The Heart of the Seventy Villain

61-65

Bab 61 Pengalaman Hidup
Matikan lampu, kecil , sedang dan besar
Bab Sebelumnya : Bab 60 Awal Sekolah──Bab Berikutnya: Bab 62 Pengakuan──

Dalam beberapa hari terakhir ketika Mo Wanxia tidak ada, suasana hati Dong Nan Li tidak bisa tenang, agar tidak menarik perhatian para junior, dia tidak berani melihat Fu Shidong tanpa izin.

Jika semuanya seperti yang diharapkan, bahkan jika bajingan ini ingin melewatkan hal-hal yang bukan milik mereka, mereka masih sia-sia.

Selama dia masih hidup selama satu hari, dia pasti akan menyimpan barang-barang milik kakak laki-lakinya.

Li Tenggara kehilangan istrinya di tahun-tahun awal dan sekarang tinggal sendirian di rumah pekarangan. Dia biasanya diasuh oleh seorang pengasuh. Ketika akhir pekan tiba, para junior akan bergiliran merawatnya.

Misalnya, hari ini giliran Dongzhengyang.

Di siang hari, karena dia marah pada Ye Ningyao, dia datang ke rumah kakek kedua di malam hari, tanpa sadar dia mengangkat wajahnya, seolah-olah seseorang berhutang padanya.

Li Tenggara dalam suasana hati yang buruk, dan bahkan lebih buruk melihat kebajikannya saat ini.

"Jika kamu tidak mau menemaniku, apa yang kamu lakukan? Jangan tunjukkan wajahmu kepadaku di sini!"

Faktanya, Dong Zhengyang memiliki banyak pendapat tentang kakek kedua ini, dan menganggap lelaki tua ini terlalu usil, kakek Tidak ada yang mewarisi harta keluarga, jadi mengapa dia tetap menempatinya dan tidak memberikannya kepada yunior?

Siapa yang percaya bahwa tidak ada keegoisan?

Tapi takut beratnya Upacara Tenggara, kata-kata batin ini hanya bisa busuk di perut dan tidak bisa diungkapkan sesuka hati.

"Kakek, aku tidak bahagia, tapi aku sedikit lelah belajar hari ini." Keluarga Dong dari generasi yang lebih tua sangat bersatu. Kakek Dong Zhengyang adalah adik laki-laki Nan Li, yang meninggal beberapa tahun yang lalu.

Dalam dua tahun terakhir, ia mulai mengubah nadanya dari "Kakek Kedua" menjadi "Kakek", hanya untuk lebih dekat dan mendapatkan lebih banyak properti.

Pihak lain adalah pria atau hantu, pria tua itu sekilas tahu apa yang dia pikirkan di dalam hatinya, sebenarnya dia tahu betul.

Bagaimanapun, itu adalah darah adik laki-lakinya, dan dia biasanya terlalu sombong dan mendominasi, dan dia hanya membuka satu mata.

Mendengar penjelasan tidak tulus semacam ini, Li Tenggara hanya mengerutkan kening dan kembali ke ruang kerja dengan tangan di punggungnya.

Melihat lelaki tua itu akhirnya pergi, Dong Zhengyang berani mengambil napas, jika dia tidak dipaksa untuk tidak berdaya, dia tidak akan datang ke sini untuk marah.

Langit berangsur-angsur menjadi gelap, dan Mo Wanxia tahu bahwa hari ini Dongzhengyang tinggal bersamanya, jadi dia pulang dan berganti pakaian bersih dan rapi, lalu datang dengan sekeranjang telur.

Itu tidak terlihat seperti seseorang yang telah melakukan perjalanan jauh, dan datang ke sini di tengah malam hanya untuk mengantarkan makanan.

Pada saat dia melihat cucunya, mata Li Tenggara berkilat gembira, tetapi dengan kehadiran orang luar, dia hanya bisa berhati-hati dalam kata-kata dan perbuatannya.

Dongzheng Yang melihat keranjang telur dan mau tidak mau meludahkan bibirnya ke dalam hatinya, diam-diam menyuarakan: Telur macam apa yang dikirim di tengah malam? Sepertinya dia berbakti? Benar-benar tahu bagaimana berpura-pura!