jadi, kamu takut sama kucing Ral?" tanya Dena menutup mulutnya menahan tawa.

"En-g, yaa gue gak takut kucing, cuman gelii," balas Geral bohong.

Dena tertawa lepas. Bahkan tawanya menggema di dalam ruangan Gerald, mengisi ruangan yang sangat hening itu.

Kucing kecil berwarna orange keluar dari bawah kolong meja. Sontak Geral segera menjauh dan berlari ke arah sofa. Berdiri sambil menatap kucing yang agak jauh darinya.

Sikap Geral membuat Dena tidak tahan untuk tidak tertawa.

"Buang keluar Na!" ketus Geral kesal karena Dena malah sibuk menertawakannya.

"Iya, iya,"

Kasihan dengan Geral. Dena mengeluarkan kucing tersebut dari ruangan Geral dan menaruhnya agak jauh dari ruangan Geral.

Selesai itu Dena masuk kembali ke ruangan Geral.

Entah angin darimana. Geral menutup pintu ruangannya sesudah Dena masuk ke dalam ruangannya.

Mengunci pintu dan mengurung tubuhnya dengan kedua tangannya yang mengunci pergerakan Dena.

Dena meneguk ludah kasar. Takut Geral membentaknya lagi, karena ekspresi Geral saat ini seperti orang sedang marah.

"Coba ketawain gue lagi?!" tantang Geral

"Maaf Geral. Dena gak berma--." Ucapan Dena tersela

Cup

Hawa ruangan menjadi panas. Dena menatap Geral dalam, sehabis Geral mencium keningnya.

Plak!

Dena menampar Geral. Mendorong tubuh Geral menjauh darinya. Kemudian membuka pintu ruangan Geral dan berlari meninggalkan Geral.

"NA! DENAAA!"

Geral memukul tembok.

"Argh! Kenapa gue bisa ngelakuin hal bodoh itu sih?!" geram Geral pada dirinya sendiri.

Tidak tinggal Diam. Geral pun berusaha mengejar Dena yang berlari tapi masih bisa untuk di kejar.

Mata Geral membulat saat Dena melambaikan tangannya untuk menaiki angkot.

Geral langsung menahan Dena.

"Gue anter pulang," kata Geral to the point.

"Gak usah Geral," tolak Dena dingin.

"Gak ada bantahan, Denara Aquarine. Atau nanti. Lo. Gue pecat," ancam Geral

"Oke! Dena gak jadi naik angkot," keluh Dena.

"Bagus,"

Geral menarik lengan Dena untuk ikut pulang bersamanya.

🌺🌺🌺🌺🌺

"Kita mau ke mana? Ini bukan jalan pulang rumah Dena. Ral," kata Dena memegang bahu Geral yang sedang menyetir.

"Udah diem. Nurut aja," jawab Geral.

Mobil milik Geral pun melesat dengan kecepatan di atas rata rata. Menembus kemacetan sore hari yang padat pengendara. Entah beroda dua mau pun beroda empat. Dena hanya menatap jalanan dari luar jendela mobil Geral.

Tiba di tengah jalan. Geral mengajak Dena ke taman dan Geral pamit membeli eskrim kepada penjual eskrim keliling yang tak jauh dari posisi mereka.

"Makasih," jawab Geral pada penjual eskrim.

Geral memberi satu eskrim coklat kepada Dena. Dan Geral memakan eskrim rasa Vanila.

"Geral, Dena mau punya Geral," pinta Dena dengan pup eyesnya.

"Lo kan juga ada, ngapain minta punya gue?" tanya Geral

"Dena alergi coklat. Dena sukanya eskrim Vanila," jawab Dena menjelaskan.

Geral pun membeli kembali eksrim Vanila untuknya. Dan memberi eskrimnya kepada Dena. Beruntung Geral belum memakan eskrimnya tadi.

"Makasih Geral," ucap Dena tersenyum manis.

Geral mengacak acak rambut Dena. Lalu menghabiskan eskrim bersama Dena di taman mutiara.

"Eskrimnya enak," jujur Dena saat di dalam mobil menuju pulang.

"Nanti kita ke tempat itu lagi," jawab Geral sambil menyetir dan di balas anggukan semangat oleh Dena.

🌺🌺🌺🌺🌺

Sampai di rumah Dena, Geral ikut turun ke luar mobil. Menutup pintu mobilnya dan mendekat ke arah Dena.

"Makasih udah beliin Dena eskrim," ujar Dena tersenyum tulus.

"Sama-sama. Karena udah malam, gue pamit pulang ya, lo jaga diri baik baik, kalau ada apa apa kabari gue, dan jaga kesehatan juga," pesan Geral

"Iya Geral. Geral juga ya, jangan Dena doank," balas Dena ikut ikutan.

Geral mengeluarkan kekehannya.

"Iya Denara, yaudah gue pulang. Maaf soal tadi siang, dan." Geral menjeda ucapannya. "Selamat malam, Denara Aquarine,"

Geral mencubit pipi berisi Dena. Lalu menarik hidung Dena pelan. Kemudian masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Dena.

Dena masih diam di tempatnya. Memegang dadanya yang bergemuruh. Bahkan setelah kepergian Geral, senyum Dena terbit tanpa sadar dan tak bisa luntur.

"Dena kenapa ya?" gumam Dena sambil memegang dadanya yang berdetak tak beraturan.

Drttt...drttt

Ponsel Dena berdering. Menampilkan chat seseorang di sana. Dena membukanya dan membacanya teliti.

"Om Arwan," gumam Dena.

Om Arwan|| online

Maaf om ganggu malam malam chat kamu Dena. Om cuman mau menyampaikan bahwa mulai besok kamu bisa ke sekolah di sekolah punya Om. Akan ada yang mengirim perlengkapan sekolah kamu besok pagi, dan besok kamu akan di antar oleh salah satu supir  Om, kalau ada sesuatu atau kamu tidak nyaman dengan sekolahnya silahkan kabari Om ya

Dena berteriak kegirangan. Kemudian membalas chat Arwan dengan penuh semangat.

"Yes besok sekolah!!" pekik Dena melompat kegirangan.

TBC

Ig :@Carol_lista

Jangan lupa tekan bintangnya☺👋 Dan makasih udah mampir sampai juma di next part ya guys!^^

DERAL (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang