Act 6

58 1 0
                                    

WARNINGADULT CONTENT FULL OF SIN ❗️BE WISE Dan tolong vote nyatap doang tap doang tap doang👀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING
ADULT CONTENT FULL OF SIN ❗️
BE WISE
Dan tolong vote nya
tap doang tap doang tap doang
👀

***

Hyora menatap cermin dengan perasaan tak yakin. Secarik kain baju tidurnya yang tembus pandang melekat pada tubuhnya, tipis dan pendek dengan tali tipis di kedua bahu. Bahkan samar - samar terlihat dalaman dan juga branya. Hyora masih waras untuk tidak melepas dua penjaga terakhir tubuhnya meski nanti terlepas juga.

Seokjin pasti suka, pikirnya. Tidak tahu nanti. Yang ia ingat terakhir kali Hyora memakai pakaian semacam itu saat Seokjin marah padanya, dulu sekali. Berusaha meluluhkan emosi suaminya dengan rayuan meskipun sebenarnya Hyora merasa geli sendiri. Dan kali ini, Hyora ingin membuat atensi suaminya hanya untuk dirinya saja. Tapi, bisakah ?

Seokjin memiliki hal lain yang tak bisa ia tinggalkan. Mengingat perselingkuhan suaminya saja sudah membuat matanya memanas hendak menangis, tapi diurungkannya karena mendengar pintu kamar terbuka. Menoleh, dan Seokjin datang dengan wajah kusut itu langsung tersenyum.

Benar kan tebakan Hyora.

"Sayang, kau sedang menggodaku atau bagaimana ?" Bahkan tangan Seokjin sudah melempar tas kerjanya asal. Memeluk istrinya yang kelewat cantik ditambah dengan balutan gaun tidur dengan pesona seksi itu. Ah, jarang - jarang mata Seokjin di beri pemandangan menyegarkan seperti ini. Rasa lelah yang menggelayuti sejak tadi hilang seketika.

"Ayo makan dulu" ajak Hyora, padahal tubuhnya tak berniat lepas dari dekapan sang suami yang kini sudah mengecupi bahu telanjangnya.

"Kalau kau saja yang ku makan bagaimana ?" Hyora memejam begitu merasakan sentuhan lembut di pahanya. Rasanya masih sama seperti sebelum - sebelumnya, bagaimana Seokjin dengan begitu lembut dan penuh kasih sayang itu selau membuatnya merasa di puja - puja. Ada rindu yang tersirat dikala lelaki itu mengucapkan kalimat cintanya pada sang istri. Bertanya - tanya apakah benar Seokjin masih mencintainya? Lelaki itu kelewat pintar menutupi segalanya, jika saja hari itu Hyora tak mengikuti Seokjin, mungkin dia masih dengan begitu bodohnya mempercayai kalimat manis suaminya.

"Akh..." desahan lirih yang keluar dari bibir mungil Hyora terasa seperti nyanyian Siren bagi Seokjin. Lantas dengan tergesa - gesa, ia melepas gaun sialan itu dan mengangkat tubuh istrinya ke ranjang, tidak peduli dengan ajakan makan malam istrinya tadi sebab Hyora adalah hidangan utamanya.

"Aku cinta mati padamu, Hyo" tuturnya lagi. Sejemang Hyora merasa bahagia, sebelum air matanya tiba - tiba menetes dan membuat Seokjin menghentikan ciumannya. "Kak Seokjin, miliki aku malam ini" pintanya dengan suara serak, kedua telapak tangan Hyora sudah merangkum wajah suaminya, menarik agar bibirnya menjangkau Seokjin.

"Kau memang milikku, Hyo. Selamanya begitu"

Hyora tersenyum kecut, pembohong.

Dengan segenap emosi yang tiba - tiba muncul, Hyora membuka matanya yang terpejam. Melihat suaminya masih memberi kecupan manis diantara lehernya. Wanita itu mendengar suara telpon suaminya berbunyi.

Unfaithfully (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang