5

2.3K 354 48
                                    

"Rena, aku akan membunuhmu!"

Teman sekamar Y/N mendongkak, ketakutan terlihat di matanya. Buku Tuntunan Pelajaran Transfigurasi yang terbuka langsung terlupakan saat dia melihat temannya membanting pintu dan melompat ke kasur. "Oh?"

Y/N melepas jubah dan membuangnya jatuh ke lantai. "Kapan kau akan memberitahuku kalau kau dan Malfoy membicarakan aku?"

Teman sekamarnya menyipitkan mata, mencondongkan badan dari kursi dan menopang kepala dengan dagu. "Kau bicara apaan dah? Dia mendekatiku dan tanya kalau kau sudah tahu apa sebenarnya cermin itu atau belum. Aku jawab sudah. Itu saja."

Kemurkaan meleleh dari ekspresi Y/N saat dia tersadar.

"Oh. Oh, Rena, I'm sorry. Aku tidak tahu. Dia bilang kau memberitahu dia 'segalanya'."

"Dan kau mempercayai omongan si Slytherin itu? Kata-kata Malfoy? Asli deh, Y/N, kau bikin aku sakit kepala." Rena mengirimi Y/N senyuman. "Apa yang terjadi? Kau sudah mengaku padanya?"

Wajah Y/N berubah kecut saat ingatan yang ia coba lupakan sepanjang perjalanan pulang ke kamar tersangkut seperti sedak di kerongkongan. Sisa patroli mereka berdua terasa sangat tegang dan menyiksa. Malfoy tidak biasanya diam, mengepalkan tangannya setiap sesaat sekali dan menggaruk belakang lehernya saat dia sudah lelah mengepalkan tangan. Y/N tahu pasti wajahnya merah terbakar saat mereka bertukar pamit – yang mana tidak bisa disebut pamitan yang baik dan benar, hanya anggukan tidak nyaman sebelum membalikkan badan untuk kemudian kembali ke arah kamar asrama masing-masing – dan Y/N mengutuk fakta bahwa tempat perpisahan mereka tepat berada dibawah pijar obor.

Y/N lebih memilih kalau Draco langsung bilang padanya kalau dia tidak menyukai Y/N; bagaimanapun Draco memang sudah pernah bilang padanya begitu, minggu ini atau minggu lalu di Aula Besar saat dia bilang dia tidak begitu suka anak Ravenclaw.

Mungkin aku yang harus menjauh. Mungkin aku adalah bajingan yang sebenarnya dalam situasi ini dan aku membuat Malfoy merasa tidak nyaman.

"Yeah. Aku mengakui perasaanku padanya."

"Terus?"

"Sudah, begitu saja. Dia tidak merasakan hal yang sama," kata yang terlontar dari mulutnya terasa berat, menyesakkan nafas.

Rena bangkit dari kursi, wajahnya melembut. "Dia bilang begitu?"

"Dia tidak bilang apa-apa, sebenarnya."

"Well itu bukan berarti dia tidak merasakan hal yang sama," jawab teman sekamarnya. Suaranya terdengar riang menyakitkan bagi Y/N. "Mungkin dia hanya gugup."

Y/N menjawab dengan senyum lemah seraya menarik ikatan kuncir kuda dan laci pakaian untuk mencari baju tidur. "Sudah selasai, Rena. Aku tidak tahu kenapa aku menaruh harapan begitu lama. Memang dasarnya tidak mungkin. Aku cuma mau tidur sekarang."

"Maksudku, ini Malfoy yang sedang kita bicarakan, Y/N. Aku tidak pernah melihatnya genit pada cewek seumur hidupnya. Aku yakin dia tidak tahu bagaimana menanggapi perasaannya sendiri. Mungkin dia cuma agak jahil karena dia tidak tahu cara mengekpresikan dengan hal lain?"

"Aku ingin berhenti memikirkan tentang itu," Y/N mulai mengganti baju tidur dengan secept kilat dengan memunggungi Rena. "Aku ingin tidur dan melupakannya dan dapat nilai O untuk ujian Transfigurasi besok dan tidak pernah memikirkan anak-tajir-papa lagi. Tidak peduli seberapa tampan rupanya!"

Y/N melempar jubahnya ke keranjang baju kotor, membalikkan badan pada Rena dan mengiriminya tatapan yang menjeritkan kata aku menantangmu untuk tidak setuju.

"Aku hanya bilang," Rena memulai pelan. "Malfoy tidak kelihatan bangsat-bangsat amat waktu datang padaku dan menanyakan tentangmu. Aneh saja dia menanyakanmu kalau dia tidak tertarik padamu."

MIRROR, MIRROR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang