_PART TWELVE #12_

4.9K 99 5
                                    


              Sungguh apapun akan Camelia lakukan sesuai perintah Lean tapi untuk pernikahan, tidak ia tidak bisa karena kata itu adalah sebuah kata yang paling Camelia benci dalam hidupnya kata-kata keramat sekaligus bencana. Meski ia tau dan sangat sadar jika keluarga Dastan sudah sangat banyak berjasa dalam hidupnya.

"Maaf aku tidak bisa." Tolak Camelia mentah hingga sepasang suami istri muncul yang tak lain dan tak bukan adalah Alex dan Ayana.

"Sayang kita perlu berbicara secara kekeluargaan." Pinta Ayana yang semakin mrmbuat Camelia bingung dibuatnya hingga akhirnya mau tak mau gadis itupun menurut dan berbicara didalam kamar Camelia.

Alex dan Ayana duduk berdampingan begitupun dengan Lean dan Camelia, wajah pria itu datar tanpa ekspresi sedikitpun sedangkan Ayana seperti sedang cemas dan Alex berwajah tenang hingga pria itu membuka suara.

"Jadi tadi Lean mendapatkan kabar jika Zetta kabur dengan seorang pria dan memesan tiket ke Italia menggunakan paspor palsu, semua anak buah sudah mencarinya dan kini tangan kanan dady yang berada disanalah yang mencari." Jeda Alex seperti tak enak untuk melanjutkan perkataannya.

"Saya maksud dady adalah karena Zetta kabur bersama pria lain dan menghina keluarga kita jadi kami memutuskan untuk menikahkanmu dengan Lean agar acara ini tetap berlangsung dan keluarga kita tidak menanggung malu." Lanjut Ayana dengan wajah penuh harap.

Camelia masih bingung dengan keadaan yang terjadi saat ini, tiba-tiba dirinya harus menggantikan posisi pengantin wanita yang sudah kabur dengan pria lain, kenapa harus aku?.

"Mom tapi kenapa harus denganku? Lean bisa memilih yang lain? Ada banyak maid disi-."

"Kau menghinaku agar menikah dengan seorang pelayan begitu? Cih dasar gadis tidak tau berterimakasih sudah untung kedua orang tuaku membelimu dulu." Ucap Lean pedas bahkan langsung menusuk hati terdalam Camelia hingga tiba-tiba sekelebat bayangan muncul.

"Lean!!!." Tegur Alex dan Ayana berbarengan, mereka tak suka dengan cara bicara Lean yang seperti itu.

Tak terasa air mata Camelia jatuh dan cepat-cepat ia hapus. Ia paham kenapa Lean bisa sebenci dan semarah itu padanya hingga sekarang tapi sungguh Camelia sangat membenci kata pernikahan.

"Kami tidak bermaksud untuk perhitungan denganmu Lea tapi selain waktu yang memaksa momy juga tak ingin kehilanganmu dan jauh darimu, momy fikir ini yang terbaik untu kalian dan momy harap kau menerimanya." Ayana berkata dengan wajah penuh harap dan sedih yang bercampur aduk.

Melihat wajah paruh baya itu yang sudah sangat lama mengurusnya hingga sebesar sekarang membuat Camelia tak tega dan sedih, meski Alex memasang wajah tenang andalannya tapi Camelia tau ayahnya itu juga merasakan hal yang sama.

Apa ini saatnya dia membayar semua kebaikan keluarga Dastan? Dengan cara menggantikan posisi pengantin wanita dan menikah dengan putra keluarga yang sudah mengurusnya sejak kecil? Sungguh Camelia sangat dilema.

"Jika memang ini jalan satu-satunya baiklah aku akan menerimanya tapi sebelum itu bisakah aku hidup seperti sebelumnya? Jangan merubah apapun dalam hidupku."

❤❤❤

Seorang gadis dengan gaun pernikahan yang indah sedang menggandeng tangan sang ayah menuju pelaminan yang dimana sudah ditunggu oleh mempelai pria. Berulang kali Camelia mengedipkan matanya berharap jika ia sedang tertidur dan bermimpi tapi semakin sering ia berkedip maka semakin takut rasanya menerima kenyataan pahit ini.

The Flavor ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang