3

2.5K 416 3
                                        

Y/N menghembuskan nafas saat dia keluar untuk mencari Profesor Flitwick, rambutnya terurai dari gelungan karena gerakan kasarnya menarik lepas ikatan rambutnya.

Bangsat bangsat bangsat bangsat bangsat ....

Bagaimana dia bisa tahu? Y/N selalu menjaga baik rahasia dan teman-temannya juga begitu...sejauh yang ia tahu, setidaknya. Mungkin dia ketiduran di kelas ramuan dan menyatakan cinta matinya pada Malfoy imajinasi di otaknya, tapi mengingat para Slytherin adalah mahluk curang dan licik, tidak mungkin mereka tidak mentertawakannya. Dan Y/N bahkan tidak merasa lelah, terima kasih pada ramuan mata-lebar yang dia minum sebelum shift patrolinya dari pukul 10 sampai 12.

Y/N merenung sampai akhirnya dia mencapai ujung koridor yang tidak begitu terasa familiar, tiba-tiba Y/N menyadari bahwa saat dia begitu fokus pada apa yang ia sibuk pikirkan, sampai-sampai dia melewatkan tikungan ke kantor Flitwick. Meski begitu, ujung koridor ini anehnya terasa familiar, dan saat dia menoleh ke kiri, Y/N langsung tahu sebabnya.

Cermin yang dia temui saat patroli jaga bersama Draco berada tepat didepannya. Kalau dia memincing dalam kegelapan, dia bisa melihat ukiran TASRAH di puncak cermin, hal yang akan dia simpan dalam memori demi keperluan pencarian selanjutnya ke perpustakaan. Tapi sebelum Y/N menghabiskan banyak waktu untuk mengingat sesuatu tentang cermin dihadapannya, gerakan dari bayangan cermin mengejutkannya.

"Aah! Malfoy!"

Malfoy sudah muncul disampingnya, ikut menatap cermin dengan wajah menggoda. Seringai muncul di wajahnya sementara jarak diantara mereka makin berkurang, Malfoy mengistirahatkan dagu di puncak kepala Y/N dan dia memejamkan mata senang.

Satu-satunya masalah adalah saat Y/N menoleh ke samping, Malfoy tidak ada dimanapun. Dia hanya ada dalam cermin, dan tampaknya bayangan Y/N juga tidak memantulkan Y/N yang sebenarnya saat dia memperhatikan lebih dekat. Y/N di dalam kaca mengenakan seragam resmi Kementerian yang hanya dipakai oleh para petinggi anggota Kementerian...jejak karir yang sangat Y/N dambakan. Dia tertawa, menautkan jemari dengan milik Malfoy dan menggenggamnya erat.

Y/N menonton, kehilangan kata-kata, semuanya mulai terasa masuk akal. Mirip seperti teka-teki yang harus ia pecahkan pada masa lalu di pintu masuk asramanya, kebingungannya mulai menghilang, menatap lurus ke jawaban di depannya.

Tasrah adalah kata Hasrat dibalik. Dia menghasratkan posisi tinggi di Kementerian dan Draco Malfoy. Itu bukan lagi rahasia, setidaknya bukan rahasia untuknya.

Tapi sekarang Malfoy juga tahu. Dia sudah mengakui kalau dia melihat bayangan mereka di pantulan cermin saat dia menarik lengan jubahnya. Saat dia mengira dengan polosnya bahwa cermin ini adalah cermin tua biasa, dia sudah benar-benar salah besar. Dan, entah bagaimana, Malfoy tahu cermin ini bukan cermin biasa.

Sekarang Y/N harus menemui Profesor Flitwick.


<>


"Lawak banget," aku Rena, memotong dadu akar ubinya dengan sangat ahli. "Tapi ngeri. Apa yang akan kau lakukan?"

Y/N menghela nafas, menambahkan bahan ramuannya sendiri ke kuali yang ada didepannya. "Entahlah. Aku sudah bicara pada Flitwick, tapi dia menolak untuk menukar pasangan patroli. Dia ceramah tentang persatuan asrama dan kekanak-kanakan. Aku ingin mendesak, tapi aku masih ingin dipilih jadi prefek sampai tahun depan, jadi aku harus menurut."

"Terus, kamu mau bersikap bagaimana di depannya? Apa kau akan tetap bersikeras atau akan mengakui perasaanmu?"

"Well, dia sudah tahu ini," jawab Y/N, "Tapi aku tidak akan mengaku, aku bisa bilang padanya kalau dugaannya adalah omong kosong karena aku kembali kesana dan aku cuma lihat bayanganku sendiri."

"Itu kejam, dan kau tahu itu."

"Kamu bilang begitu seakan dia tidak kejam."

"Iya juga, sih."

Keduanya bekerja dalam diam, menyelesaikan tugas tambahan di ruang bawah tanah yang sejuk. Y/N menggigil saat dia mulai membersihkan bahan dan menyadari Rena menguap terus-terusan.

"Rena, kau tidak perlu tinggal. Aku tahu kau lembur sampai malam untuk belajar semalam. Biar aku yang mengurus ini, kau pulanglah ke kamar nanti aku susul dan aku pesankan teh."

Rena tersenyum. "Kau yakin? Kau tidak kelihatan cukup istirahat juga,"

"Beneran. Kau lupa kemarin aku ketiduran melihatmu belajar habis-habisan? Kau berhak tidur lebih awal."

"Okay. Love you, Y/N!"

"Love you too."

Rena melompat, langsung bersemangat. Y/N memutar mata tapi ikut tersenyum, mengumpulkan sisa bahan dan mencuci bersih kuali.

Meski Y/N tahu dia melakukan hal benar dengan mengirim Rena pulang duluan, Y/N tidak bisa menahan diri untuk berharap dia tidak baru saja melakukan itu. Ruang bawah tanah selalu seram setiap saat, tapi lebih seram lagi waktu jam 11 malam dan kau sedang sendirian. Y/N pikir dia mendengar suara mencurigakan dari koridor, tapi dia mengelak dugaannya sendiri.

Tidak ada siapapun di bawah sini kecuali anak-anak Slytherin, dan mereka semua sedang berdiam di kamar megah masing-masing.

Ah, ya, para Slytherin. Y/N ngeri sendiri mengingatnya. Dia sedang ada di teritori Malfoy, sesuatu yang tidak begitu dia sukai saat ini. Bagian paling nakal dikepalanya berharap untuk mendapati Malfoy di habitat aslinya, tapi Y/N tahu itu akan membuat keadaan makin buruk.

Sebelum dia sadar, mejanya sudah benar-benar bersih dan sudah waktunya untuk pergi meniti koridor gelap dan dingin. Dia tidak tahu bagaimana Rena dengan riang berjalan di sepanjang koridor ini saat kemungkinan besar ada kumpulan tikus membangun peradaban disini.

Y/N menutup pintu di belakangnya dengan perlahan, mendesis saat tetesan air jatuh ke puncak kepalanya. Rasa dingin air yang turun ke lehernya membuat Y/N mengutuk. Terkejut, dia mendengar dengus tawa tertahan dari kegelapan di arah kirinya.

"Siapa disana?"

"Mau tahu saja."

Shit. Y/N mengenali suara itu dimanapun.

Draco Malfoy muncul ke jarak pandang dibawah sinar obor, mengenakan pakaian suteranya. Apa dia pernah tidak pakai baju sutera? Menyebalkannya, rambut Malfoy kelihatan tetap rapi dan klimis menimbang waktu yang sudah cukup larut, dan rambutnya memancar sinar keabuan, memantulkan cahaya obor, membuat lutut Y/N terasa lemas.

Malfoy mengangkat alis, menunggu balasan pedas dari Y/N. Y/N hanya balas menatap, matanya lebar dan pupilnya membesar dalam kegelapan. Apa yang harus ia katakan pada Malfoy?

"Aku kembali ke cermin itu setelah patroli kita," kata-kata Y/N begitu terburu dan bergetar.

"Terus?" Bibir Malfoy menyungging senyum dan matanya besinar.

"Dan aku tidak tahu kenapa kau begitu terpesona dengan cermin itu. Aku cuma melihat bayanganku."

Draco merengut, tapi Y/N masih bisa melihat tatap jahil dibalik ekspresinya. "Beneran?"

Y/N terpaku di tempat, tapi dia begitu ingin kabur dari situasi ini. "Er...yeah?"

Sebelum kata lain terlontar dari bibir sempurna Malfoy, sensasi terpaku yang Y/N rasakan memudar dan dia langsung minggat kabur melewati koridor panjang.

"Hey! Aku belum selesai bicara denganmu!"

Menolak untuk melihat ke belakang, Y/N langsung menuju ke arah tangga dan berlarian kecil, berdo'a agar Malfoy tidak mendengar langkahnya di lantai batu, Y/N sebenar-benarnya lari dari Malfoy.

Ini sangat-sangat memalukan. Ravenclaw tidak kabur, seorang Ravenclaw seharusnya tetap diam dan mengakali lawannya dengan kecerdasan dan kebijakan. Tapi, karena beberapa alasan, saat bersangkutan dengan Draco Malfoy, sikap Ravenclaw Y/N menghilang.

.

June 7th, 2021

MIRROR, MIRROR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang