_PART FOURTEEN #14_

4.8K 84 1
                                    


             
                Jam lima sore hari ini Camelia berenang santai dengan langit sore yang biasanya indah kini tertutupi oleh awan hitam dan sepertinya akan turun hujan, dirumah sedang tidak ada orang kedua orang tuanya berada di Cina untuk urusan bisnis sedangkan Lean sudah pergi kekantor sejak petang sebelum Camelia bangun.

Saat akan sarapan salah satu maid yang memberitahunya jika Lean sudah berangkat kerja sejak pukul lima pagi. "Nia, Ambilkan aku buah!." Titahnya pada sang maid yang baru bekerja satu minggu yang lalu, gadis lugu yang berparas cantik dengan tinggi semampai hampir menyamai Camelia.

Berumur 28 tahun dan masih singgle entah mengapa gadis itu melamar kerja dirumah ini sebagai maid. "Ini buahnya nona." Nia memberikan sekeranjang buah dengan berbagai macam dan sebuah pisau untuk memotong apel ataupun pir.

Camelia merebahkan tubuhnya diatas kursi longer yang ada lalu memakan buah anggur yang baru datang kemarin sedangkan maidnya itu kembali ketempat semula diambang pintu yang menghubungkan langsung antara kolam dan ruang tamu bersama dengan dua maid yang lain.

Camelia merebahkan tubuhnya diatas kursi longer yang ada lalu memakan buah anggur yang baru datang kemarin sedangkan maidnya itu kembali ketempat semula diambang pintu yang menghubungkan langsung antara kolam dan ruang tamu bersama dengan dua maid...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiga maid itu hanya berdiri menunggu perintah selanjutnya dari Camelia seperti biasanya karena itulah pekerjaan mereka.

"Enak sekali ya menjadi nona Camelia hanya berdiam diri saja uang tetap mengalir diATMnya." Ucap Mia berbisik kepada dua maid yang lain tapi tak ditanggapi.

"Bagaimana jika aku juga menjadi nona rumah ini? Sepertinya menyenangkan." Halu Mia lancar.
"Diamlah atau nona akan mendengarmu." Tegur salah satunya agar tak bergosip meski jarak mereka sekitar 17 meter dari sang atasan yang tengah bersantai.

Hal itu membuat Mia geleng-geleng tak percaya sebegitu takutkah mereka padahal berbicara dengan suara berbisik dan jarak mereka juga cukup jauh. "Posisinya sangat jauh tapi kalian terlihat takut sekali." Lanjut Mia tak mendengarkan ucapan rekannya.

"Memiliki suami yang tampan dan mapan seperti tuan Lean memang suatu keberuntungan yang tidak datang pada setiap wanita aku jadi ingin menjadi nona Camelia."

"Memang kau sangat ingin menjadi diriku ya Mia? Menjadi istri dari seorang Oleander Valeron Dastan begitu? Cih jangan mimpi terlalu tinggi, kau hanya seorang maid dirumah ini." Tiba-tiba Camelia muncul didekat mereka menyahuti perkataan Mia tadi.

Ketiga maid itupun terlonjak kaget melihat majikan mereka yang muncul seperti hantu tanpa suara. "Maaf nona saya hanya-."

"Hanya apa? Bahkan setelah ditegur oleh dua rekanmu kau masih belum sadar posisimu, dasar jalang!." Ejek Camelia dengan kata-kata pedasnya membuat maid yang lain juga ikut merasa takut terkena semprotan pedas Camelia.

Dugh.

Saat akan berjalan melewati ketiga maidnya tiba-tiba Mia jatuh dengan sendirinya membuat dirinya dan kedua maid yang lain terheran-heran dengan hal itu hingga "Camelia!." Seseorang memanggil namanya cukup keras dari arah ruang tamu dan itu adalah Lean.

The Flavor ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang