"Dia menciummu?"
"Tidak, tidak, bayangannya mencium bayangankuku!" seru Y/N keras di perjalanan ke meja Ravenclaw untuk sarapan. "Dan dia menggandengku dan sangat dekat denganku. Aneh sekali. Dia tidak akan pernah melakukan itu,"
Rena menggelengkan kepala tidak percaya, menunduk untuk menghindari Peeves yang melayang. "Itu...sihir yang aneh sekali. Apa tulisan dikacanya lagi?"
"Pasrah? Tasrah? Aku tidak ingat tepatnya," aku Y/N. "Kejadiannya cepat sekali sampai aku tidak sempat mengingat nama kacanya."
Mereka berdua masuk Aula Besar dan mendekat ke meja Ravenclaw. Y/N mengingatkan diri untuk tidak melirik ke meja Slytherin, meski kebiasaannya memaksanya untuk mencuri lirikan ke arah sana.
"Dan yang paling buruk adalah," lanjut Y/N begitu mereka berdua sudah duduk, "Dia tahu sesuatu yang aku tidak ketahui. Dia nyengir sendiri terus-terusan selama sisa waktu patroli. Aku tahu betul dia pasti punya rencana tolol, dan aku gengsi, dong, buat bertanya padanya,"
"Kau harusnya terseleksi masuk Gryffindor," goda Rena, mengoleskan selai ke roti panggang miliknya. "Tapi aku mengerti, kok. Ini Malfoy yang sedang kita bicarakan. Dia akan mengejekmu habis-habisan kalau kau berani tanya,"
"Aku bahkan tidak menggenggam tangannya," ujar Y/N tidak pada siapapun, menatap permukaan meja dengan wajah bingung. "Maksudku, aku memegang lengannya selama sekitar satu detik, tapi kemudian aku mencengkram lengan jubahnya. Di bayangan aku menggenggam tangannya."
Teman sekamar Y/N itu hanya mengedikkan bahu, "Siapa yang tahu perihal cermin ajaib?"
"Shhh, diamlah!" desis Y/N. "Aku tidak mau orang lain dengar apapun tentang ini!"
Syukurnya, hanya ada sedikit anak Ravenclaw yang dengar, membuat Y/N dan Rena mendapat tatap keheranan.
"Bukan apa-apa," kata Y/N pada mereka, memberi senyuman terpaksa sebelum kembali memandang Rena dan mencondongkan badan untuk kemudian berbisik. "Kita harus cari tahu sendiri. Bagaimana kalau kita ketemuan di perpustakaan setelah kelas hari ini?"
"Maaf saja, aku punya esai Ramuan yang harus di garap, dan aku tahu pasti kau juga harus mengerjakan esai itu," Rena mengingatkan. "Dan kau punya jadwal patroli lagi malam ini, jadi kau harus cepetan menyelesaikan tugas itu tepat setelah kelas biar punya waktu untuk makan malam dan tidur cukup. Kau bisa mengurus masalah ini besok besok, kalau sudah punya waktu senggang."
"Makasih, mak," Y/N mengomel, memutar mata dan menusuk satu buah menggunakan garpunya. "Aku cuma ingin tahu sebelum bertemu dia lagi. Itu saja."
Rena terlihat berfikir beberapa saat.
"Bagaimana kalau kau coba buat dia mengakui sesuatu? Atau pergi lihat cerminnya lagi untuk mengecek kalau dia masih ada di bayangan cermin bersamamu."
"Ide bagus," Y/N menyetujui. "Sepertinya aku akan melakukan itu,"
oOo
Y/N kesusahan memutuskan kalau dia ingin mencekik Snape karena memberi esai se-abreg atau mencekik diri sendiri karena lebih memilih urusan tidak penting duniawi daripada hal penting lain. Butuh waktu dua kali lebih lama dari biasanya untuk Y/N menyelesaikan tugas esai, membuatnya kehabisan waktu sebelum makan malam.
Y/N mengeluhkan kengeriannya pada Rena saat mereka duduk makan berdampingan.
"Sekarang aku harus ngapain?" Y/N merintih, tetap menjaga suaranya rendah agar tidak menarik perhatian. "Aku akan bertemu Malfoy dan kelihatan seperti orang bego karena dia tahu sesuatu sementara aku tidak–"

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR, MIRROR ✔
FanfictionDRACO MALFOY X READER translated from drawlfoy.tumblr.com reader dan draco mendapat jadwal patroli bersama karena mereka berdua prefek. reader naksir berat pada draco tapi tidak mengatakan apapun karena sikap draco yang acuh dan reputasi reader yang...