Part 5-Jujur lebih baik

129 12 0
                                    

Sabrina

Kenangan waktu itu, bagaikan cahaya gemerlipan di langit. Seperti bunga matahari yang bergoyang perlahan, aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal. Rasa sakit yang menggelitik sedekat ini. Bila kembang api yang mati di tengah musim panas itu bisa terpancarkan dalam air mataku, aku yakin kau pasti akan mengingatnya. Aku ingin mengatakan padamu bahwa aku sudah menunggumu di sini.

Aku membanting Hp dengan kesal ke atas kasur setelah membaca arti dari lagu jepang yang sedang kudengarkan. Setelah menonton animenya, aku jadi tertarik untuk mendengar dan mengetahui arti dari lirik original sound track anime itu. Memang dari kisahnya saja sudah mencerminkan kisahku sih, tapi siapa sangka liriknya seperti begitu ingin menyindirku!

Aku hampir menamatkan anime tadi dalam waktu semalam. Aku melirik jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 11. Bisa dibilang, aku menunggu kabar darinya. Yah, walaupun belum pasti, tapi apa salahnya menunggu dan berharap. Dua kata itu kan memang makananku sehari-hari dalam 2 tahun ini. Jadi aku sudah terbiasa.

Meow.

Satu notiffication Whatsapp terdengar dari arah kananku. Aku mencari-cari keberadaan benda kecil itu yang ternyata berada di ujung kasur hampir terjatuh. Dengan sigap aku mengambilnya sebelum benar benar terjatuh.

Sorry, gue ga bisa.

Mataku sedikit melebar setelah membacanya. Tanganku terkulai seperti tidak ada tulangnya dan mengangkat kedua lututku hingga sejajar dengan muka dan menenggelamkannya disana. Menikmati aliran yang tidak dapat dicegah melewati pipi, hidung kemudian lututku.

Lelah? tentu saja-

Seperti bunga matahari yang bergoyang perlahan, aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal.

 Kecewa? pasti-

Rasa sakit yang menggelitik sedekat ini.

Sakit? mana mungkin tidak-

Bila kembang api yang mati di tengah musim panas itu bisa terpancarkan dalam air mataku, aku yakin kau pasti akan mengingatnya. Aku ingin mengatakan padamu bahwa aku sudah menunggumu di sini.

Terhina? YAIYALAH.

"HUAAAA KENAPA PAS BANGET SIIH!!" Teriakku dengan kepala mendongak ke arah langit langit dan tangan diangkat tinggi tinggi untuk kugerakkan dengan bebas seperti tidak ada tulang sama sekali. Mengekspresikan perasaanku yang benar benar kesal karena merasa diledek oleh sebuah lagu.

Lirik yang sudah kubaca tadi seperti meneriaki-ku yang senasib dengannya. Tidak bisa mengucapkan selamat tinggal pada masa lalu dan hanya bisa terus menerus menunggu kapan bisa kembali ke masa itu.

Sejujurnya, aku tidak yakin kalau tadi aku benar benar menangis karena Bryan tidak ikut. Aku memang sudah hampir menangis saat menonton animenya karena benar benar sejalan dengan kisahku. Jatuh cinta pada orang yang sama dengan sahabatku. Ditambah dengan membaca liriknya. Mungkin aku baru bisa menangis saat membaca pesan Bryan saja. Ya pokoknya aku tidak mungkin menangis hanya karena dia tidak ikut kan? Hahaha yang benar saja.

Lagu yang tadi kudengar, masih mengalun memenuhi indra pendengaranku. Aku segera mematikannya dan berbaring menunggu kantuk. Memikirkan bagaimana aku begitu berharap kami berempat pergi ke negeri kangguru itu, menikmati perjalanan kami di sana dan melukis kenangan baru untukku bersamanya hanya akan membuatku sakit hati. Jadi, aku terus menutup mata walau latar hitam yang kulihat saat ini terus menerus menunjukkan wajah seram, aku tidak peduli. Lebih baik melihat wajah menyeramkan itu daripada mengingat hal tadi.

[Complifeated]

Author

Hari ini adalah hari kesukaan Sabrina, dan mungkin kesukaan semua orang. Hari Jum'at. Tapi, teman temannya melihat dia tidak seperti biasanya. Sedikit lebih murung. Seperti yang saat ini Ucup lihat.

ComplifeatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang