Y/N Y/L/N dan Draco Malfoy.
Tulisan yang terpampang di lembar jadwal pasangan patroli prefek baru dengan sukses membuat nafas Y/N habis lebih cepat dari serangan Bludger manapun. Apa dia beruntung, atau malah benar-benar sial?
Y/N tidak bisa memutuskan, dan dia hanya berdiri di koridor, menatap lembar perkamen yang tertempel di dinding sendirian seperti orang sinting jelas tidak membantu. Y/N bisa menghitung dengan satu tangan seberapa sering dia mengobrol dengan si prefek pirang itu – sekali di kelas Ramuan saat tangan mereka bersentuhan karena hendak mengambil bahan yang sama di lemari, dan di kelas Mantera saat dia mengagumi pena bulu Malfoy yang di balas dengan "terimakasih" singkat, dan yang terakhir, tiga minggu lalu, saat dia tidak sengaja menabrak Malfoy saat keluar dari pertemuan prefek dan bilang "permisi".
Kalau diingat-ingat, Y/N dengan tepat tahu kapan dia jatuh hati padanya. Sebelumnya dia pikir Draco cuma pengganggu sampai suatu hari dia mendapatinya sedang duduk sendirian di courtyard, asyik membaca buku sambil mengetukan kaki. Cahaya matahari menyinari kepalanya, membuat rambut pucatnya kelihatan sangat halus, rambutnya semacam lingkaran cahaya mengelilingi wajah tampannya yang seakan dipahat.
Saat itulah Y/N sadar kalau dia benar-benar kesengsem dan kacau.
Bagaimanapun, sebagai seorang Ravenclaw, dia diberi cukup kesempatan untuk menjauhi Draco dan berpura-pura bahwa Draco maupun perasaanya pada si Pangeran Slytherin tidak pernah ada. Dia memberi penghalang kuat...setidaknya menurutnya sendiri.
Menatap perkamen lebih dekat, dia mengecek waktu yang terdaftar di bawahnya. Mereka dijadwalkan pada dua shift malam, sesuatu yang membuat Y/N jengkel berkepanjangan. Lembur sampai jam 1 malam di sekolah adalah hal terakhir yang dia inginkan, tapi dia juga tidak ingin protes ke bagian administrasi. Tidak saat dia jadi partnernya.
oOo
"Itu benar-benar sial, Y/N," Rena bersimpati dari dipan di seberang kamar. "Mulailah mempersiapkan kutukan dari sekarang. Kau tidak tahu apa yang bisa membuat dia bisa tertawa."
"Ayolah, dia tidak mungkin seburuk itu," balas Y/N, melempar bantal ke arah teman sekamarnya. "Dia selalu ramah padaku. Dan kau harus setuju, rambutnya kelihatan lembut parah."
Keheningan memenuhi ruangan selama Rena berfikir.
"Jadi maksudmu kau naksir pada Draco Malfoy," tanyanya berbisik.
"Kata 'naksir' terlalu kuat," kata Y/N, mencoba mengendalikan suasana kembali. "Aku cuma bilang menurutku dia menyenangkan untuk dilihat. Itu saja."
"Kau pembohong yang buruk, kau tahu itu, kan?" Rena tertawa, merendahkan suaranya dengan tangan agar tidak membangunkan anak lain di kamar Ravenclaw mereka. "Aku lihat bagaimana caramu melihatinya di kelas Ramuan. Jangan coba-coba menyangkal."
"Aku tidak menyukainya!" desis Y/N. "Dan kalaupun iya, apa itu masalah?"
"Tidak sih. Aku faham, kok," Rena mengingatkannya, duduk dengan dagu bertopang siku. "Kau kenal aku, Y/N. Tidak akan ada pendapat dariku. Lagipula, jadwal patroli pertamamu dengannya baru besok malam, bukan?"
Y/N mengangguk, lupa fakta bahwa ini sudah malam. "Er, ya. Besok, jam 10 sampai tengah malam."
"Hm." meskipun Y/N tidak bisa melihat wajah Rena, dia tahu kalau Rena sedang menggoyangkan alisnya. "Selamat senang-senang. Beritahu aku nantinya bagaimana."
oOo
Y/N akan menjual jiwanya pada setan untuk belajar bagaimana menunggu di koridor, sendirian tanpa ada yang bisa di lakukan, menunggu orang yang dia taksir hampir setahun. Dia sudah coba menyandar ke dinding, beberapa meter dari papan jadwal prefek di dinding, dengan acuh melayangkan bulu yang jatuh di tanah didekatnya saat dia sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR, MIRROR ✔
FanfictionDRACO MALFOY X READER translated from drawlfoy.tumblr.com reader dan draco mendapat jadwal patroli bersama karena mereka berdua prefek. reader naksir berat pada draco tapi tidak mengatakan apapun karena sikap draco yang acuh dan reputasi reader yang...